Part 35

206 46 7
                                    

Sebelum membaca, saya ingatkan lagi untuk para pembaca agar memberi vote untuk mendukung karya seorang Author!!

Tatapan Aksara mengarah pada rumah Kenangan, kosong. Dia telah mengetuk pintu yang terbuat dari kayu jati itu tetapi, tetap tidak ada yang menyambutnya seperti dulu.

Ditangannya, ada kue yang diberikan oleh Astrid untuk Kenangan. Tidak tahu harus berbuat apa, Aksara lebih memilih membuka kotak kue tersebut dan mencomotnya satu.

"Gua juga bisa kangen sama lo," ucap Aksara pelan.

"Cih, lo mana kangen sama gua," ujar Aksara lagi dengan memasang mukanya yang jutek sambil mengunyah kue tersebut.

"Hadeh! Ganggu mulu dia di otak gua, emang tuh cewek paling ngeselin."

"Sekali nongol di pikiran, perginya susah amat!" Aksara memakan kue terakhirnya dengan paksa, kesal dengan dirinya sendiri yang tidak bisa lepas dari bayang Kenangan.

Ponselnya berdering, ada nama Dhion di layar. Malas, dia menggeser tombol hijau menjawab panggilan itu.

"Apa?"

                    "Lo ke bar temanin gua yah."

"Nggak mau, malas gua."

              "Lo nggak kasihan sama gua?"

"Kasihan apaan sih? Lo kok jadi melow gini?"

                 "Yah, makanya gua suruh lo kesini."

"Ck! Ngerepotin aja lo. Bar yang biasa kita pergi kan?"

"Nah, benar tuh, lan—"

Aksara langsung memutuskan panggilan sebelum Dhion mulai banyak maunya, dia memasuki mobil dan menaruh kotak kue itu di samping tempat duduk di dalam mobil.

Dipacunya kendaraan roda empat itu dengan kecepatan maksimum, menembus gelapnya malam dengan dinginnya udara yang pastinya menembus kulit.

Sampainya di Bar, Aksara memarkirkan mobilnya. Sudah lama dia tidak ke sini lagi bersama dengan Dhion, dan kali ini dia kembali menginjakkan kakinya lagi.

Setelah melalui pemeriksaan, Aksara lalu diberi ijin untuk masuk. Matanya langsung mencari Dhion, dia menemukan pria itu sedang berbicara sendirian di meja bartender.

"Dih, dia mabuk lagi?" tanya Aksara bingung, dengan cepat langsung menemui Dhion.

Aksara duduk di salah satu kursi, yang ada di dekat Dhion. Dia menepuk pundak Dhion sehingga, pandangan lelaki itu mengarah padanya.

"Ah, akhirnya lo datang Krystal."

"Krystal mata lo, gua Aksara," balas Aksara kesal."

"Iya juga yah, gua udah putusin hubungan gua sama dia. Mau apalagi?" Dhion tersenyum bodoh, dan ingin menyentuh Aksara yang dia anggap Krystal.

Aksara dengan kasar menepis tangan Dhion. "Jangan sentuh gua, masa hanya karena cewek sialan kayak Krystal lo jadi kayak gini?!"

"Lagian gua Aksara, ayok pulang! Jangan jadi beban buat gua ntar," lanjut Aksara yang hendak menarik tangan Dhion untuk pergi.

"Jadi, lo Aksara?"

"Pakai nanya lagi, yah terus di hadapan lo ini Mak Lampir?!"

Aksara Untuk Kenangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang