Warning!! Bahasa Non Baku
Cerita ini berasal dari Brain saya sendiri!
jika ada kesamaan didalam nya mau itu Nama tokoh,Alur dan lainnya. Bisa dibicarakan baik baik jangan asal TOXIC!!!
••• Sequel Queen OR Angel
Semua berubah!!
ketika DIA pergi menin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAII APA KABAR?? BISA YUK RAME ❤️ Vote komen nya dear thank u (´ε｀ )
•••
Refa kembali memikirkan perkataan Chio tadi sebelum dia pergi meninggalkan dirinya. Fara menatap Anak nya bingung, mengapa setelah masuk anak nya menjadi diam apalagi raut wajah nya seperti memikirkan sesuatu yang rumit.
"Gimana caranya?" Gumam nya terdengar oleh Fara.
"Refa."
"Refa."
"Nak."
"Refa!" Refa tersentak mendengar suara Fara yang sedikit menyentak nya.
Tatapan nya menajam menahan kesal, tangan nya meremas sprei. Dia menatap nyalang Fara yang duduk didepannya dengan kursi roda yang menjadi tempat duduk nya membelakangi pintu.
"Mana sopan santun mu?" Tanya Fara ingin rasanya memukul anak nya. Tapi kondisi nya tidak memungkinkan. Dia juga masih ingin memperalat Refa.
pembunuh
pembunuh
Lo gak bakal hidup tenang
Lo yang bunuh
Lo udah di cap sebagai pembunuh
Lo bunuh Vanya
Hikss Vanya bangun !!
Vanya gua bakal balas dia !
Dia bakal mati !
pembunuh
pembunuh
Refa memejamkan matanya, nafas nya memburu. Dia menutupi kepalanya dengan tangan nya. Tangan nya memukul kuat kepala nya hingga bunyi.
Fara menggeleng melihat Putri nya. Apa yang salah dengan anak nya? Kenapa jadi gila seperti ini? bodoh sekali.
Tangan nya ingin menggapai Refa namun tidak sampai, sedikit memajukan kursi roda nya untuk menggapai kembali Refa.
"Arghhhh, bukan gue hikss arghhhh BUKAN !!" Refa semakin histeris malah sekarang dia bersujud untuk membenturkan kening nya dengan lantai kamar.
Fara semakin sulit menggapai Refa. Dia ikut turun tapi malah terjatuh dari kursi roda nya.
Fara terjatuh dengan posisi tersungkur, wajah nya mengarah tepat di kepala Refa yang masih dibenturkan.
"KAMU GILA!" Teriak Fara walau susah patah.
"Bantu mama berdiri." Perintah nya menggeplak kepala Refa.
