20

645 79 3
                                    

Happy Reading

•••

"Nih." Max meletakkan makanan yang tadi dia beli di meja kecil.

"Thanks." Anta dan Satya mengambil posisi duduk di karpet bawah untuk makan.

"Kenapa bang?" Tanya Satya yang melihat Max melepas sepatu nya dengan malas malasan.

"Ketemu siapa Lo?" Hardik Anta menunjuk Max dengan tangan yang memegang potongan timun.

"Gak."

Max mencuci tangan nya lalu bergabung bersama Anta dan Satya.

"Enak nih, langganan Lo ya bang?" ujar Satya yang sangat menikmati makanan nya.

"Iyah, udah lama buka dari jaman SMA kalian." Anta tersedak sambal karna mendengar Max.

"Berarti udah bertahun tahun dong." Ucap nya diangguki Max.

Tingg

Max merogoh kantong celana nya untuk mengambil Hp nya yang tersimpan. Membuka aplikasi WhatsApp yang memberi nya notifikasi tadi.

"Siapa?" Tanya Satya dan Anta penasaran.

"Gak tau." Jawab Max beralibi. Max diam-diam tersenyum tipis karna pesan nya dibalas sang adik.

Max mengetikkan balasan pesan dengan cepat. Setelah nya langsung menyimpan nya kembali di kantong celana.

"Habis ini? cari apa?"

"Data data musuh aja." Kata Max sedangkan Anta dan Satya hanya menurut.

"Musuh? emang ada lagi?" tanya Anta bingung.

"Musuh BD gabakal berhenti ada, walau sang pemimpin pergi pun bakal ada kalau BD sendiri masih kokoh dan gak bubar." Tutur Max sambil menggigit ayam nya.

•••

"Hayoo!! mau kemana Lo?" Iza menghadang Ila yang ingin lari menjauh.

"ihh! kepo banget!! geser kak!!" Ila mendorong tubuh Iza dan berlari kecil.

"Dih nyet tumben manggil kakak." Iza menyusul Ila yang sudah lebih dulu sampai parkiran.

"Hufttt." Iza menghembuskan nafas nya lelah. Tangan nya menyandar di kap mobil orang yang terparkir.

"nyari apa sih la?" Tanya Iza yang melihat Ila celingak celinguk.

"Geser!!" Iza hampir saja tersungkur karna Ila menggeser tangan nya yang bersandar.

Ila menghembuskan nafas nya perlahan lahan, merapikan anak rambut nya yang kemungkinan sedikit berantakan.

"Ha-i.." Ila melongo karna sapaan nya di acuh kan.

Ila menoleh kebelakang dan melihat cowok yang disapa nya menghampiri Iza yang membelakangi mereka.

"Kok Iza? yang nyapa kan Ila." Gumam nya menatap tajam punggung cowok itu.

Cowok yang disapa Ila berjalan perlahan menuju Iza. Tangan nya terulur untuk menepuk pundak Iza namun kalah cepat karna tangan nya di tepis terlebih dahulu dari samping.

Iza merasakan ada yang menyenggol melihat kebelakang dan mendapatkan cowok yang di temui diri nya di kantor sedang ditatap Ila dengan tajam.

"Permisi?"

"Ngapain Lo? gua nyapa Lo diam aja. Tapi Lo deketin kakak gua! Sakit hati gua nyet." Ila terlampau jujur jika mengenai perasaan. Iza yang bingung hanya menaikkan kedua alis nya bingung.

See! I am HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang