28

237 22 0
                                    

Semenjak kejadian kemarin di ring, Ariana terlihat lebih banyak diam dan sesekali menatap Becky penuh kecurigaan.

Dia bahkan kemarin sempat mengikuti Becky pulang setelah mengantarkan Dewa dan Intan, tapi dia kehilangan jejak dan hari ini dia sempat bertanya pada tata usaha tentang alamat Becky dan ketika dia cari di google maps alamat itu hanya berupa jalan dengan kanan dan kiri nya merupakan kebun kosong.

Ariana sempat berpikir salah menitipkan Dewa pada Becky tapi kalau di pikir-pikir lagi sikap Becky selama ini tak ada yang mencurigakan, tapi Ariana akan tetap mengawasi gadis ini.

Pengumuman untuk semua Siswa-siswi Frank high school, agar segera ke aula karena akan ada pertemuan penting, di harap agar semua siswa-siswi datang tanpa terkecuali.

"Tumben ada apaan sih? Kak Ari tau." Tanya Intan penasaran.

"Setau gue hari ini kepala sekolah kita bakal ganti dan ada guru baru juga."

Intan manggut-manggut paham.

"Becky, Dewa yuk ke aula."

"Kalian duluan aja, ntar gue sama Riksa nyusul." Ucap Becky.

"Mau kemana kalian jangan mojok Mulu." Ucap Aca sinis.

"Yu, adik lu suruh diem deh, males gue denger dia ngoceh."

Ayu hanya diam geleng-geleng kepala, dia heran kenapa Aca sulit akur dengan Becky.

"Udah Aca stop gak usah debat, sekarang ikut kakak kita ke aula."

Aca seperti ogah-ogahan untuk bangun jika tak di paksa Ayu, mata Aca menatap Becky seakan mengatakan awas lu dalam radar gue.

"Lu mau kemana sama Dewa? Gak aneh-aneh kan?." Tanya Ariana curiga.

Becky mengangkat satu alisnya bingung." Aneh-aneh? Ngapain juga aneh-aneh, gue kalau mau aneh-aneh sama Riksa juga tau tempat kali."

"Udah ah terserah lu." Ucap Ariana lalu pergi begitu saja menarik tangan Intan.

Hal itu tak luput dari pandangan Dewa."kak Ari kenapa ya bawaan nya marah-marah Mulu dari pagi tadi."

Becky hanya mengangkat bahu nya tak tau." Udah yuk ikut Nana aja, Nana males acara kayak gituan."

"Tapi kan-."

"Apa? Mau lihat kepala sekolah baru? Udah gak penting itu nanti juga bakal tau."

Becky menyeret paksa Dewa dan Dewa hanya bisa pasrah mengikuti gadis ini kemana pun dia membawa nya.

***
"Kak Ari kenapa sih kayak nya bawaannya sensi sama Becky?." Tanya Intan heran.

Ariana menghembuskan nafas nya pelan, dia melirik sekitar, murid lain seperti nya terlalu asyik mendengarkan pidato kepala sekolah baru dan tampan itu jadi seperti nya Ariana tak masalah cerita di sini.

"Kamu percaya kan sama kakak?."

"Kenapa kakak tanya gitu? Kakak lucu deh." Ucap Intan terkekeh geli.

Ariana melirik sekitar lagi, memastikan tak ada yang menguping."Intan ingat pertandingan kemarin waktu suasana tiba-tiba jadi dingin dan mencekam?."

Intan berpikir sebentar kemudian mengangguk."iya Intan ingat, Intan sempet mau pingsan, gara-gara itu."

"Intan percaya kalau itu dari Becky?."

Intan menggaruk rambut nya pertanda bingung akan perkataan Ariana

"Intan pasti bingung kan? Kakak juga awalnya bingung, tapi kakak lihat dengan mata kepala kakak sendiri waktu Becky patahin tulang Chen, Becky sambil tersenyum, senyum yang menurut kakak itu mengerikan."

"Tapi kak, sikap Becky Lee kita selama ini baik kok, gak ada tanda-tanda mau jahatin kita."

"Tapi Intan kita kan gak tau ada maksud terselubung atau enggak? Bisa jadi dia punya maksud tertentu."

Intan berpikir sejenak."kita lihat aja dulu kak, kita awasin Becky dan semoga Becky benar-benar baik gak punya maksud lain."

Setelah itu Ariana diam, pikirannya melayang kemana-mana bahkan pidato kepala sekolah baru itu tak dia dengarkan sama sekali.

Becky memang sangat mencurigakan bagi Ariana tapi Ariana merasa gadis itu penuh rahasia dan Ariana harus mencari tau nya.

***
Di tempat lain di taman belakang sekolah.

Becky saat ini tengah tiduran dengan paha Dewa di jadikan bantalan, sesekali Becky mengusap wajah Dewa dan menekan-nekan perut Dewa yang menurut nya lucu.

Sementara Dewa hanya memberenggut sebal dengan perlakuan Becky, tapi di sisi lain hati nya merasakan bahagia, hanya berduaan dengan gadis ini padahal.

"Riksa kok bisa gendut gini sih?." Tanya Becky heran.

"Riksa dulu gak gendut Nana, cuma waktu Ibu kerja di mansion Jhonson, Riksa jadi gendut." Ucap Dewa mulai bercerita.

"Oh iya? Berarti Riksa jadi sering makan dong?."

"Iya gitu, di paksa makan mulu sama Kak Ari dan kembaran nya."

Dahi Becky mengernyit."kembaran? Ariana punya kembaran?."

Dewa yang sadar akan mulut nya yang tak bisa di rem gelagapan sendiri."e-h i-tu."

"Riksa ceritain dong, masak Nana gak di ceritain, waktu itu di roof top juga belum di ceritain."

Dewa menarik nafas nya bentar kemudian mulai bercerita."kak Ari itu punya kembaran nama nya Briana, Ariana dan Briana, Briana itu sifat nya persis kayak Nana pemaksa dan semau nya, apalagi kalau keinginan nya gak di turutin bisa nangis berhari-hari dia." Dewa menceritakan itu dengan senyum-senyum sendiri, sementara Becky hanya diam menyimak.

"Aku, Ayu sama Intan sering main di mansion Jhonson setiap hari malah, makanya kami menjadi dekat dengan kak Ari dan Bri."

"Lalu David?." Sela Becky.

"Kak David itu orang nya dingin jarang ngomong, dia juga jarang main dengan kami dia lebih sering main dengan Kak Chen."

"Terus itu si Aca sama ulet Jessie?."

"Gak usah di tambahin ulet Nana." Ucap Dewa sembari terkekeh."kalau Aca setau Riksa ketemu waktu SMP tapi kalau Jessie Riksa kurang tau kapan nya ada di mansion Jhonson ibu yang tau."

Becky mengangguk paham."terus si Briana itu kemana?"

Setelah mengucapkan itu pandangan Dewa menjadi sendu, dia seperti menyimpan masa lalu yang berat."Briana meninggal karena kecelakaan bersamaan sama Ibu kandung Kak Ari, mobil yang di tumpangi Briana dan Tante Carmella terjun ke jurang, jasad keduanya di temukan dalam keadaan meninggal dan hangus terbakar."

Air mata Dewa sudah tak terbendung, dia selalu sedih ketika mengingat kejadian itu, walau masih kecil Dewa tau apa itu cinta dan dia benar-benar kehilangan sosok Briana.

Becky yang melihat Dewa menangis segera membawanya ke dalam pelukannya, Dewa masih saja menangis, bahkan seragam Becky sudah basah karena air mata, Becky terus memberikan kata-kata penenang.

Setelah beberapa saat Dewa baru tenang, Becky mengangkat wajah Dewa yang memerah bekas tangisan."Riksa gak usah sedih, di sini ada Nana yang bakalan terus sama Riksa, kalau Riksa sedih terus Briana yang lihat dari sana bakalan ikut sedih, Riksa harus kuat jangan jadi cowok lemah, masa depan Riksa masih panjang dan Nana pastiin kita bakal lewatin semuanya bersama-sama." Ucap Becky dengan senyum manis nya.

Dewa yang mendengar perkataan Becky kemudian tersenyum manis, entah kenapa Dewa benar-benar bahagia setelah mendengar kata-kata Becky dan nama Becky seperti nya mulai terukir di hati nya.

Mata kedua nya bertemu, entah siapa yang memulai lagi-lagi bibir keduanya bertemu, saling mengecap dan saling melumat menyalurkan kasih sayang.

Tapi tanpa di sadari keduanya ada seseorang yang memfoto adegan itu lalu tersenyum penuh kemenangan.

***

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang