45

212 29 3
                                    

Vote komen nya plss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote komen nya plss

•••

"Seminggu lagi." Queen mengangguk mengiyakan pernyataan Chio.

"Mereka aman, kita yang melindungi mereka semua. Disini kita hanya berperan seolah-olah kita penghianat nya didepan 'dia'." Chio menghembuskan asap rokok nya setelah mengatakan itu.

"Gua cuman belum siap, reaksi Nana gimana kalo dia tau gua sebenarnya." Lesuh Chio menyandarkan tubuh nya di sofa sambil menerawang ke depan.

"Black Diamond gak sebodoh itu buat benci Lo tanpa tau yang sebenarnya." Sahut Queen. Chio menegakkan tubuh nya sedikit semangat.

"Tapi hati beda sama Black Diamond." Lanjut Queen membuat Chio kembali lesuh.

"Disini, kita sama-sama gak tau gimana akhirnya."

"Banyak kemungkinan yang mungkin terjadi di akhir cerita." Ujar Queen berdiri dari duduk nya menuju jendela besar yang ada di belakang Chio.

"Nana aman selama Lo gak ada." Ujar El baru datang melempar beberapa lembar foto yang menampakkan Dua wanita berbeda usia.

"Dia udah sekarat juga masih balas dendam." Kekeh Chio miris.

"Dan bodoh nya target nya tau haha." Lanjut El dibalas senyum tipis dari Queen.

"Adlia mau kesini, siapin surat nya." El mengangguk menjalankan perintah Queen.

"Perlu banget pake materai dan tanda tangan." Sahut Chio melihat dua buah materai yang ada diatas meja.

"Sttt diam." El meletakkan jari telunjuk nya di kening Chio.

"Gua gak bisa nemuin dia, kalian aja ya." Ucap Chio bersiap merapikan jas hitam nya.

"Why?" Tanya Queen tanpa melihat Chio.

"Biasa, gua mau ngurus majikan kita yang lagi sekarat." Kekeh Chio sambil membenarkan tatanan rambut nya didepan kaca.

"Bisa gak sih? dia sebelum 7 hari udah mati? besok pun Sabi lah." Kata El mengeluarkan isi pikirannya yang jahat. Terlalu kesal hingga pemikiran buruk dan jahat lewat begitu saja tanpa permisi di otak nya.

"Doain aja yang terbaik, tapi amin sih." Ujar Chio di selingi senyum tengil di wajah nya.

"Kita perang? bunuh-bunuhan? kayak kalian dulu kak?" Tanya El berkacak pinggang.

"Gak tau." Sahut Queen singkat.

"Kalo misal dia udah mati sebelum hari itu gimana? apa bakal lanjut? apa damai?" Queen mengedikkan bahu nya acuh membuat El berdecak.

"Kan udah di bilang, kemungkinan bakal terjadi di akhir cerita." Ujar Chio menaik turunkan alisnya.

"Entah itu kemungkinan baik atau buruk. Dah lah permisi." Chio pergi sambil tersenyum manis. El mengantar Chio ke depan.

See! I am HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang