Sebelum membaca, saya ingatkan lagi untuk para pembaca agar memberi vote untuk mendukung karya seorang Author!!
Siapa yang sudah jadian? Yah, siapa lagi kalau bukan Aksara dan Kenangan. Hubungan mereka terendus oleh teman-teman Aksara, karena lelaki itu memang sangat jujur untuk memberitahu sahabatnya.
"Lo yang nembak dia atau dia yang nembak lo?" tanya Farel penasaran.
"Yah jelas Kenangan dong ogeb, Aksara mana mau!" Sentak Morgan kesal, karena dia tahu Aksara bukanlah pria yang gampang jatuh cinta kepada seseorang wanita.
"Gua yang nembak," balas Aksara enteng sembari meminum kopi hangat yang diberikan oleh Robi.
"What!?" Sontak Robi, Morgan, Rendi dan Farel menatap tidak percaya pada Aksara yang terlihat tidak perduli.
Ini bukanlah sifat Aksara yang memiliki hubungan romantis bersama wanita, lagian siapa yang ingin berpacaran dengan Aksara? Siapa cewek yang berani?
"Dia ... nggak takut sama lo atau nolak lo gitu?" tanya Rendi pelan.
"Cih, nolak? Siapa yang berani nolak gua?"
Farel menelan salivanya mendengar ucapan Aksara, dia memang sudah melihat Aksara bertarung. Namun, untuk berkelahi sesama geng tidak pernah dilakukan oleh Aksara.
Kenapa? Yah, karena ada Dhion.
Dhion pernah berkata kepadanya jika Aksara itu setengah Devil. Memang, yang paling mengenal Aksara luar dalam adalah Dhion.Aksara tidak perlu mengotori tangannya agar bisa membasmi hama, karena Dhion saja sudah bisa membuat satu geng terluka apalagi Aksara?
"Aksa, lo nggak ada niat untuk nyakitin dia kan?" tanya Farel takut, perasaannya sedikit tidak enak. Karena dari sudut pandangnya, Kenangan adalah gadis yang sangat lembut sedangkan Aksara? Beda sifat.
"Iya bro, seenggaknya jangan main-main sama Kenangan. Kasihan," ucap Morgan.
"Kalau dia nggak macam-macam, gua nggak nyakitin dia," ucap Aksara sangat mudah.
Robi menghela napas berat, menatap sahabatnya yang terlihat santai. "Lo nggak boleh nyakitin dia Aksara, Kenangan itu terlalu baik buat lo. Nggak ada cewek kayak dia yang mampu bertahan sama sikap lo."
Setelah mengatakan itu, Robi pun beranjak dari duduknya, meninggalkan mereka. Ucapan Robi sukses membuat Aksara membisu.
Mata mereka mengikuti arah Robi berjalan, rupanya lelaki itu bergabung bersama Kenangan dan teman-temannya yang sedang duduk bercerita.
"Dih, tuh anak. Kenapa malah gabung sama cewek lo?" tanya Rendi bergidik ngeri.
"Jangan-jangan pengen lihat si Ipah," kekeh Morgan yang sukses membuat Farel dan Rendi tertawa.
Aksara berdiri dari duduknya sambil membawa secangkir kopi miliknya, mengikuti Robi. Melihat dari kejauhan Aksara mendekati mereka, para wanita dan pria di sana langsung membuka jalan menghindari Aksara.
Tatapan mata Aksara tertuju kepada Kenangan, mendekat, dia duduk di samping gadis itu tanpa rasa malu.
"Kenapa lo semua?" tanya Aksara menaikkan alis kanannya menatap semua yang ada di sana dengan datar.
Robi hampir tertawa saat melihat Aksara yang mengekori dirinya, dia menatap Ifah yang ikut gemetar saat lelaki itu muncul.
"Lo takut sama Aksara?" tanya Robi berbisik di telinga Ifah.
Ifah menatap kesal Robi yang ada di sampingnya, memukul lengan pria itu. "Lagian teman lo itu kenapa pada gabung di sini sih? Dia nggak tahu apa, kita itu takut sama dia."