Toronto, Canada
Setelah berhasil menidurkan sang istri, tubuh tegapnya ia bawa menuju sebuah ruangan dimana pakaian-pakaian mahalnya berada. Pilihannya jatuh kepada atasan turtle neck, tak lupa ia juga menggunakan coat sebagai penghalau udara dingin di luar sana. Jam tangan rolex yang menawan dan elegan melingkar di pergelangan tangan kirinya. Meskipun telah memasuki usia yang sangat matang, Jaehyun aura tetap gagah dan berkharisma.
Jaehyun kembali ke dalam kamar utamanya, hanya sekadar mencium kening beserta bibir Taeyong sebelum meninggalkan mansion. Selepasnya Jaehyun menutup pintu kamarnya. Ia di sambut wanita yang menjabat sebagai kepala pelayan.
"Lalice, jaga Nyonya." pesan Jaehyun kepada kepala pelayannya.
"Baik Tuan."
Mobil audi miliknya telah tersedia di depan pintu utama. Tanpa perlu banyak bicara, Jaehyun masuk ke dalam kursi kemudi. Malam ini ia sedang ingin mengendarai mobilnya sendiri. Mobil Jaehyun meninggalkan halaman mansion di susul oleh dua mobil di belakangnya.
Malam ini Jaehyun sedang ingin bermain-main dengan tawanannya. Lebih tepatnya tokoh dibalik pengkhianatan para petinggi keuangan perusahaan Johnny.
Lee Jongdae sangat bodoh. Pria itu tak pandai bersembunyi dan justru memilih Connecticut sebagai tempat persembunyiannya. Tentu saja sangat mudah bagi Jaehyun membantu sahabatnya itu untuk menemukan seorang pecundang seperti Lee Jongdae.
Jaehyun memutar kemudinya ke sebuah bangunan yang tak kalah megah dari mansion nya. Hanya saja bangunan ini terletak di tengah hutan dengan pohon pohon yang begitu tinggi menjulang. Tak ada seorang pun yang bisa memasuki wilayah tersebut kecuali atas izin Jaehyun atau Mark. Bahkan Taeyong sendiri sama sekali tidak mengetahui apapun mengenai tempat ini.
Kedatangan Jaehyun disambut auman dari singa jantan yang berada di kandangnya. Dia adalah Jake, white lion peliharaan Mark. Sut, jangan biarkan Taeyong tahu. Singa itu jinak hanya kepada Jaehyun, Mark, dan salah seorang penjaga yang merawatnya.
Jaehyun mendekati teralis besi kandang Jake. Melihat kedatangan tuannya Jake lantas mendekati teralis besi tersebut.
"Hi, Jake. Long time no see sweety."
Tangan Jaehyun terulur masuk ke celah antar besi tebal itu. Ia mengelus sayang rambut halus milik Jake. Sementara Jake sendiri memejamkan matanya menikmati elusan sang tuan.
"I'm so sorry tidak bisa bermain denganmu malam ini. Makanlah dengan banyak." ucap Jaehyun. Ia kembali menarik tangannya lalu pergi setelah menyapa Jake.
Masuk ke dalam bangunan megah itu, Jaehyun berjalan ke salah satu ruangan yang menjadi tujuannya malam ini. Pria bertubuh tinggi besar dan dipenuhi oleh otot-otot itu membukakan pintu untuk Jaehyun.
Jaehyun tersenyum remeh melihat seorang pria yang berdiri dengan kedua tangan terantai pada tiang. Seluruh badannya dipenuhi oleh bercak darah.
Mata pria itu menatap penuh kebencian pada Jaehyun. Tangannya bergerak kasar menimbulkan bunyi dentingan berisik dari rantai dan seakan berharap tangannya terlepas meski sangat mustahil. Tidak peduli dengan tubuhnya yang sangat sakit di beberapa bagian sebab dipukuli membabi buta.
Seorang bodyguard memberikan kursi kepada Jaehyun agar tuanya duduk dan lebih menikmati pemandangan di hadapannya.
"Lee Jongdae, sepertinya kau lupa siapa aku."
"Cuih, aku tidak lupa dan tidak akan pernah takut kepadamu Jung. Keluarga sialan yang hanya berani memerintah tanpa mau berturun tangan!" sentak Jongdae penuh emosi. Tawa Jaehyun meledak begitu saja. Terdengar mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vad [END]
FanfictionPenyesalan terindah Lee Haechan adalah bersedia menjadi budak dari seorang iblis yang bernama Mark Jung. ⚠️ Markhyuck GS/Genderswitch dldr