Sebelum membaca, saya ingatkan lagi untuk para pembaca agar memberi vote untuk mendukung karya seorang Author!!
Mata-mata Dhion berhasil menyelidiki para anggota Galaxy yang telah melarikan diri darinya karena selalu ketahuan oleh pria itu, setelah pulang dari kantor dia harus pergi untuk menemui Aksara untuk memberitahukan hal ini.
"Dhion!" Sebuah suara membuat lamunan Dhion buyar, Krystal berjalan padanya dan langsung memeluk Dhion dengan erat.
"Masih saja sibuk bekerja, hm?" Krystal duduk di pangkuan Dhion tanpa merasa canggung, mengalunkan tangannya pada leher Dhion dengan mesra sembari memberikannya sebuah kecupan manis.
"Tinggal menandatangani berkas-berkas ini," ucap Dhion datar.
Kepalanya disandarkan pada dada bidang Dhion, Krystal memberengut kesal karena pria itu hanya menjawab seadanya saja.
"Kau kenapa? Apa tidak suka jika aku kemari? Kalau begitu aku tidak akan kesini lagi," ucap Krystal dan hendak bangkit dari pangkuan Dhion tetapi, langsung dicegat oleh calon tunangannya itu.
"Jangan berulah Krystal."
"Lepaskan! Aku ingin pergi!"
"Kalau kamu mau pergi, saya yang akan antar kamu."
"Aku tahu, kamu care padaku hanya karena kita berdua nanti akan dijodohkan. Begitu kan?"
"Bahkan jika kamu bukan orang yang dijodohkan sama saya, saya tetap akan baik sama kamu."
Krystal membulatkan matanya tidak percaya, bisa-bisanya manusia di depannya ini begitu baik.
"Jika nanti yang duduk di pangkuanmu ini bukan calon tunanganmu, apa yang akan kau lakukan?"
"Menghindarinya, aku tidak akan membiarkannya menyentuhku sampai sejauh ini."
Krystal tertawa mendengar penuturan Dhion, dia memeluk pria itu dan berbisik pelan, "Yah, lakukan seperti itu. Aku tidak suka jika ada yang menyentuh milikku kecuali aku."
Dhion menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Saya akan pergi ke suatu tempat, kamu ingin ikut?"
"Dimana? Aku ikut!"
"Nanti kamu akan tahu, sekalian saya ingin memperkenalkan kamu sama mereka."
Krystal mengangguk bagai anak kecil yang senang karena telah diberikan permen manis, dalam hati wanita jahat itu tersenyum karena dengan cepat dia akan mulai mengetahui selak beluk Dhion.
***
Kenangan menatap tidak percaya dengan apa yang dia lihat, Aksara membawa banyak orang ke gedung ini hanya untuk mengecat dan membantu para pekerja lainnya untuk merenovasi cafe di tingkat ke dua ini.
"Kenapa kalian banyak sekali?"
"Ini belum seberapa yang kamu lihat, masih banyak yang tidak dibawa Aksara," ujar Robi.
Kenangan tersenyum kikuk kepada mereka, gadis itu menatap Robi dengan tatapan memohon.
"Kamu bisa atur mereka kan? Aku harus bicara sama Aksara dulu," ucap Kenangan.
"Aman, Aksara ada di lantai bawah."
"Oke, makasih yah Robi."
Kenangan langsung ngacir pergi dari situ, dia harus menemukan biang kerok ini. Setelah turun dari tangga, Aksara sedang berbicara dengan salah satu pekerja di sana dengan serius. Namun, setelah melihat Kenangan dari jauh, Aksara mengentikan pembicaraannya dan dengan sopan pamit untuk pergi menemui Kenangan.
"Aksa, masa teman-teman kamu sebanyak itu sih? Lagian ini cafenya gak besar loh, cuman ada tingkatnnya doang. Kasihan tahu, mungkin mereka itu ada urusan yang lebih penting dari ini. Pulangin aja yah."