Fake a Good Girl

C H A P T E R F I V E

Heloow guys

Ternyata Zura tetep bisa up seminggu sekali ya wkwk

Zura hari ini ulangan kimia dan itu pusing
Kepala zura sampe pusing liat soalnya
Belum sembuh kmrn ulangan mtk sekarang udah ketemu kimia 😭😭

But, its ok
Namanya juga ujian pasti berat kan kalau gak mau berat diem aja di SD selamanya ranking 1 terus kan wkwk

Eh jadi curhat wkwk

Yang masih baca cerita ini, zura mengucapkan banyak terima kasih buat kalian, zura bangga, terhura jadinya #lapingus
#tabokonline3

Ambil sisi baiknya dalam cerita ini, jangan dibawa sisi jeleknya cerita ini
Zura percaya kok pembaca dunia oren ini bijak dalam menyikapi bacaan yang dibaca 😁

Jangan lupa si bintang dipijit supaya berwarna okey

Happy reading guys 💞

^*^

Fake a Good Girl | | Chapter Five - Masuk Rumah Sakit

“maaf om, Andra gagal lindungin Ratu lagi” ucap Andra sambil menunduk. Ia malu pada Alexander----daddy Ratu. Ia pernah berjanji di hadapan kedua orang tua Ratu kalau ia mampu melindungi Ratu saat gadis itu terkena luka tusuk dua tahun yang lalu.

“tidak apa apa, Andra. Kamu dan Ratu beda sekolah. Jelas itu bukan salah kamu kalau Ratu diculik. Om tidak marah sama kamu. Om berterima kasih karena kamu langsung menyelamatkan Ratu” Andra semakin malu. Alexander adalah sosok ayah idaman. Sosok ayah yang tidak akan marah jika anaknya melakukan kesalahan. Hanya dengan menegur dan memberi nasehat sampai mengerti. Tidak ada aksi marah marah, gebrak meja, bentak bentak. Hal itu tidak ada.

“om titip Ratu, ya. Kalau Ratu cari om, om lagi makan” Andra mengangguk mengerti. Alexander menepuk bahu Andra dua kali dan berjalan menuju lift untuk turun ke lantai dasar.

Andra berusaha meredam emosi yang tersulut karena mengingat bagaimana ketika ia melihat Shania tersungkur dalam keadaan basah kuyup.

Flashback Mode On
Andra berhasil masuk kedalam gedung yang sudah lama tak terpakai ini. Berkat gps yang ia pasang di sepatu Shania, memberikannya lokasi Shania. Andra benar benar murka melihat wajah tanpa dosa Denta. Andra pikir, Shania akan sedikit lebih aman kalau yang menjaganya Denta. Karena Andra tahu kalau Denta memiliki prinsip yang bagus. Tidak akan menghajar cewek.

Namun ternyata, keadaan Shania sudah menjelaskan semuanya. Ditambah, Andra melihat banyak ember yang terasa dingin diluar. “DENTA BANGSAT! LAWAN LO BUKAN DIA! TAPI GUE!” teriak Andra marah.

Denta hanya tersenyum miring dan memandang rendah Shania. “apa yang cewek ini kasih buat lo, Dra? Sampai bangsat ngomong bangsat. Mana temen flirting lo? Gak ikut? Padahal gue mau juga flirting sama dia”

Bugh

Denta tertawa keras dan terus memancing emosi Andra. Entah mengaitkan dengan Ratu sebagai objek pikiran kotor entah itu menghina Shania yang munafik. Andra benar benar seperti kesetanan dan menghajar habis habisan Denta. Kilasan kejadian dua tahun yang lalu muncul di otak Andra seolah mengompori Andra untuk semakin menghabisi Denta.

“udah, Dra. Kamu buang buang tenaga kalau cuman ngehajar bajingan kayak dia” pukulan Andra melayang diudara ketika mendengar suara yang sedikit gemetar.