1

56.1K 2.3K 176
                                    

Lee Haechan, gadis cantik berumur 20 tahun yang duduk di bangku kuliah. Ia hidup sebatang kara, tanpa saudara yang ia kenali. Ia tidak memiliki orang tua. Selama 18 tahun hidupnya, ia tinggal dan di besarkan di panti asuhan. Dan saat memasuki perguruan tinggi, ia memutuskan untuk pergi dari panti dan hidup mandiri.

Untung saja Haechan memiliki uang simpanan yang ia dapat dari bekerja paruh waktu di sebuah kafe. Haechan masih berada di kelas dua saat itu. Hanya sebagai seorang pelayan. Setidaknya ia bersyukur gaji yang di terimanya terbilang cukup.

Setelah lulus dari sekolah menengah atas, Haechan diterima di salah satu perguruan tinggi swasta terbesar dan mendapatkan beasiswa penuh sampai ia lulus. Itu sangat membantu Haechan. Jadi ia tidak perlu memikirkan uang kuliah. Ia bisa fokus belajar dan bekerja untuk menyambung kehidupannya.

Berbicara tentang kehidupannya, sebenarnya kehidupannya itu berjalan sebagaimana mestinya. Sama seperti orang lain. Di kampus, Haechan menjadi mahasiswi yang biasa-biasa saja. Ia tidak memiliki teman sama sekali. Mereka semua dari golongan atas, mana mau berteman dengannya. Bahkan teman yang sesama mendapatkan beasiswa pun tiba-tiba menjelma seperti orang berada. Haechan cukup sadar diri.

Sampai suatu hari, ibu panti mengatakan kalau panti terlilit hutang sebesar 50 juta won dan harus membayarnya dalam jangka waktu 3 bulan. Haechan berniat membantu karena kasihan melihat ibu panti seperti orang kebingungan. Dan ini juga saatnya ia membalas budi kepada rumah yang sudah mau menampung dirinya.

Tunggu sebentar, dimana ia bisa mendapatkan uang sebesar itu?

Haechan duduk termenung di kursi dekat jendela bus. Ia sampai tidak sadar seorang wanita muda duduk di kursi kosong sebelahnya. Haechan tersadar dari lamunannya ketika sebuah tangan menepuk pundaknya. Ternyata wanita itu menawarkan sebuah pekerjaan dengan gaji yang sangat besar dan masa bekerjanya hanya 6 bulan. Entah pekerjaan apa itu, bisa ia tanyakan nanti yang terpenting ia bersyukur mendapatkan tawaran pekerjaan gaji yang sangat besar ini. Tanpa pikir panjang, Haechan menyetujuinya.

Haechan tersenyum miris. Pekerjaan dengan gaji yang sangat besar itu seperti ini? Menjadi seorang penari striptis. Ia terlalu bodoh sehingga mengiyakan tawaran ini dan ia juga tidak bisa membatalkannya karena terikat dengan kontrak. Tidak ada yang bisa Haechan lakukan selain menerima pekerjaan ini. Entahlah ia harus menyesal atau mensyukurinya.

Karena pekerjaannya ini, Haechan bisa melunasi hutang panti. Dan untuk masalah kuliahnya, tidak ada seorang pun yang mengetahui pekerjaan Haechan. Karena ia sangat apik dalam menutupi pekerjaannya itu.

Kini Haechan sedang berada di ruang ganti. Ia mengganti baju kurang bahannya dengan setelan casual. Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Waktunya ia pulang ke rumah kecil sewaannya.

"Oh, Dongsook-ie, kau mau pulang?" Tanya Somi, salah satu sunbae nya di pekerjaannya ini. Haechan di club ini memang terkenal dengan nama Dongsook.

"Ah, iya Eonni."

"Aku antar ya? Sesekali ini. Tidak ada pilihan untuk menolak." Sebenarnya Somi ini bertanya atau memaksa, sih.

"Baiklah." Ucap Haechan pasrah.

"Tunggu sebentar, aku akan berganti baju." Setelah berkata, Somi melesat menuju salah satu tirai.

Mereka berdua pulang dengan menggunakan mobil Somi. Selama jalan pulang, banyak bercerita tentang kehidupan masing-masing. Ternyata Somi tak jauh berbeda dengannya. Dulu Somi terpaksa melakukan pekerjaan ini karena ibunya sakit keras dan harus cepat di beri pengobatan. Namun lama kelamaan Somi menikmati pekerjaan ini yang hampir berjalan 2 tahun. Sekarang Somi mempunyai sebuah rumah dan mobil, hasil dari menjadi penari striptis.

Vad [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang