22

39.6K 2.9K 210
                                    

Selamat membaca semuanya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca semuanya!!

Jangan lupa tandai typo!

Vote, komen, sama bagikan cerita ini ke banyak orang!!

○●○

"ASTAGFIRULLAH DEDE.... YA TUHAN ANAKMU INI A"

Kake juragan dan nenek di sebrang sana sudah memanggil-manggil Sia karena khawatir dengan teriakan anaknya

"Dede mau kemana? Liat badan kamu udah basah kuyup gitu jangan bawa selang airnya kedalem rumah, tuhannn!!! lantainya kotor sayang"

"Mama tiak-tiak aja, blisik!!"

"Kamu ngapain bawa selang air ke dalem, itu kaki kamu kotor loh nak, awas itu kena sofa!"

"Lantaina kotor mama, dede bantu atu belsihin" anak itu  menyirami lantai tanpa rasa bersalah

"A..A..Aa.. anakmu ini loh" teriak Sia Prustasi

"Kenapa sih, aku lagi kerja ini sa... astaga!" kaget Bayu dari Ujung tangga" ini kenapa rumah kita kebanjiran gini?"

"Liat itu anak kamu a..." rengek Sia, masalahnya embak yang sering bantu di rumah tidak bisa ke rumah di karenakan jalan menuju rumah mereka benar-benar di tutup, walaupun bisa, Bayu dan Sia lebih baik mengistirahatkan embak nya karena Bayu tidak mau mengambil resiko keluarganya terpapar virus

Dan selama Covid ini Sia membersihkan rumah seorang diri kadang-kadang di bantu Bayu jika sedang tidak ada pekerjaan

Dan sekarang Sia rasa nya ingin menangis karena rumah nya sudah seperti di terjang banjir, basah di mana-mana

Sia ingin menangis sekaligus tertawa, menangis harus membersihkan rumah dan ketawa melihat sang anak sedang berselancar di keramik basah, bajunya sudah kotor karena di pakai berselancar di keramik rumah bercampur tanah dari kaki dan tangannya (kalian pasti tau berselancar di keramik itu emang nyenengin apa lagi klau pas Hujan)

"Awas itu lutut kamu luka nak!!,...
Awas jatoh! ... Astagfirullah tuh kan apa kata mama kepelesetkan!...aduhhh pas bungs Mama mau jatoh.. aduhh itu sofa awas kena air..." Sia benar-benar heboh

Triak Sia Pada sang anak "untung kamu pake pempes, pantat semok kamu jadi gak sakit" grutu Sia

"Hehehe" Nana hanya bisa cengengesan mendengar omelan sang mama

Bayu yang masih berada di ujung tangga menghampiri sang anak dan mengangkat nya

"Udah yuk, nanti dede sakit" dengan sigap Bayu menggendong Nana tanpa peduli pakaian nya kotor

"Ental papa ini selu!" Nana mengeliatkan badannya yang berada dalam gendongan sang papa supaya di turunkan

"Udah dingin nanti sakit"

"NO... papa.." Nana masih memberontak dalam gendongan sang Papa tak peduli bajunya basah, terkena baju basah dan kotor dari anak nya

"Sayang siapin air anget buat dede" peritah Bayu karena kasihan melihat bibir sang anak sudah mulai berubah warna ungu

"Mas ini gimana? Aku baru selesai beresin" Sia merengek menujuk pada kekacauan di rumah nya

"Nanti aku bantu beresin, cepet ini anak kamu mandiin masuk angin nanti"

"Hemm yaudah sini pindah ke mama, aa ambil hp aku di meja sana bapak sama ibu lagi vidio call tadi aku tinggalin" perintah Sia

"Mama dinin," Nana memeluk Leher Sia

"Suruh Siapa main air, nanti sakit nangis ke mama" Sia berpura-pura marah

"Mama hugh" Nana membenamkan wajahnya di ceruk leher Sia, Sia mengeratkan pelukannya merasa kasihan pada sang anak "aduhhh anak Mama kasian banget" Sia segera berjalan menuju kamar mandi

"dasar anak papa Bayu udah bikin rusuh aja jadi manja gini, Kan gak jadi mau marahnya" batin Sia

○●○

"Aloo ake julagan nenek!" seru Nana yang baru saja selesai mandi masih berbalut haduk di atas kasur "Mama dinin" racu Nana dengan handphone masih di genggaman nya

"Aduhh cucu kakek kedinginan, mama cepet pakein baju" seru bapak di sebrang handphone "emang dede tadi main apa Sampe kedinginan gini?"

"Dede tadi bantu Mama belsih lumah, pel-pel gitu" Sia melepas handuk sang anak, lalu mengoleskan minyak kayu putih lalu bedak ke seluruh tubuh sang anak

"Coba kepala dede angkat dulu" tanpa menjawab Nana mengangkat kepalanya langsung Sia oleskan minyak dan bedak di leher sang anak dengan handphone masih dalam genggaman

"Dede kapan main kesini, nenek rindu"

"Da tau, mama tapan kita lumah nenek?" Nana mengangkat satu tangannya untuk memasukan pada lengan baju

"Nanti ya kalo udah gak lockdown sayang" lalu Sia memakaikan celana dalam dan luar sang anak,

"Nanti ake, klo dak lodon katana Mama"

"Masi lama dong kake sama nenek kan rindu dede"

"Hemm dede Juga rindu, tapina dak boleh, nanti sakit semua kata Mama duga..... mama pake bedak ama palpum"

"Ia sayang" jawab Sia

"Cantik nya cucu ake!"

"Meman cantik, kata kaka dede paling cantik see konplek" percaya diri

Sia yang sedang mengambil sisir dan kunciran anak nya terkekeh, apa lagi bapak dan ibu sudah tertawa gemas mendengar ucapan sang cucu "Kapan kaka bilang gitu de?" Tanya Sia

"Wahhh kaka salah tuh, dede kan paling cantik sepulau jawa" ujar kake

"Ma Jawa dimana ma?"

Sia Yang sudah Selesai menyisir rambut sang anak langsung mengalihkan fokus nya pada si cantik Nana

"Gimana yah jelasin nya, emm.. nanti mama kasih tau Jawa di mana yah, sekarang dede udah wangi sama bersih, mau yuyu gak?"

"Mauuu!!!" Nana seakan sudah lupa dengan ke kepoan nya tentang Jawa apalah itu

"Dede di sini aja dulu yah ngobrol sama kake, nanti yuyu nya Mama bawa ke sini"

"Oke mama" seru Nana

Tbc.

Komen next di sini

Ps. Bab 23 sampai tamat sudah bisa di baca di Karyakarsa ya bestie!!

Mama Papa & Nana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang