Sebelum membaca, saya ingatkan lagi untuk para pembaca agar memberi vote untuk mendukung karya seorang Author!!
Meski tidak terbiasa merawat Aksara, Astrid akan berusaha semampu mungkin untuk memberikan perhatian dan semua yang diberikan oleh Ibunya kepada putranya itu.
Saat ini, dia sedang berada di ruang tamu, berjalan mondar-mandir menunggu kabar dari seseorang yang sedang dia tunggu.
Nada dering ponselnya membuat Astrid kaget dan dengan cepat wanita itu langsung menerima panggilan dari asistennya tersebut.
"Bagaimana?"
Astrid mengangguk paham saat orang disebrang sana memberitahukan informasi tentang Kenangan. Selepas keluar dari kamar Aksara, Astrid menyuruh asistennya untuk mencari tahu gadis bernama Kenangan itu.
"Jadi seperti itu ... oke."
Tanpa basa-basi, Astrid langsung mematikan panggilannya dan tersenyum lebar. "Aksara kena batunya juga heheheh."
Waktu sudah pukul jam setengah tiga, putranya masih terlelap di atas sana. "Apa dia tidak berniat mengantarkan boneka itu pada Kenangan?" Gusar, Astrid menaiki anak tangga berjalan menghampiri kamar di atas.
Pintu kamar dibuka perlahan, Astrid mendekat pada wajah tampan yang terlelap dengan manis itu. "Oh putraku, bisa-bisanya kamu semanis ini saat tertidur," ujar Astrid.
"Aksa, bangun nak. Ini udah mau sore loh, ayok bangun sayang!"
Aksara merasakan tubuhnya diguncang, suara lembut seseorang yang dulunya selalu memanjakannya itu seolah menyuruhnya bangun dari pembaringan.
Aksara membuka mata secara perlahan-lahan, lamat-lamat wajah Astrid yang berhasil mencuri pandangannya. Astrid duduk di samping dengan senyum tulus seorang Ibu.
Tatapan Aksara datar, rasanya seperti sulit sekali membalas senyuman Astrid. Dia memilih membuang muka, bangkit dari tidurnya dan berjalan seolah Astrid benar-benar tidak ada di dalam kamar.
"Kamu dingin banget sama Mama Aksa," lirih Astrid.
Astrid mengusap air mata yang tergenang dalam pelupuk mata, mencoba tersenyum seperti biasa menghadapi sikap Aksara.
"Tadi ada paket, semuanya sudah mama bayar!" Teriak Astrid karena Aksara berada di dalam kamar mandi.
Aksara yang mendengar hal itu tetap tidak menjawab, dia mengganti bajunya untuk segera mandi. "Gua bakal gantiin duitnya."
***
Besok adalah hari Minggu, apa dia harus mengajak Kenangan untuk ke gereja bersama? Sekalian, Aksara datang membawa Kenangan ke rumah untuk mempersiapkan kostum dan keperluannya besok.
"Ck! Gua ganteng juga," ucap Aksara menatap pantulan dirinya di cermin.
Dia memakai kaos oblong berwarna hitam, dan jeans panjang. Karena tidak ingin ada yang mengenalinya, Aksara sengaja memakai topi dan masker untuk berjaga-jaga, bisa saja musuh mengenalinya.
Paket di samping sudah dibuka, pasti itu ulah Mamanya. Sudahlah, Aksara tidak ingin berbicara dengan perempuan itu, nanti pulang dia akan mengganti duit Astrid.
"Untung boxnya belum dibuka semua," ucap Aksara lalu mengangkat box yang tadinya berisi boneka itu turun ke bawah menuju mobil.
Setelah berhasil memasukkannya, Aksara lalu masuk ke dalam mobilnya, bergegas pergi menuju ke rumah Kenangan.
Sesampainya di rumah Kenangan, Aksara menekan bel rumah memberi tahu penghuni rumah jika ada seorang tamu yang sedang berkunjung.
Pintu dibuka perlahan, dia disambut oleh gadis cantik itu sendiri di depan pintu. Kenangan menatap Aksara bingung, "Cari siapa yah?" tanya Kenangan polos. Pasalnya, lelaki di hadapannya ini terlihat misterius karena memakai topi dan masker.