Sebelum membaca, saya ingatkan lagi untuk para pembaca agar memberi vote untuk mendukung karya seorang Author!!
Barang-barang Kenangan untuk berangkat besok ke lokasi perkemahan sedang disiapkan semua oleh Ibu Kenangan di kamar gadis itu.
Gery dan Kenangan menatap wanita yang sudah merawat mereka itu kini dengan telaten memasukan barang-barang yang diperlukan ke dalam ransel. Setelah itu, menaruhnya di samping meja belajar Kenangan.
"Udah semuanya, besok hati-hati," ucap Ibu Kenangan membelai lembut Surai putrinya lalu mencium Gery.
Kenangan dan Gery menatap sang ibu yang telah berlalu keluar dari kamar, keduanya sama-sama terdiam sejenak lalu saling menatap satu sama lain.
"Kasihan Ibu," ucap Gery.
Kenangan mengangguk, demi dirinya Ibunya berkerja sangat keras. Pelan, tangannya memegangi dada, jantungnya itu ... ibunya sadar akan hal itu.
Kenangan mengingat percakapannya dengan dokter Karlina saat check up.
"Apa yang ingin kamu lakukan saat umurmu sisa empat bulan ini Kenangan?"
Kenangan menatap Dokter Karlina di hadapannya yang sudah selama ini setia membantu dirinya, tersenyum tipis gadis itu membalas, "Melukis Dokter."
"Kenapa melukis?"
"Dokter tahu, saya sangat suka melukis. Melukis bisa membuat saya menuangkan rasa yang ada dalam hati. Rasa marah, sedih, dan bahagia."
Dokter Karlina tersenyum mendengar ucapan Kenangan, dia memegang tangan pasiennya itu sembari menguatkan dengan kata-katanya, "Saya selalu dukung kamu, kamu pasien saya yang paling kuat Kenangan."
"Saya cuman ngasih saran ke kamu, jika kamu merasakan sakit menangis lah Kenangan. Setidaknya itu bisa membuat kamu lega, jangan menahannya."
Kenangan menunduk memegangi dadanya, dia sedih tetapi, dia tidak pernah membiarkan air matanya menetes sedikit pun. Dia akan terus terlihat kuat, dan Kenangan pasti bisa.
***
Di dalam bus yang mengangkut kelas dua belas IPA satu, Kenangan menatap pemandangan di luar yang sangat indah. Di bus yang lain, banyak yang sedang bernyanyi sembari bermain gitar. Namun, bus mereka lah yang paling sepi.
Karena ada Aksara Rhegafan Melano di bus ini. Jangan tanya dimana Aksara duduk, sudah pasti berada di samping Kenangan. Tidak ada yang akan mau duduk berdampingan dengan manusia itu.
Kenangan sibuk menggambar pemandangan di diarynya, sedangkan Aksara duduk manis sambil menutup mata mendengarkan earphone.
Namun, tiba-tiba kepala Aksara merasakan pusing yang hebat padahal ini masih dalam perjalanan menuju tempat kemah mereka.
Aksara memejamkan matanya erat, mematikan lagu Dynamite BTS yang sedang dia dengarkan saat ini.
"Oi," panggilnya pada Kenangan.
Kenangan menoleh menatap Aksara, "Iya?"
"Punya minyak kayu putih?"
Kenangan mengangguk cepat, langsung mengambil minyak itu dari tasnya dan memberikan kepada Aksara.
Aksara langsung mengambil minyak tersebut, mungkin ini karena semalaman dia tidak tidur karena menyiapkan barang-barang untuk kamping. Jadi kepalanya tiba-tiba pusing.
Aksara mengoleskan minyak tersebut pada leher, pelipis, dan lehernya. Mencium aroma minyak kayu putih, dan juga memijat pelipisnya sedikit demi sedikit.