-extrapart

20.5K 1.4K 95
                                    

extrapart VAD dibagi jadi 2. bagian yang pertama joya taruh di sini. bagian yang kedua seperti biasa, link privatter hanya ada di grup tele.

happy reading!

•••

Memasuki bulan ke enam, perut Haechan semakin membesar. Hasil buah cinta antara Mark dan Haechan tumbuh dengan sehat di rahim wanita itu. Baik dari keluarga Jung dan juga keluarga Seo begitu protektif dengan kehamilan Haechan. Mereka sangat menantikan kelahiran cucu pertama mereka.

Uniknya, usia kandungan Haechan hanya terpaut 2 minggu dari usia kandungan Jaemin. Oleh karena itu jika mereka bertemu, sering kali bercerita tentang kehamilan pertama mereka. 

Seperti saat ini. Keduanya tengah duduk bersantai di pinggir kolam renang mansion Seo. Jaemin yang memaksa Jeno untuk mengantarkan dirinya karena Jaemin berkata sudah sangat merindukan Haechan. Padahal dua hari yang lalu mereka baru saja bertemu.

Mereka telah resmi menikah. Diantara teman-teman suami mereka, baru Mark dan Jeno yang menikah karena keduanya harus bertanggung jawab dengan kehamilan mereka. Sementara Hendery telah menjalin hubungan dengan Xiaojun, dan Lucas yang masih berada di tahap pengejaran cinta seorang Renjun.

"Kau sudah mengetahui jenis kelaminnya?" tanya Jaemin.

Haechan menggeleng, "Belum. Mark Oppa berkata kalau biarkan jenis kelaminnya menjadi rahasia."

"Huft, aku kira kau sudah mengetahuinya. Aku berharap anakmu perempuan, Chan-ie." bahu Jaemin melemas.

"Waeyo?"

"Janinku berjenis kelamin laki-laki!" jawab Jaemin dengan antusias.

"Lalu?" tanya Haechan yang masih belum paham.

Jaemin berdecak. "Aku ingin menjodohkan mereka."

Alis Haechan berkerut. Ucapan Jaemin terdengar aneh. Anak mereka saja belum lahir, tapi Jaemin sudah berniat menjodohkannya. Belum tentu juga anak Haechan berjenis kelamin perempuan.

"Auh," Jaemin mengaduh ketika merasakan tendangan di perutnya. Janinnya sangat aktif. Terkadang sampai perutnya terasa nyeri. Yang biasanya dibutuhkan oleh Jaemin ketika janinnya aktif menendang adalah elusan tangan Jeno. Namun Jeno tengah menghadiri rapat penting.

Sembari salah satu tangannya mengelus perut besarnya, Jaemin membuka ponsel lalu menunjuk kontak teratas di daftar panggilan terakhir.

"Menghubungi siapa?" tanya Haechan. Ia sedikit khawatir karena Jaemin terus meringis efek dari tendangan sang janin.

"Jeno."

Namun tidak ada jawaban dari Jeno. Membuat Jaemin mencebik kesal. Jadilah ia menghubungi Hyundae, tangan kanan Jeno. Tak lama panggilan tersebut langsung terhubung.

"Dimana majikanmu, oh?!" tanpa berbasa-basi, Jaemin langsung menanyakan keberadaan Jeno.

"Sedang melakukan meeting dengan klien, Nyonya."

"Suruh ia pulang. Segera! Aku tunggu 10 menit. Kalau tidak, jangan salahkan aku meminta elusan tangan pria lain! Katakan padanya." Jaemin mematikan panggilan sepihak.

"T-tapi Jeno sedang meeting dengan klien penting, bukan?"

"Aku tidak peduli. Anaknya saat ini sangat aktif. Aku tidak bisa menghentikannya. Hanya Jeno yang bersahabat dengannya." jawab Jaemin lirih disertai dengan raut muka yang sendu.

Haechan membungkam mulutnya. Mencoba mengerti dengan keadaan Jaemin. Suasana hati wanita hamil memang sangat ekstrem. Kadang kala ia pun menyadarinya.

Vad [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang