Becky memandang kerumunan di depan nya dengan wajah jengah, pagi ini dia berniat menjemput tiga teman nya itu tapi ketika sampai di depan panti malah melihat warga yang berkerumun.
Tapi Becky masih bisa melihat apa yang terjadi, seorang Rentenir dan empat anak buah nya marah-marah saat menagih hutang, di tambah bodyguard yang biasanya berjaga di depan panti belum datang, ingat kan dia untuk memecat mereka nanti.
Becky masih diam ketika Bu Yeyen berdebat dengan Rentenir itu dan dia juga melihat Dewa serta Ayu melindungi Intan tapi yang menarik Rentenir itu tampak beberapa kali menggoda Bu Yeyen dengan mencolek pipi serta dagu nya.
Mata Becky mengarah ke sekitar, mata nya tertuju ke seorang pria berusia sekitar tiga puluh tahun menatap penuh obsesi ke arah Intan.
Seperti nya Becky tau permasalahan nya, karena sudah jengah dengan drama di depan nya, Becky memutuskan untuk menghampiri mereka dan menyudahi drama ini.
"Selalu saja, Nafsu, Uang dan Wanita." Dengus Becky sebal.
***
"Ayolah Yeyen ku yang cantik manis, bohay jadi istri Abang maka hutang-hutang kamu akan lunas, termasuk Abang akan biayai panti ini dan Abang jamin mereka akan hidup enak."
Yeyen menatap nyalang lelaki yang lebih pantas di sebut kakek tua ini, usia nya saja sudah tujuh puluh lebih tapi masih saja mengumbar nafsu, bahkan terakhir yang dia dengar, bandot tua di depan nya ini akan menikahi seorang gadis berusia dua puluh tahun dan Yeyen yakin gadis itu korban hutang rentenir itu.
"Saya sudah bilang berkali-kali kepada anda pak Jono, saya tidak akan menikah dengan anda dan saya tidak akan menyerahkan Intan ke anak anda yang bajingan itu!!." Ucap Yeyen dengan nada bicara tinggi sembari menunjuk bandot tua di depan nya, lalu menunjuk lelaki berpenampilan urakan di belakang yang kelakuan nya sama saja dengan bapak nya.
"Kau masih saja sombong, ingat hutang mu menumpuk semakin banyak, aku sudah memberi mu tenggat waktu tapi kau tak kunjung membayar nya, baiklah kalau kau ingin cara kasar!!." Umpat Pak Jono dengan nada marah.
"Kalian!! Bawa Yeyen dan gadis itu lecet sedikit tak apa asal kalian membawa nya ke rumah!!." Perintah Pak Jono ke anak buah nya.
"Siap bos!!."
Dua anak buah Pak Jono mencoba menyeret Yeyen, sementara dua anak buah lain mencoba membawa Intan tapi Dewa dan Ayu mencoba menghalangi nya.
"Lepas!! Bajingan kalian!!." Yeyen terus mengumpat dan memberontak mencoba melepaskan diri.
Tapi tiba-tiba cekalan dua orang berambut gondrong itu terlepas dan mereka terjatuh memekik kesakitan tidak hanya sekali beberapa kali, pasal nya seorang gadis cantik berambut hitam dengan beberapa helai dia warnai pirang tengah menginjak-injak wajah dua orang itu.
"Becky!!."
Becky menoleh ketika mendengar teriakan Intan, dia melihat Dewa yang sudah tersungkur karena sebuah pukulan serta Ayu yang terjatuh ke tanah.
Dia juga heran warga sebanyak itu hanya menonton, dasar bedebah!!.
Becky berlari kemudian melompat menendang salah satu orang itu tepat di kepala nya kemudian dia menarik Intan agar terlepas dari orang satu nya.
Tak menyia-nyiakan kesempatan, orang itu masih melongo tak percaya karena rekan nya tergeletak hanya dengan satu tendangan, Becky melompat kemudian memberi satu pukulan telak mengenai wajah orang itu, bisa terdengar jelas bunyi seperti kayu patah tapi jelas itu bukan bunyi dari kayu patah.
Dua orang yang tadi wajah nya Becky injak-injak sempat bangun, sembari memegangi wajah nya yang begitu nyeri.
"Apa-apaan kamu bocah!! Berani nya kau menghajar anak buah ku!!." Umpat si Rentenir itu dengan wajah merah padam.
Becky hanya diam memandangi Yeyen yang tengah mengobati lebam di wajah Dewa, kemudian dia mengambil sekotak rokok dari weistbag nya mengambil satu kemudian menyalakan nya.
"Aku sebenarnya ingin membunuh kalian para sampah, tapi terlalu banyak saksi, bagi ku orang-orang seperti kalian tak ada manfaatnya kalau di biar kan terus hidup."
Wajah pria tua itu sudah merah padam. "Kau!!." Pria tua itu mengambil handphone dari saku nya kemudian terlihat menghubungi seseorang. "Bawa semua anak buah mu!! Ada yang berani macam-macam dengan kita."
"Ayah kau yakin mau menghajar gadis secantik dan seseksi itu?." Anak Pria tua itu yang sedari tadi diam mengamati keadaan di depan nya.
Jono mengamati Becky dari atas ke bawah kemudian tersenyum lebar. "Kita garap dia bersama-sama." Ucap Jono tertawa lebar di ikuti anak nya yang bernama Robi.
Dua orang itu tak pernah se nafsu ini, Becky bagi mereka benar-benar menggairahkan.
Tapi tiba-tiba Jono memekik kesakitan, di tangan Becky terpegang pistol lengkap dengan peredam nya dan tanpa suara satu peluru melesat bersarang di kaki Jono.
"Pergi kalian atau peluru berikutnya bersarang di kepala kalian dan ini. ." Becky melempar kan sebuah cek. "500 juta, aku yakin itu cukup segera pergi atau kalian seperti ini." Ucap Becky sembari menembak sebuah pot bunga hingga pecah.
Robi melihat cek itu untuk memastikan keaslian nya, dia kemudian tersenyum lebar. "Ayo kita pergi ayah, ini benar-benar asli, ayo kita obati luka ayah."
Sebelum pergi Jono menatap Becky kembali. "Kau akan jadi milik ku manis." Gumam Jono menatap penuh nafsu Becky.
Setelah kepergian Rentenir dan anak buah nya, Becky menatap nyalang warga yang sedari tadi diam tak ada niat ingin menolong.
"Kalian bubar!! Atau aku akan bunuh kalian di tempat ini!!." Ujar Becky seraya menembak ke atas dengan pistol nya yang telah dia lepas peredam nya.
Setelah warga bubar, Becky menyembunyikan kembali pistol nya di balik rok nya kemudian menghampiri Yeyen yang masih menatap nya tak percaya.
"Ibu tak apa?."
"I-bu tak a-pa kok, sekali lagi terimakasih ya kamu sudah menolong kami lagi."
Becky tersenyum hangat. "Ini hanya masalah kecil, apapun untuk ibu mertua." Ucap Becky dengan nada lirih di kalimat terakhir nya.
Mata Becky menatap Dewa sendu kemudian menghampiri nya, memegang pipi chubby Dewa yang memar.
"Sakit?." Tanya Becky dengan mata berkaca-kaca.
"I-ya." Ucap Dewa dengan gugup, bahkan pipi Chubby nya sudah memerah.
Sementara Intan, Ayu serta Bu Yeyen sudah cekikikan melihat Dewa yang gugup.
Cupp
Tubuh Dewa kaku seketika, kali ini bukan hanya pipi nya tapi wajah nya sudah memerah, tanpa dia duga Becky memberi kecupan lembut di pipi Dewa yang memar.
Hal itu tak luput dari tiga orang di belakang nya yang melongo tak percaya.
"Sebentar lagi juga bakal sembuh, maaf gak bisa ngelindungin kamu." Ucap Becky dengan nada penuh sesal.
"Ga-k papa kok." Kali benar Dewa mati kutu, jantung nya berdetak sangat kencang dan dia sudah lama tak merasakan ini.
"Udah ayo masuk, ini sudah jam delapan kita udah telat, dari pada di hukum mending gak usah masuk."
Becky mengajak Dewa masuk ke dalam panti, meninggalkan mereka yang masih tak percaya melihat itu.
"Intan, Ayu bilang sama Ibu kalau barusan itu mimpi." Ucap Yeyen masih tak percaya.
"Ini bukan mimpi Ibu, itu barusan Becky. ."
"Cium pipi Dewa." Ucap Ayu menimpali perkataan Intan.
"Ayo kita susul ke dalam." Yeyen bergegas ke dalam, dia masih tak percaya.
Apa Becky, cocok jadi mantu nya? Ah sepertinya itu di pertimbangkan.
Bersambung . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
RandomBalas dendam? aku pernah dengar orang bijak berkata. "sudah hentikan rencana balas dendam mu, karena dendam mu itu yang akan menghancurkan mu." Boleh aku tertawa sekeras mungkin mendengar kata-kata naif itu? bagi ku dendam tetap lah dendam, aku akan...