C H A P T E R T W E N T Y F I V E

52 9 2
                                    

Hollaw

Inget kan pesan zura tiap chapter 😄

Jan lupa vomment nya guys terutama si bintang suka ga di notice sama kalian kesian dia

Happy reading all

^*^

Fake a Good Girl || Chapter Twenty Five - Call from Ice King

Ratu menatap jendela kamarnya. Ratu belum diperbolehkan melakukan aktivitas seperti biasa. Kondisi fisik mungkin sudah pulih. Namun kestabilan emosi Ratu masih kurang stabil. Ratu masih belum mengontrol emosinya dengan baik.

Sekarang, Ratu merasa seperti berada dipenjara. Ratu seperti burung yang berada disangkar emas. Semua fasilitas ada. Sangkar itu memang memiliki pintu. Tapi, hanya Ratu yang tidak bisa membukanya. Harus oleh orang lain yang membukanya. Terbayang? Yah, semoga terbayang.

Infus dan yang lainnya sudah dicabut sejak kemarin. Ratu hanya perlu belajar kembali mengontrol emosinya agar tetap stabil.

Ratu sedang menunggu Andra datang. Andra sedang membelikannya martabak setelah pulang sekolah. Ratu kembali menatap tv yang menayangkan sinetron ftv tanpa minat. Diluar sedang hujan. Ratu tidak begitu suka hujan.

Untung saja Ratu sudah meminta Andra untuk mengendarai mobil. Jadi, Ratu tidak akan cemas Andra nekat hujan hujanan.

Tok Tok Tok Tok

“non Shani! Cream soup nya udah jadi! Mau dimakan sekarang atau nanti?!” tanya Bi Piya kencang dari luar kamar.

“nanti aja. Shani mau nunggu Andra kesini dulu” jawab Ratu.

“oke, non! Kalau non butuh apa apa panggil aja bibi!”

“iya” Ratu kembali bersandar pada kepala ranjang.  Ratu mengganti chanel tv malas. Mencari saluran yang menarik ditonton.

Kalau saja ponsel dan laptopnya tidak disita oleh William, Ratu tidak akan bosan. Ponselnya, dua duanya dibawa William. Katanya ingin memastikan kalau kedua ponsel itu benar dilacak atau tidak. Laptop juga dibawa semenjak ada foto Ratu yang nampak serius menatap sesuatu sambil rebahan. Kamera laptop Ratu diretas dan suka memotret Ratu ketika sedang mengerjakan tugas, nonton atau kegiatan apapun saat menggunakan laptop.

Ratu menarik bed covernya guna menyelimuti dirinya dari hawa dingin ac dan hujan. Ratu memilih mematikan tv dan berbaring.

Ratu bosan. Dari Andra meninggalkannya untuk sekolah sampai sekarang jam tiga sore, Ratu tidak bisa ngapa ngapain. Hanya, kasur dan kamar mandi saja. Ratu benar benar dipenjara dikamar.

Ratu menajamkan telinganya. Berharap pendengarannya mendengar langkah kaki mendekat. Berharap bau martabak manis tercium oleh hidungnya. Ratu sebenarnya tidak mau ngemil dan banyak makan. Hanya saja, kata dokter Ratu turun tujuh kilo dan itu sudah dibawah rata rata berat ideal kalau dihitung dari tinggi badan Ratu.

“langsung masuk aja non. Non Shani ada didalam” Ratu bangkit dari tidurannya mendengar ada suara bi Piya dan juga langkah kaki mendekat. Siapa yang datang? Tidak mungkin Vanya yang datang karena cewek itu sering masuk kamarnya tanpa sungkan meski sering malu malu jika ada Arabell dan Alexander dirumah.

Ratu menoleh kearah pintu kamarnya. Dan disana ada Leoni dan Leon. Leoni tersenyum cemas kearah Ratu. “non, ini ada temennya” ucap bi Piya mengonfirmasi.

“bawain minum, ya, bi” pinta Ratu. Leoni berjalan cepat menuju Ratu lalu memeluknya. “sori, gue gak bisa angkat telpon lo. Hp gue disita abang” ucap Ratu.

Fake a Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang