Part 14

224 59 4
                                    

Sebelum membaca, saya ingatkan lagi untuk para pembaca agar memberi vote untuk mendukung karya seorang Author!!

Bus berjalan dengan kecepatan normal, kamping untuk refreshing bagi anak kelas dua belas telah usai. Waktunya untuk pulang dan bersiap untuk menghadapi ujian nantinya.

Dibelakang, Aksara duduk bersama Morgan. Disebelah mereka,  ada Farel dan Rendi yang tampak sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

"Ren, lo lihat hasil jepretan gua!"

Rendi menoleh pada Farel yang menunjukkan kameranya, di sana ada foto Aksara yang menatap Kenangan sedang tertawa.

"Keren uy, pinter lo kalau dalam motret-motret gini," puji Rendi.

"Iya dong, Farel gitu loh."

Farel menatap Aksara yang asik mendengarkan musik melalui earphonenya, Morgan sibuk membaca buku.

"Gan, Morgan."

Morgan menatap Farel dengan alisnya yang mengerut, seolah bertanya kenapa Farel memanggilnya.

Farel memberikan kameranya pada Morgan, dan berkata, "Kasih ke Aksara, di sana ada foto-fotonya sama Kenangan. Perlu gua hapus atau cuci?"

Morgan yang sudah mengetahui kebiasaan Farel itu tersenyum tipis, lalu menyentuh pundak Aksara pelan.

Sang empu yang merasa disentuh menoleh pada pelaku di sampingnya, Aksara melepaskan earphonenya dan bertanya. "Kenapa?" 

"Nih, di kamera Farel ada foto lo sama Kenangan. Mau dicuci atau hapus aja?"

Aksara lalu mengambil kamera Farel dan membukanya, matanya menangkap dua sosok yang berada di lingkaran kecil. Ada dirinya, bersama Kenangan.

Di sana, dia terpaku menatap Kenangan yang mengurai tawa. Tersenyum tipis, lelaki itu mengaku pada dirinya sendiri. Bahwa senyuman Kenangan membuatnya terpanah, bahkan saat pertama kali Kenangan tersenyum. Aksara sendiri pernah menyambutnya dengan ciumannya lalu dihadiahi pukulan dari Kenangan.

Aksara mengambil ponselnya, membuka aplikasi galeri dan mencari foto Kenangan yang tertidur pulas di meja waktu di kelas.

Setelah menemukannya, Aksara menatap lama wajah Kenangan di layar ponselnya. 'Lo udah masuk ke dalam kisah gua Kenangan.' Monolog Aksara dalam hati.

***
Aksara berbaring telungkup di dalam selimutnya, hari ini dia ingin tidur sespuasnya karena kemarin malam dia dan Robi bergadang hanya untuk bercerita mengenai geng Galaxy.

Astrid mengetuk pintu kamar Aksara tapi, tidak kunjung dibukakan. Dia tahu, meski pun diketuk sebanyak kali Aksara tidak akan pernah menyambutnya. Perlahan, wanita yang telah melahirkan Aksara itu sendiri membukakan pintu kamar putranya.

"Permisi Nyonya, ini ada paketan buat Kak Aksara," ucap Farus, anak pembantu yang telah lama bekerja di rumah Anya.

Farus berdiri di depan pintu kamar Aksara yang terbuka, Astrid langsung mengkode Farus untuk memelankan suara melalui jari telunjuknya yang ditempelkan di bibir.

"Ssst, pelan-pelan Farus. Kak Aksanya, lagi bobo. Ayok, tolong masukin aja ke dalam kamar!"

Farus langsung masuk ke dalam kamar Aksara, dan menempatkan box besar di samping almari yang tidak jauh dari tempat tidur Aksara.

"Ini, duitnya ambil aja di dompet saya buat kurirnya. Sisanya ambil kamu aja, ntar dompetnya taruh di samping tv."

"Makasih banyak Nyonya, kalau begitu sayaPamit dulu yah."

Astrid tersenyum pada Farus. "Iya, makasih yah Farus."

"Sama-sama."

Setelah keluar, Astrid menatap box yang belum diketahui isinya itu. Penasaran, dia mencari gunting dan membukanya.

Aksara Untuk Kenangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang