Warning!! Bahasa Non Baku
Cerita ini berasal dari Brain saya sendiri!
jika ada kesamaan didalam nya mau itu Nama tokoh,Alur dan lainnya. Bisa dibicarakan baik baik jangan asal TOXIC!!!
••• Sequel Queen OR Angel
Semua berubah!!
ketika DIA pergi menin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vote nya plsss nangis nih 🥲
•••
"Lo jahat, Lo ninggalin gua disini sendirian. Siapa yang bakal meluk gua kalo bokap gua jahat? Siapa yang jadi pendengar gua, kalo gua lagi curhat? Siapa yang bakal bela gua, kalo gua di marahin sama nyokap? Siapa yang kasih tampungan buat gua tinggal lagi kalo engga di kamar Lo?" Adlia terus mengoceh di depan peti sepupu nya. Di dalam peti itu sahabat sekaligus sepupu nya seperti tidur dengan tenang. Sepupu nya sangat cantik, bahkan kulitnya memucat dan dingin.
"Nyak, gua ikhlasin Lo. Gua bakal buat perhitungan sama manusia penuh dosa itu nyak. Lo tenang ya disana Vanya."
Vanya dinyatakan meninggal di tengah operasi berjalan. Jantung Vanya berhenti berdetak di tengah-tengah operasi yang berjalan mulus.
Adlia hancur? Tentu saja. Vanya adalah sepupu satu-satunya yang sangat melindungi dirinya bahkan hanya Vanya yang menganggap Adlia sepupu dari sekian banyak sepupu Vanya.
Ibu Vanya bahkan hampir terkena serangan jantung karena terlalu terkejut mendengar kabar anak bungsu nya meninggal.
Vanya memiliki satu Abang yang sudah menikah, umur nya jauh 7 tahun dari Vanya. Nama Abang nya Nuel dan istri nya Giasel. Abang nya yang tinggal di kota lain langsung ke Jakarta menemui Adik nya untuk terakhir kalinya.
Nuel memeluk Ibu nya yang masih menangis di bahu anak laki-laki nya. Ayah Vanya berusa tegar dengan mengelus pinggir peti sambil menatap dalam jasad anak nya.
"Ayah, masih ada Giasel sebagai menantu sekaligus putri Ayah." Ujar Giasel mengelus bahu Ayah mertua nya.
"Iya nak." Ayah Vanya mengelus punggung tangan menantu nya sambil tersenyum.
"Nak, kamu tinggal sama om aja ya." Ujar Ayah Vanya menghampiri Adlia yang menatap kosong kearah papan nama yang tertulis nama VANYA SIREGAR.
"Engga usah om, tapi nanti sesekali Adlia nginep nemenin Om sama anti ya." Tolak Adlia tersenyum hambar.
"Om, Adlia mau sholat ya." Ayah Vanya mengangguk membiarkan Adlia pergi ke kamar Vanya.
"Hikss, Nyak. Kalo gua doain Lo, doa gua bakal nyampe gak? Secara keyakinan kita beda." Isak nya setelah menutup pintu kamar Vanya tak lupa mengunci nya.
Ibu Adlia dan Ayah Vanya kakak beradik kandung. Ibu Adlia masuk Islam ketika bertemu dengan Ayah Adlia. Ayah dan Ibu nya terlaku menekan Adlia secara fisik maupun batin karena Adlia anak tunggal di keluarga mereka.
Ayah nya sering main tangan ketika Adlia menolak permintaan nya. Bahkan sebenarnya dia bekerja di perusahaan Satya juga karena desakan dari sang Ayah.
Ibu nya jarang membela nya malah semakin mengompori nya. Ibu nya selalu berkata jika ia menyesal menikah dengan suami nya yang tak lain Ayah Adlia. Adlia sering kabur dari rumah ke rumah Vanya.
