Sebelum membaca, saya ingatkan lagi untuk para pembaca agar memberi vote untuk mendukung karya seorang Author!!
Pakaian ditata dengan rapi di dalam almari, beberapa kaus dan Hoodie milik Aksara digantungkan pada hanger dan diisi dalam lemari. Kenangan tersenyum bangga padanya, urusan seperti ini menurutnya sangatlah mudah.
Kini tinggal kostum Aksara yang berwarna merah, tangan Kenangan dengan lihai melipat kostum tersebut dan memasukkannya ke dalam tas ransel milik Aksara. Tidak lupa, handuk kecil lelaki itu guna untuk mengusap keringat nantinya.
Tok! Tok! Tok!
Pintu kamar Aksara tiba-tiba diketuk, Kenangan menatap Aksara yang tertidur nyenyak di karpet tidak terusik sedikit pun, ternyata Aksara itu kebo juga yah.
Akhirnya, dialah yang harus membukakan pintu. Melangkah, Kenangan memegang knop pintu untuk membukanya. Daun pintu pun terbuka perlahan, wajah Astrid pertama kali lah yang ditemukan Kenangan di depan sana sambil menatapnya tersenyum ramah.
"Hai, Kenangan," sapa Astrid
Tiba-tiba Kenangan menjadi canggung saat bertemu Astrid untuk yang ke dua kalinya, dulu sih wajar dia tidak malu. Namun sekarang? Situasinya berubah, dia adalah pacarnya Aksara.
"Iya, tante," balas Kenangan menunduk.
"Hei, tidak perlu canggung cantik."
Kenangan menegakkan kepalanya semula menatap Astrid yang masih setia menunjukkan senyumannya.
Astrid menatap Aksara yang tertidur pulas di karpet, menggelengkan kepalanya saat mengetahui putra semata wayangnya itu begitu kikir waktu. Bisa-bisanya dia membawa anak gadis orang, lalu membiarkannya sendiri bersamanya di kamar. Sedangkan dia? Asik-asik terlelap.
"Maafkan perlakuannya yang sedikit tidak baik itu yah," ujar Astrid pada Kenangan.
Kenangan mengangguk dan menjawab, "Udah biasa kok tante."
"Kamu ikut tante aja yuk, ke bawah. Pulang kerja, tante tadi beli cake, sekalian cobain loh."
"Eh, ngg—"
"Kamu jangan coba-coba nolak, ayok ikut!"
Apes sudah nasib Kenangan, terlepas dari Aksara malah masuk ke dalam sarang mamanya. Bisa-bisa dia pingsan menghadapi Ibu dan anak ini. Apalagi, dia tidak terbiasa pada Astrid.
Mereka turun menuju ke dapur, Astrid langsung mengeluarkan kotak yang berisikan kue yang dia beli tadi.
"Tante senang banget loh, Aksara bawa temannya ke rumah. Anak tante itu nggak pernah bawa temannya ke sini, satu pun bahkan nggak ada. Kamu yang paling pertama," tutur Astrid.
Dia yang paling pertama?
"Tante udah ketemu teman cowoknya tapi, semuanya cuman ada di markas. Nggak di bawa ke sini."
Seperti itu rupanya.
"Ayok cobain! Udah tante potongin nih."
Kenangan langsung menuju ke meja pantri, mencomot satu cake coklat yang sudah di potong dihidangkan pada piring.
"Enak nggak?"
"Enak tante," balas Kenangan tersenyum.
Ternyata, Astrid tidaklah seperti yang dia duga. Kelihatannya wanita ini baik-baik saja, kenapa Aksara bisa sebenci ini kepadanya?
Keduanya menuju ke meja makan, duduk di sana sambil meminum teh hangat yang dibuat oleh Astrid. Menjamu tamu adalah hal paling utama, karena hal ini sudah diajarkan padanya sejak dulu.