9

22.5K 1.9K 162
                                    

Tangan besar Mark mengelus pelan rambut Haechan. Satu tangannya yang lain merengkuh posesif tubuh seksi Haechan. Karena kelelahan melakukan seks beronde-ronde hingga keduanya puas, wanita itu langsung jatuh tertidur di atas tubuh Mark.

Melihat Haechan yang sangat pulas, Mark tidak berniat untuk memindahkan wanita itu. Justru ia semakin merapatkan tubuh telanjang keduanya dan menutupi dengan selimut. Menghalau udara dingin yang diciptakan oleh hujan deras.

Mark sendiri ia belum ada keinginan untuk memejamkan matanya. Otaknya masih berkelana kesana kemari. Memikirkan banyak hal terutama perasaannya. Selama 22 tahun hidupnya, baru kali ini ia merasa jika hatinya diporakporandakan oleh seseorang. Dan sialnya, seseorang itu adalah wanita yang kini berada dalam pelukannya.

Jujur saja, Mark tidak mengerti perasaan yang ia rasakan sekarang. Karena ia sama sekali belum pernah merasakan perasaan asing ini. Memang tidak dipungkiri kalau ia sempat berkencan dengan beberapa wanita. Namun tak lebih untuk menghangatkan ranjangnya atau mereka yang mengajaknya berkencan lebih dulu.

Sejak insiden Haechan yang tidak sengaja bertabrakan dengannya di kampus, Mark sedari awal sudah menyadari bahwa dirinya tertarik dengan Haechan. Tapi, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan agar bisa mendekati Haechan. Hei, ia memang dipuja banyak wanita tapi ia bukanlah penakluk wanita!

Hingga keberuntungan berada di pihaknya. Saat Mark sedang membutuhkan hiburan, ia bertemu Haechan dengan fakta yang begitu mengejutkan. Wanita itu bekerja sampingan menjadi penari striptis di kelab milik Guanlin. Satu-satunya cara yang terlintas di kepala Mark hanya dengan mengancam Haechan.

Persetan dengan surat perjanjian beserta isinya yang ia buat. Itu hanyalah sebagai pengikat Haechan agar tidak lepas dari genggamannya.

"Nggh~" Haechan bergerak gelisah mencari kehangatan. Udara dingin itu seakan menusuknya hingga ke tulang.

Mark menaikkan suhu ruangan dan juga mengeratkan selimut. Tangannya mengusap punggung Haechan guna memberikan kehangatan pada tubuh mungil itu.

"Ssshh, tenanglah. Aku akan memelukmu sepanjang malam."

•••

Satu butir obat kecil sudah ia telan. Obat yang setiap hari harus Haechan konsumsi. Karena jika Haechan lupa meminumnya akan berakibat fatal. Seperti apa yang ada dipikiran kalian sekarang, obat pencegah kehamilan.

Manusia yang bernama Mark Jung memang menyusahkan. Pria itu tidak pernah mau menggunakan pengaman saat berhubungan badan.

Di lain sisi, Haechan mengkonsumsinya sebab ada dua alasan kuat. Pertama, ia tidak ingin hamil dengan orang yang tidak mencintainya. Lalu yang kedua dan tentunya yang paling penting adalah Mark pasti tidak akan mengizinkannya untuk hamil anaknya. Ah, memangnya dia siapa berani-beraninya mengandung benih keturunan Jung?

Pipi Haechan bersemu merah. Kejadian semalam membuat jantungnya berdetak sangat cepat. Ia sangat menikmati bagaimana ia tidur di atas tubuh kekar Mark dan lagi Mark memeluk erat tubuhnya. Akhir-akhir ini Mark dan dirinya juga sudah tidak terlalu canggung seperti di awal. Mereka sering menghabiskan waktu bersama meski sebagian besar untuk kebutuhan biologis. Tapi setelahnya mereka tidak langsung melepaskan diri.

Pagi ini Haechan tidak memiliki jadwal kuliah apapun. Itu artinya ia akan berdiam diri seharian di dalam kamar. Sembari mengerjakan tugas dan mencari referensi tentunya. Ia membuka laptop yang dibelikan oleh Mark. Berbicara masalah fasilitas, Mark tidak main-main memberikannya laptop dan ponsel keluaran terbaru. Jika dulu Haechan mengerjakan tugas dengan meminjam komputer perpustakaan universitas, sekarang ia bisa mengerjakan tugas tanpa harus pergi kesana.

