Sebelum membaca, saya ingatkan lagi untuk para pembaca agar memberi vote untuk mendukung karya seorang Author!!
Tamparan keras dari Krystal mengenai pipi Martin, gadis berambut panjang itu menatap nyalang pemuda yang tertunduk di hadapannya dengan tajam.
"Lo gila!" Bentak Krystal.
"Gua nggak sengaja," lirih Martin.
Krystal menggelengkan kepalanya sembari mengacak-acak surainya, dia benar-benar jadi kalang kabut saat ini. "Ceritain semuanya!" perintah Krystal.
"Saat itu, gua lagi ngomong sama Fiko, kita lagi ngebahas masalah kemarin anak-anak yang dipukul sama Robi dan Farel. Belum lagi ... tentang Argan. Rencananya, kita pengen bunuh Aksara dengan bantuan lo untuk ngendaliin Dhion dan tanpa sengaja Kenangan ada di sana. Di rooftop sekolah."
"Kenapa nggak lo tangkap?"
"Dia kabur Krystal, kita udah kejar dia sekuat tenaga. Dia kemarin bisa lolos," ujar Martin. "Kita harus nyulik Kenangan dan nyuruh cewek itu untuk tutup mulut," lanjut Martin.
"Cewek itu di rumah sakit," ucap Krystal.
"Tahu dari mana lo?"
"Fladis yang ngasih tahu gua, dia ngikutin Gamma kemarin ke rumah Kenangan dan syukurnya Aksara nggak tahu ceweknya ada di rumah sakit," ujar Krystal.
Martin menghela napas lega, untung saja Gamma tidak memberitahu dimana keberadaan Kenangan sekarang.
"Awasi Kenangan, jangan sampai ngikutin Aksara. Bisa-bisa lo dicurigai."
Martin mengangguk, sebelum keluar dari cafe melakukan aksinya.
***
Mata Aksara menatap lambang Galaxy yang diberikan oleh Farel dengan saksama, cerita yang diberikan oleh Farel dan Robi masuk dalam daftar kecurigaannya selama ini bahwa para anggota Galaxy atau bahkan ketuanya berada di sekolah Nusantara Internasional School.
"Jadi sudah jelas, mereka ada di sekolah," ucap Aksara.
"Kabarkan pada semuanya, mulai bergerak. Target sudah ada di depan mata, kenapa harus menunggu lama?
Pasang akses untuk mengincar orang-orang itu."Morgan mengedipkan matanya berkali-kali sembari menelan salivanya, dia lalu menelfon para anggota Devil yang sebenarnya sudah ada di sekolah dan juga markas-markas yang sebelumnya diisi oleh geng Galaxy.
Yang lainnya juga begitu, menelfon para anggota yang selama ini sedang menunggu pergerakan dan instruksi dari sang ketua. Akhirnya, impian orang-orang itu pun dapat tercapai.
Aksara berdiri dari duduknya, sebuah pesan masuk yang dikirim oleh seorang gadis cantik untuk dirinya.
"Menyusahkan," cibir Aksara lalu meninggalkan markas menuju bandara.
Rendi menatap kepergian Aksara dengan gurat wajah penuh sedih, dia menatap teman-teman lainnya yang merasakan hal yang sama seperti dirinya.
'Bisa-bisanya lo pura-pura baik-baik saja Aksara,' cibir Rendi dalam hati.
Mobil Aksara menembus kota di siang hari yang panas ini, tatapannya datar menatap jalanan yang terasa cukup ramai.
Merasa hawa yang benar-benar panas, Aksara menyalakan ac di dalam mobilnya lalu melajukan kendaraan berempat itu dengan kecepatan tinggi.
Hingga sampai di bandara, seorang gadis cantik langsung melambaikan tangan pada Aksara. Malas, kakinya melangkah menemui Mulan yang terlihat lebih tinggi sekarang.
"Kenapa lo balik?" tanya Aksara jutek sambil mengangkat koper milik gadis itu dan berjalan mendahuluinya.
Mulan memberengut tidak suka, dia ikut berjalan mengejar Aksara. Kopernya di taruh dalam bagasi, sedangkan dirinya dengan merasa tidak bersalah duduk di dalam mobil dengan santai.