Chapter 2

25.8K 2.4K 226
                                    

Sehari setelah Su-ho bertemu dengan Seojun ,Su-ho merasa semakin was was jika berjalan sendirian meskipun itu di jalan raya.
Seperti saat ini ,Su-ho tengah mempercepat langkahnya menuju ke sekolah yang berjarak tak terlalu jauh dari rumahnya. Su-ho takut jika Seojun menguntitnya dan kembali melakukan sesuatu yang buruk kepadanya.

Setelah beberapa saat ,akhirnya Su-ho sudah sampai di gerbang sekolahnya. Su-ho mempercepat langkahnya memasukki gedung sekolahan dan bergegas menuju ke ruang kelasnya.

Sesampainya di ruang kelas Su-ho langsung disambut oleh Lim Jukyung ,kekasihnya "Su-ho ,kenapa kau seperti di kejar kejar anjing.  Lihatlah ,keringat di kening mu sebesar biji jagung.. rambutmu juga lepek.." Jukyung kemudian kembali ke tempat duduknya ,mengambil tissu yang berada di dalam tasnya.

Jukyung menghampiri Su-ho dan mengelap keningnya yang penuh dengan keringat.
"Terima kasih Jukyung.." ucap Su-ho. Su-ho mencoba mengatur nafas dan detak jantungnya yang tidak karuan karena berjalan terlalu buru buru. Dan juga ,perasaan takut yang selalu menyelimuti diri Su-ho berhasil menguasai dirinya saat ini.
"Sama sama.." jawab Jukyung. Kemudian dia kembali ke mejanya.



Rumah Seojun...

Pukul 16.00
Seojun terbangun dari tidurnya. Setelah semalam Seojun begadang mengikuti balapan liar yang di selenggarakan oleh rekannya. Seojun mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Mengusap matanya yang masih kabur karena belum sepenuhnya bangun.

Setelah cukup lama mengumpulkan kesadarannya ,Seojun berjalan menuju kamar mandinya. Menghidupkan shower ,yang kini sudah mengguyur tubuh Seojun.

Setelah selesai mandi ,Seojun langsung keluar dan bersiap turun menuju meja makan.

Seojun duduk sendirian di depan meja makan yang cukup besar. Seojun tersenyum sinis "apa gunanya meja dan kursi sebanyak ini.. bukankah aku setiap hari hanya makan sendiri.." ucap Seojun sarkas.

Kedua orang tua Seojun sudah bercerai sejak Seojun masih kecil. Setelah orang tuanya bercerai ,Seojun di titipkan kepada salah satu kepala pelayan yang sudah lama bekerja pada orang tua Seojun.

Sementara orang tuanya pindah ke luar negeri dengan pasangannya masing masing. Dan mengurus anak mereka dari hasil pernikahan sambungnya.

Seojun tak pernah sekali pun mendapat kabar atau kiriman surat dari kedua orang tuanya. Ke dua orang tuanya hanya mengirimkan Seojun uang yang sangat banyak setiap bulannya.

Seojun sampai membuat dirinya di keluarkan dari kampus dan melakukan kenakalan lainnya hanya untuk menarik perhatian orang tuanya. Namun mereka tak pernah sekalipun datang untuk mengurus masalah yang Seojun sebabkan. Kedua orang tuanya hanya menyuruh kepala pelayan untuk membereskan semuanya.

Seojun membanting sendok dan garpunya ke piring. Matanya mulai berkaca kaca "apa salahku hingga kalian meninggalkan ku seperti ini.. apa aku sangat merepotkan? Apa kalian malu mempunyai anak sepertiku?" Ujar Seojun. Seojun mengusap kasar wajahnya. Menahan agar air matanya tidak terjatuh.

Dengan cepat Seojun bangkit dari kursinya. Berjalan menuju garasi kemudian menyambar kunci motor dan helmnya. Seojun menghidupkan mesin motornya ,lalu keluar dari rumahnya dengan kecepatan tinggi.
Hatinya selalu kalut jika sudah mengingat perlakuan orang tuanya pada Seojun.

Seojun hanya berputar putar tanpa tujuan yang jelas. Matanya mulai melihat ke kiri dan kanan pinggir jalan yang di lewatinya. Mencari lelaki manisnya berada. Berharap keberuntungan berpihak padanya.

Ya benar saja ,keberuntungan tengah berpihak padanya. Seojun bertemu dengan Su-ho di jalan yang kemarin dia lewati. Namun ,dahinya mengernyit ketika melihat gadis yang berada di sebelah Su-ho.

Married By Accident ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang