Part 18

214 54 2
                                    

Sebelum membaca, saya ingatkan lagi untuk para pembaca agar memberi vote untuk mendukung karya seorang Author!!

Memasuki markas, dari jauh Aksara sudah mendengar tawa derai teman-temannya yang berada di sana.

Hari ini, dia akan bertemu Dhion. Dia mendapat kabar bahwa geng galaxy kali ini membuka sebuah rencana untuk menghancurkan mereka. Maka, untuk berjaga-jaga kubu mereka harus tetap waspada.

"Hei, bro!" Robi langsung menyapa Aksara saat tubuh pria itu sempurna memasuki ruangan nongkrong mereka tersebut.

"Hmm," balas Aksara hanya deheman.

"Dhion, nih, brother lo udah datang!" Teriak Farel pada Dhion yang sedang ada di toilet.

Tidak lama, seseorang muncul dengan pakaian yang sangat rapi. Bukan kaus seperti Aksara dan teman-teman yang lain kenakan, melainkan sebuah jas seperti seseorang yang berpakaian formal.

"Lo nggak ke kantor?" tanya Aksara.

Pria tampan dengan kulit putih yang mendominasi itu menggelengkan kepalanya. Duduk di sebuah sofa yang cukup rusak diikuti oleh Aksara.

"Kerjaan kali ini sedikit, jadi yang urus sekretaris gua aja."

"Enak banget yah, jadi CEO muda. Udah sukses lagi, kapan gua bisa gitu yah," celetuk Rendi.

Memang benar, Dhion bukanlah anak SMA seperti Aksara dan kawan-kawannya. Dia sudah lulus sekolah dan sudah menjadi CEO muda yang berbakat, inilah alasan kenapa Aksara sedikit menghargai ucapan Dhion. Dikarenakan, Dhion lebih tua dari dirinya.

"Kenapa lo mukul Kemal separah itu?"

Aksara terdiam sejenak saat mendengar pertanyaan Dhion, lalu menjawab, "Emosi gua nggak kekontrol waktu itu."

"Gua nggak suka lo berkelahi Aksa, apalagi itu di sekolah. Lo bisa-bisa ngungkapin seberapa jahatnya lo ke
orang-orang. Cukup waktu itu ... jangan sampai keulang lagi!"

Tiba-tiba sebuah bayangan tentang seorang pria menghantui isi pikiran Aksara, dimana saat itu dia benar-benar ingin membunuh seseorang karena pernah mengejek dirinya sebagai anak hasil perselingkuhan orang tuanya.

Karena orang tuanya suka berselingkuh, bukan berarti dia hasil anak hubungan gelap bukan? Dia benar-benar anak Astrid dan Melano. Namun, pandangan orang berubah saat tahu kelakuan dua orang tuanya.

Untung waktu itu ada Dhion, jika tidak dia sudah berada di sel tahanan karena menrenggut nyawa seseorang.

"Lo tahu nggak, cowok yang waktu lo pukulin itu keadaanya kayak gimana? Dia trauma sampai sekarang sama kelakuan biadab lo!"

"Lo masih ngintai dia?" tanya Aksara.

"Yah, masih."

Semuanya terdiam mendengar perbincangan dua karib tersebut, mereka sudah tahu cerita ini karena langsung dibeberkan oleh Dhion. Dia hanya tidak ingin, kejadian itu terulang lagi. Aksara itu ... gila jika sedang marah.

"Siapa Kenangan?"

Dhion memberikan senyuman menggoda pada Aksara disampingnya, dia sengaja bertanya padahal sudah tahu gadis itu dari cerita Robi.

Mengingat Kenangan lagi, Aksara menjadi kesal. Dia menendang kursi plastik yang ada di depannya dengan kencang hingga benda berkaki empat tersebut melayang menghantam dinding.

"Cewek goblok!"

"Lah? Kok ngamuk?" Farel menatap bingung pada Aksara yang memasang wajah kesal.

"Dia benar-benar bikin gua naik darah," ujar Aksara dingin.

Aksara Untuk Kenangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang