Sebelum membaca, saya ingatkan lagi untuk para pembaca agar memberi vote untuk mendukung karya seorang Author!!
Mulan menatap Aksara yang terdiam sedari tadi semenjak bertemu dengan dua orang yang tidak dikenalnya, pria itu menyetir mobil tanpa banyak kata atau meladeni ocehannya seperti sebelumnya.
"Abang! Lo kenapa?"
Akhirnya, Mulan membuka suara sehingga mengalihkan pandangan Aksara.
Aksara hanya menatap Adek bungsunya itu dalam diam dan hanya memberikan gelengan kecil sebagai jawaban.
"Cewek tadi pacar lo?" tebak Mulan. Dia sudah menduga siapa yang tadi Aksara tarik, kakaknya itu memang kasar kepada siapa pun. Apalagi mengingat situasi tadi, gadis itu bersama laki-laki lain.
"Udah gua putusin tadi, bukan pacar gua lagi," balas Aksara.
Mulan menganga menatap tidak percaya pada Aksara, dia memukul lengan saudaranya dengan keras saking kesalnya. "Udah putusin cewek, malah ngerasa nggak bersalah banget."
"Yah, enggak lah. Orang dia nggak tahu mewek, palingan dia biasa aja pas pulang ke rumahnya sama cowok barunya tadi."
"Bang, lo seyakin itu tentang cewek? Memangnya lo paham kaum hawa yang penuh misteri ini?" tanya Mulan.
"Wanita itu rapuh, mereka akan kuat setelah menemukan seseorang yang membuat mereka harus bertahan yaitu, orang yang mereka cintai."
"Lo nggak tahu apa-apa Mulan."
"Terserah lo, yaudah buruan! Gua udah kangen sama Mama dan Papa di rumah," ucap Mulan jutek.
***
Mata Gamma membulat sempurna setelah mendengar penuturan Krystal tentang rencana Martin yang membuat geng mereka dalam bahaya.
"Berarti .... Kenangan juga udah tahu kalau gua adalah ketua geng Galaxy?"
Krystal menganggukkan kepalanya meyakinkan Gamma, jika gadis yang dia jaga di rumah sakit sudah mengetahui fakta sebenarnya tentang dia.
"Kenapa dia kelihatan biasa aja pas lihat gua?"
"Itu yang buat gua bingung, kenapa dia nggak marahin lo gitu?" tanya Krystal sendiri. Dia juga ikutan bingung sama seperti Gamma, seharusnya gadis itu akan melaporkan pada Aksara rencana Martin yang keji itu.
"Dia punya penyakit Krystal," ujar Gamma.
Krystal menaikkan alisnya penasaran, lalu bertanya, "Penyakit apa?"
"Jantung," balas Gamma.
Kali ini, mata Krystal yang membulat tidak percaya akan ucapan Gamma. Dia mengedipkan matanya berkali-kali seolah apa yang dikatakan Gamma bukanlah mimpi.
"Serius Gam? Nggak bohong?""Iya, gua jadi nggak tega manfaatin dia hanya karena pengen ngalahin Aksara. Dia terlalu baik," ucap Gamma.
Krystal menatap tidak suka pada Gamma, dan meninju lengan pemuda itu mengingatkan. "Ingat tujuan awal lo, balas dendam."
"Sudah, diam!" perintah Krystal.
Di dalam gereja, Kenangan berdiri di depan salib, sembari menutup mata dengan khusyuk dengan tangan yang mengatup di depan dada.
'Tuhan, di kala sukmaku tak lagi berada di dunia ini, bisakah hatiku hanya tetap untuk Aksara? Meski kau tahu, dia tidak pernah sejalan denganku.'
'Dalam naunganmu Tuhan, lindungi dia kemana pun. Meski aku yang disuruhnya membisu, hanya kau lah yang kuanggap bisa mendengarkanku.'