C H A P T E R T W E N T Y N I N E

41 8 0
                                    

Hollaw guys

Zura ga nyangka udah ada ±1k yg baca thanks banget yang udah mampir, apalagi udah bertahan sampe sini
Moga bertahan sampe beres yaa 😊

Cinta banget sama kalian deh 🥰🥰

Jan lupa vomment ya gais

Ambil hikmahnya aja ya

Happy reading guys

^*^

Fake a Good Girl || Chapter Twenty Nine -  Pengkhianat

Lo mau hidup sempurna kayak gue? Tukeran hidup yuk. Lo tanggung beban gue, dan gue jalanin hidup lo. Sanggup?

-Ratu-

William mengacak rambutnya kasar. Belum tuntas siapa stalker, ada berita sampah. Dan Ratu sedang ada masalah dengan Andra. Kenapa jadi rumit seperti ini? Masalah yang dihadapi Ratu terlalu bertubi tubi. William tidak bisa menunda skripsinya karena Alexander sudah mengamanatkan perusahaan cabang yang ada di London untuk ia urus.

William juga tidak mungkin meninggalkan Ratu. William tidak bisa terus mengandalkan Andra yang masih harus bertanggung jawab untuk Allerio. William tidak bisa membiarkan masalah Ratu semakin rumit. William tidak tega membiarkan Ratu melewati semuanya sendiri.

William mengusap kepala Ratu. William amati wajah Ratu. Mata bengkak dan ada lingkaran hitam dibawahnya. Hidungnya sedikit merah. Ratu menangis. Akhir akhir ini Ratu sering menangis diam diam, Ratu tidak melukai diri sendiri tapi menangis.

Ini sebuah kemajuan atau bukan, William tidak tahu. William selalu merasa bahwa ia gagal menjaga adiknya. William gagal total menjadi abang yang baik bagi Ratu.

William iseng mengecek isi kamar Ratu. Tentu untuk lemari dan tempat tempat yang sangat berkemungkinan  menyimpan barang pribadi Ratu tidak William cek.  William bermula mengecek isi tas Ratu. William mendecak karena ternyata Ratu cukup rajin. Tas sekolahnya terdapat buku paket.

William mengecek alat tulis Ratu. Dahi William bergelombang. Ada penyadap suara. Sejak kapan ada disana? Masa Ratu tidak sadar? Apa baru dimasukin? Jangan jangan, obrolan pertengkaran Ratu dengan Andra juga terdengar? Bahaya.

William mengambil penyadap itu. Siapapun lo, gue gak peduli. Kalo lo udah macem macem sama keluarga gue, berarti lo udah harus nerima resikonya. William membawa penyadap itu dan kembali kekamarnya. William menyimpan penyadap itu di sebuah plastik kecil untuk membungkus penyadap itu agar tidak ada yang menyentuh dan tidak bercampurnya sidik jari.

William memiliki beberapa kenalan polisi muda dan beberapa hacker. William menghubungi mereka untuk meminta bantuan. William akan serius mencari pelaku semua ini. William sudah berdiskusi dengan Arabell yang sedang di Jepang. Ntah benar atau bohong, yang pasti Arabell akan mengusut tuntas pelaku.

William juga sudah mengirim link berita hoax itu dan semua komenan yang menerima mentah mentah berita itu kepada Alexander. Biar daddynya yang memblokir sendiri. William tidak pernah meragukan kasih sayang kedua orang tuanya. Sesibuk apapun mereka, sebejat apapun mereka karena sama sama selingkuh, William yakin kalau mereka menyayangi anak mereka.

Kalau mereka tidak sayang, sudah lama mereka membiarkan Ratu dan mengirim Ratu kerumah sakit jiwa. Bukan membawa ke rumah sakit dan menangani mental Ratu kepada yang ahlinya. Bukan yang abal abal.

🎭

Ratu membuka matanya perlahan. Kepalanya pusing akibat terlalu lama menangis. Ratu memperhatikan kedua tangannya. Tidak ada luka. Emosinya berkurang sedikit. Ratu menghela nafas. Ratu melirik kearah jendela balkon kamarnya. Hari sudah gelap. Lumayan, Ratu tidur tiga jam.

Fake a Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang