12.

56.4K 3.4K 93
                                    

○□○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○□○

"Astagfirullah...." Sia terperanjat dengan pernyataan Bayu dan mendapat serangan pelukan dari belakang.

Bukannya Sia tidak suka namun mustahil bagi Bayu berlaku agresif seperti ini.

Beda lagi jika di dalam kamar apa lagi ranjang tidak di ragukan lagi bagaimana berbahayanya Bayu.

Tapi ini di luar kamar dan di dapur pula di tambah lagi ini bukan dirumah kami tapi di rumah orang tua Sia alias mertua Bayu.

Dia berpikir apa Bayu kemasukan arwah mesum di perjalanan menuju rumah orangtuanya, karna banyak Pohon- pohon besar di sepanjang jalan menuju kampungnya itu apa Bayu kerasukan genderwo genit?.

"Apa sih kamu a!!" Sia reflek memukul tangan kekar Bayu yang melingkari pinggang dan perut nya.

Yang di tegur hanya diam dan sibuk mengendus tengkuk Sia yang terhalang rambut wangi Sia.

"Astaga a, kamu kenapa? sikap kamu aneh, kamu kemasukan, makanya jangan berkendara mlem-malem, kaya gak tau aja di kampung masih banyak cerita mistis, kamu pasti kemasukan harus di rukiah pak ustad ini!"

Sia mencoba melepaskan lilitan Bayu, tapi itu percuma karna Bayi malah semakin merapat dan memirigkan kepalanya berpindah ke ceruk leher Sia, menghirup wangi istrinya yang sangat ia rindukan, sedikit memberi kecupan dan gigitan.

"awas deh a, kamu ganggu aku lagi nyuci" Sia benar-benar lemah denga  sentuhan Bayu

"Maaf" suara Bayu teredam di ceruk leher Sia

"Apa?" Sebenarnya sia tau apa maksud yang di katakan Bayu tapi ia ingin sekali lagi mendengar apa yang di ucapkan Bayu dengan jelas

"Maaf" ulang Bayu tepat di telinga Sia dengan di bumbui gigitan kecil di kuping Sia yang mendapat pukulan lagi dari Sia

"Kamu kerasukan a?" Sia berharap bapak ibu nya tidak keluar kamar dan melihat hal tidak senonoh seperti ini

"Maaf" kata itu yang terus di ucapkan Bayu

Mulai serius Sia membereskan pekerjaannya dan membiarkan Bayu melanjutkan keanehan nya dengan terus memeluk Sia dari belakang menumpukan dagu nya di pundak Sia.

Dia mengelap tangannya yang basah lalau berbalik "minta maaf buat yang mana?"

Dengan tangan masih melingkari perut Sia bayu menjawab "maaf buat yang malam itu"

"Emang malam itu ada apa?"

"Perkataan ku"

"Tepatnya?"

"Anak..."

"Hemm"

"Saya bukanya tidak mau punya anak, saya mau! Tapi saya takut" Bayu mulai menjelaskan

Mama Papa & Nana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang