46. Beautiful

488 73 43
                                    

Author POV

Di hari hari berikutnya, hubungan dua orang sahabat itu kian membaik. Clarissa dengan sengaja meruntuhkan semua pertahanan nya dan menerima Chandra lagi

Begitupun dengan rasa bersalah yang menyelimuti Chandra kini kian menghilang dan tergantikan oleh rasa yang nggak mau pergi

Walaupun sebenarnya keinginan Chandra untuk menetap nggak bisa ia dapatkan, tapi Chandra berusaha untuk membuat Clarissa merasakan kehadirannya yang ia tunggu tunggu

Clarissa mulai pergi ke kampus dan Chandra nggak pernah absen untuk menjemput dan mengantarnya pergi ke kampus. Karena Clarissa menjadi lebih sibuk belakangan ini, dan cuma itu yang bisa dilakukan oleh Chandra

Di waktu waktu senggang, Chandra selalu menyempatkan untuk bertemu Clarissa. Mau itu malam atau pagi, yang penting dia bisa menemani Clarissa sebelum ia kembali lagi ke Sydney

Seperti malam ini, Clarissa sedang memegang stabilo berwarna hijau terang, menggaris bawahi hal yang penting di buku yang tebal itu

Chandra di sampingnya yang lagi berkutat dengan ponselnya. Memainkan game yang nggak pernah Clarissa mengerti cara mainnya, walaupun nggak terhitung berapa kali Chandra mengajarkannya

Dari semua game yang Chandra ajarkan, cuma game PS mobil balap dirumah Chandra yang bisa Clarissa mainkan

Entahlah, mungkin cewek itu lebih tertarik untuk mengisi waktu luangnya dengan menonton film dibandingkan bermain game

Setelah menghabiskan satu ronde game nya, Chandra iseng membuka kamera ponsel nya dan mengarahkannya ke Clarissa yang sedang fokus dengan buku tebalnya itu

Mengambil beberapa foto dari sisi sebelah kanan Clarissa, cewek itu sesekali menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya. Rambutnya kian tumbuh panjang hingga menutup seluruh punggungnya, dan hal itu membuatnya kesusahan untuk mengatur rambutnya

Melihat hal itu, Chandra menyimpan ponselnya diatas meja dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh rambut panjang itu, jari jarinya terisi oleh surai hitam dan lebat itu

Clarissa menengok kearah Chandra yang seakan sedang menyisir rambut cewek itu dengan jari jarinya

"Apa?" Tanya Clarissa

"Papa masih nggak ngebolehin lo potong rambut?"

"Nggak tau sih, ya lagian kalau potong rambut juga paling cuma dirapihin sedikit, nggak mungkin sampe pendek juga. Ya lo tau sendiri lahh rambut kakak gue juga panjang kan gara gara Papa yang nggak ngebolehin buat motong rambut"

"Lo udah tau alesannya kenapa?"

"Ya itu, tiap gue tanya alesannya ya bagus aja tapi emang dari keluarga Papa gitu sih, kaya adik adik Papa yang perempuan tuh rambutnya panjang panjang. Dari almarhum nenek sih pasti, makanya nenek juga jadi alesan gua nggak potong rambut jadi pendek"

"Ohh... bukan gara gara gue?"

Clarissa mengerutkan dahinya

"Kenapa harus gara gara lo?"

"Gue juga pernah bilang rambut panjang lo bagus, lupa ya?" kata Chandra sambil menarik kedua sudut bibirnya

"Inget... ya.... tapi... bukan gara gara lo juga" kata Clarissa terbata bata

"Ohh" kata Chandra sambil tersenyum percaha diri, mengira kalau Clarissa nggak memotong rambutnya gara gara cowok itu yang pernah mengatakan kalau Clarissa cantik dengan rambut panjangnya

Clarissa menggaruk tengkuk nya yang nggak gatal dan langsung mengambil stabilo nya untuk kembali pada aktivitasnya

"Gapapa deh biar keliatan cewek nya" kata Chandra

[1] Eunoia | Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang