35

290 46 6
                                    

Ramein loh ya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ramein loh ya!!

Happy reading

•••

"Kenapa muka lu kusut?" Adlia menoleh ke orang yang baru saja memasuki kamar nya.

"Mau apa Lo kesini?" Bukannya menjawab, Adlia malah balik bertanya.

"Gua cuman denger kabar aja, kalo Lo besok tunangan." Sahut Vanya menaikkan satu alisnya. Vanya mendudukkan dirinya disamping Adlia.

"Gausah basa basi." Delik Adlia tajam. Vanya diam selama dua menit,Adlia yang memang sedang gak mood pun juga diam.

"Aura aura Lo buat tunangan besok tuh gak ada. Suram, kayak kuburan lama." Celetuk Vanya santai. Definisi sepupu kurang ajar ini ya kaya Vanya.

"Gua udah bilang, ikutin mau dia. Maka kita dapat yang kita mau." Vanya melempar bantal kecil itu ke kepala Adlia.

"Gua udah dapat, jadi gua gak mau berurusan sama orang pendendam kayak dia." Adlia kembali melempar bantal itu ke wajah Vanya.

"Gua pastiin, kalo Lo nolak lanjutin rencana ini. Lo sama Satya gak bakal bisa sama-sama sampai kapanpun." Bisik Vanya di akhir kalimat nya.

"Ah, Queen pasti bahagia balik sama Satya. Terus mereka nikah, punya Baby lalu besarin sama-sama and Happy ending deh." Lanjut Vanya dengan wajah ceria sambil seolah dirinya yang ada di posisi Queen pasti akan bahagia.

"Doa Lo buruk banget sama sepupu sendiri." Kesal Adlia ingin melempar Vanya dari atas apartemen ini.

"Loh, itu adalah hal yang akan terjadi kalo Lo berhenti sampai disini." Tekan Vanya meyakinkan Adlia.

"Rencana dia gak ada yang bener!" Pekik Adlia yang mulai jengah.

"Gak bener apanya? Fine aja tuh perasaan."

"Otak Lo dipake," Adlia menyentil kening Vanya sampai bunyi 'Tuk'

"Rencana dia itu cuman untung di dia." Kata Adlia mencoba membuka pikiran sepupunya ini.

"Lagian, Lo udah tau di tolak Anta, kenapa tetap Lo kejar ha?" Tanya Adlia sewot.

"Namanya juga hati." Elak Vanya cepat.

"Hati, kalo di kasih peringatan pelan-pelan juga bakal berhenti. Lo nya aja yang terlalu obsesi sama Anta karna perkataan dia." Ujar Adlia agak kesal, pemikiran sepupu nya sangat berbeda dengan dulu semenjak mereka dekat sama dia.

"Apa bedanya sama Lo? Bahkan gua cuman bilang Satya pergi aja Lo udah kaya anak monyet kehilangan Mak nya." Sindir Vanya balik dengan kesal. Adlia berdecak tak suka karna kenyataan yang di ucapkan Vanya.

"Kalo emang Lo mau ngejar Anta, pake cara sehat! Jangan cara licik kayak dia." Ucap Adlia lagi.

"Halah, emang cara Lo sehat?" Tanya Vanya seperti menantang.

See! I am HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang