Di sebuah ruangan gelap dengan hanya sedikit cahaya bulan memasukinya, lima orang seperti tengah berdiskusi, mendiskusikan hal penting.
Lima orang itu berjubah hitam yang menutupi seluruh tubuh nya dengan tudung dan yang menarik mereka mengenakan topeng paruh burung, khas dokter saat wabah Death Black melanda Eropa.
"Jadi mereka akan bermain-main dengan kita, mengumpulkan, pasukan orang gila?." Tanya salah satu pengguna topeng itu.
Mereka tidak menunjukkan suara asli mereka tapi menggunakan penyamar suara.
"Ya memang seperti itu, sepertinya mereka tak jera setelah selalu kalah dari kita."
"Bagus lah, jadi kita bisa bermain-main dan sekali lagi membuktikan pada dunia bahwa mereka itu pecundang."
Kelima orang itu tertawa secara bersamaan.
"Lalu bagaimana dengan mainan kita yang satu lagi?."
"Kita bunuh perlahan, aku tak suka mainan kita yang satu ini langsung mati tak seru, aku lebih suka memotong jari mereka terlebih dahulu dari pada meledakkan kepala mereka."
"Hahaha kau selalu saja begitu, tapi tak apa bermain lah sepuas mu, kalau kau mulai bosan buat lah lebih menarik beri bumbu sedikit pasti akan terasa sedap."
Kelima orang itu tertawa kembali, sangat susah untuk membedakan mereka pria atau wanita karena mereka terlihat sama tak ada beda nya.
Jubah dan topeng mereka juga sama tak ada beda nya dengan orang-orang di mafia itu.
Apa mereka pemimpin Mafia paling kejam itu? Ah mungkin saja.
Tapi ingat satu hal, tak ada yang tau siapa pemimpin mafia itu, bahkan anggota nya sekalipun.
Satu hal yang di yakini anggota mafia itu, pemimpin mafia itu selalu tau apa yang terjadi dan mengawasi dari kegelapan, bisa di bilang pemimpin mafia itu iblis dalam bentuk nyata, ah atau malaikat maut? Simpulkan saja sendiri.
***
Dewa mematung diam, tubuh nya serasa kaku tak bisa bergerak, bahkan pipi putih gembul itu sudah merah merona.Sedangkan si pelaku yang membuat nya seperti itu dengan santai menarik nya ke sofa rooftop dan membuat paha besar nya untuk di jadikan sebagai bantalan acara rebahan nya.
Si pelaku yang tak lain adalah Becky itu, serasa santai seakan tak terjadi apa-apa berbeda dengan ketiga gadis yang masih melongo tak percaya.
"I-tu tadi beneran?." Ucap Intan tak percaya.
"Beneran kan itu?."
"Kalian gak usah melongo gitu, cepet ayo selamatin Dewa sebelum dia mati kutu, liat tuh." Tunjuk Ariana yang melihat kelakuan gadis itu.
Niat nya membuat malu gadis itu gagal, dia kira dengan memberi tantangan mencium bibir Dewa, akan membuat gadis itu merasa di permalukan dan menghilangkan raut wajah datar itu.
Tapi nyata nya tidak, gadis itu justru nampak santai seperti tak terjadi apa-apa bahkan kini diri nya tengah rebahan cantik dengan paha Dewa sebagai bantalan nya.
Justru malah Dewa yang mati kutu, dengan pipi nya memerah.
"Heh!! Bangun lu!!." Bentak Ariana ke Becky.
Becky mendengus sebal."apaan sih lu, gangguin aja, gue udah lakuin permintaan lu ya, tinggal besok lu harus melakukan apa yang gue minta." Sarkas Becky kemudian dia terbangun dengan muka sebal karena acara nya di ganggu Ariana.
"Heh!! Lu dodol banget sih!! Lu gak liat Dewa kayak gimana!!."
"Emang kena-eh kok Dewa kaku gitu?." Tanya Becky heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
RandomBalas dendam? aku pernah dengar orang bijak berkata. "sudah hentikan rencana balas dendam mu, karena dendam mu itu yang akan menghancurkan mu." Boleh aku tertawa sekeras mungkin mendengar kata-kata naif itu? bagi ku dendam tetap lah dendam, aku akan...