Sebelum membaca, saya ingatkan lagi untuk para pembaca agar memberi vote untuk mendukung karya seorang Author!!
Penonton tidak hentinya meneriaki nama anak IPA, dua tahun berturut-turut pertandingan ini biasanya dimenangkan oleh anak IPS. Namun, kali ini untuk penutupnya jurusan IPA yang mengambil kedudukan.
Aksara mengusap keringat yang membanjir di kening dan lehernya, menatap para gadis-gadis yang berkeliaran mencari perhatian pada pemain basket lainnya.
Kenapa tidak ada Kenangan di sini?
Yah, dia sedang mencari gadis itu.
Tidak, dia yakin Kenangan sedang menghindarinya. Terserah, kali ini dia tidak perduli.Aksara dihampiri oleh Morgan yang melemparinya satu botol air dingin kepadanya, dengan sigap Aksara langsung menangkap botol tersebut.
"Ada cewek yang kasih ke gua, minum!"
Tanpa banyak kata, Aksara langsung membuka penutup botol, dan meminumnya hingga tersisa setengah.
"Kenangan nggak nongol deh," ungkit Morgan ikut mencari-cari keberadaan Kenangan.
"Serah dia!"
"Dih, kayak cewek ngambekkan aja lo," ujar Morgan.
"Kenapa lo samain gua sama cewek?" Aksara yang tidak diterima perkataan Morgan menatap lelaki itu tajam.
"Anu, main gila aja gan. Jangan ngamuk mulu napa?"
Aksara malas meladeni perkataan Morgan tetapi tatapannya teralih pada dua orang gadis yang berjalan di tengah koridor menarik perhatiannya.
"Cewek yang sama Kenangan itu siapa namanya?" tanya Aksara pada Morgan sembari tatapannya masih terarah ke depan.
"Fladis."
"Jadi yang waktu satu kemah sama Kenangan itu siapa juga?"
"Itu Ifah namanya Aksara, masa lo nggak tahu?"
"Nggak!"
Morgan menjitak keningnya saking kesalnya pada Aksara, bisa-bisa dia sekolah di sini udah hampir tiga tahun dan dia sama sekali nggak kenal siapa pun? Kecuali teman-temannya saja. Aksara emang beda.
"Guys! Ke kantin yuk, gua traktir!"
Suara Robi mengalihkan perhatian Aksara dan Morgan, Rendi juga Farel yang berada di belakang Robi terlihat senang ketika Robi yang bernotabene sebagai anak orang kaya itu mau berbagi rezeki.
Aksara dan Morgan ikut berdiri, mereka berlima menuju kantin untuk mengisi perut yang kosong.
Di kantin sangatlah ramai, siswa-siswi yang tadinya berteriak heboh melampiaskan kehausan mereka dengan memborong minuman dingin di kantin sekolah.
Ujung sudut kantin, mata Aksara mencuri pandangan pada Kenangan yang duduk di sana bersama Fladis.
'Sejak kapan dia mau makan di kantin?' batin Aksara berbicara.
"Ayok Aksa, melamun mulu kerjaan lo," oceh Robi.
Dengan wajah datar, Aksara masuk ke kantin dalam diam. Namun, dia tidak berhenti untuk terus mengintai Kenangan. Gadis itu memang sukses membuatnya untuk mengalihkan pandangan.
Namun, tiba-tiba seseorang lelaki berheadband hitam datang menemui Kenangan dan Fladis di meja makan. Aksara mengetahui lelaki itu, bukannya dia Martin? Pengganti si Gamma.
Duduk di bangku, Aksara tidak menghiraukan ucapan teman-temannya. Matanya menukik tajam menatap pada satu arah, yaitu Kenangan yang sedari tadi menghindari kontak mata dengannya.