Tiba-tiba sebuah notifikasi muncul di layar ponselnya. Notifikasi yang berasal dari salah satu media sosialnya.

hjhwang has requested to follow you.

"Hjhwang? Nugu?" tanya Haechan pada diri sendiri. Ia membuka akun tersebut dan menemukan jawabannya. Ternyata pemilik akun ini adalah pria yang di perpustakaan kemarin.

Patut dicurigai sebab media sosial Haechan jarang sekali ada yang tahu. Haechan tidak pernah mengumbar sosial medianya. Tapi kenapa Hwang Hyunjin ini bisa tahu akun miliknya?

Haechan memilih untuk mengabaikannya. Ia meletakkan ponselnya di tempat yang sama. Ia kembali menyibukkan dirinya untuk fokus mengerjakan semua tugasnya. Bukan Mark saja, Haechan juga ingin lulus dengan cepat!

Beberapa jam berkutat dengan laptop, membuat persendian di beberapa bagian tubuhnya menegang. Kepalanya berdenyut sebab terlalu lama menatap layar laptop.

Haechan terkejut ketika pintu kamarnya diketuk. Ia bangkit dan membuka pintu tersebut. Seorang wanita yang sangat cantik kini berdiri tepat di depannya dengan pandangan menelisik.

"Feeling ku selalu tepat. Si Jung gila itu benar-benar menyimpan gadis manis di mansion ini."

•••

Dua orang yang sedang beradu mulut ini sejak tadi tidak bisa diam. Ada saja hal yang menyulut keduanya. Walaupun sepele. Sementara teman-teman lain tidak ada yang berniat menghentikan keduanya. Mereka jika bertemu akan sulit di kendalikan.

"Kau selalu membuatku marah, Wong!" desis wanita berambut panjang dengan sedikit aksen ikal di bawahnya.

"Lalu kau pikir kau tidak membuatku marah juga, Huang?" balas si pria dengan nada meledek.

Huang Renjun, wanita cantik keturunan China dan menjadi sepupu Hendery. Sama seperti Jaemin, bedanya Hendery selalu mengajaknya karena Renjun tipe wanita yang tidak tertarik dengan pertemanan.

"Lain kali aku tidak akan pernah ikut denganmu jika ada pria itu." ucap Renjun teruntuk Hendery.

Kedatangan Jaemin bersama seseorang menarik seluruh perhatian orang-orang di ruang tengah. Jaemin menggandeng tangan halus seseorang itu lalu memaksanya untuk duduk di samping sang Tuan rumah.

"Ucapanku terbukti benar bukan?" tanya Jaemin pongah. Ia berbangga hati karena pada awalnya mereka mengira Jaemin hanya sekedar main-main. Tapi lihat sekarang, ia berhasil membawa keluar gadis cantik simpanan Mark.

"Wanita mu sangat berbahaya, bung. Kau harus hati-hati." ujar Hendery kepada Jeno. Tingkat kepekaan Jaemin tidak bisa diragukan lagi.

Di tempatnya, Haechan duduk tidak nyaman. Tanpa ada beban, Mark meletakkan telapak tangannya di pinggang wanita itu. Lalu menariknya supaya semakin duduk mendekat ke posisi pria itu.

"Aku pernah bertemu denganmu. Tapi dimana, ya?" Lucas menunjuk Haechan sembari mengamati Haechan dalam-dalam.

"Muka mesum mu itu membuatnya takut." celetuk Renjun.

"Benarkah? Kalau begitu, apa kau ingin aku berbuat mesum padamu?" Lucas menaik turunkan kedua alisnya.

"Dalam mimpi!"

"Kalau tidak salah kau yang pada saat itu satu lift dengan kami bukan?" Jeno membuka suaranya. Haechan mengangguk pelan sebagai jawaban.

Tentu saja saat ini ia tengah gugup. Ia tidak pernah menjadi sorotan, kini semua mata tertuju padanya. Apalagi pemilik pasang mata itu adalah para keturunan kasta tertinggi di dunia bisnis Korea Selatan.

Aura mereka pun berbeda dibandingkan dengan ketika mereka di kampus. Haechan bisa merasakan hawa-hawa yang mengintimidasi.

"Siapa namamu?"




"Lee Haechan. Dia kekasihku."










tbc.

Vad [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang