"lu ngapain sih nantangin Chen segala? Heran gue sama lu hobi kok nyari penyakit." Geram Ariana yang tengah menemani Becky berganti pakaian.
Becky hanya melirik Ariana sekilas, kemudian melakukan pemanasan kembali.
"Gue gak nyari penyakit, dia yang nyari penyakit sama gue."
"Lu belum tau aja Chen kayak gimana? Dia itu kayak psikopat kalau lu tau."
Becky terkekeh sekilas, kemudian melakukan spilt untuk merenggangkan otot kaki nya."lu juga belum tau gue, yang jelas Chen setelah ini bakal menyesal." Ucap Becky yakin.
"Terserah lu, gue udah peringatkan kalau sampai lu masuk rumah sakit, gue yang bakal tertawa di awal."
"Mau bikin pesta tujuh hari tujuh malam juga gak masalah."
Ini kedua kali nya Ariana melihat Becky hanya menggunakan Bra Sport, tapi kali ini otot Becky semakin terbentuk.
Otot tangan nya benar-benar terlihat dan tercetak jelas, apalagi di lengan nya Ariana yakin latihan beban Becky tak menggunakan beban kecil.
Perut Becky yang tercetak delapan juga semakin kentara dan terlihat begitu kencang, punggung Becky juga semakin terlihat pecah otot nya dan kaki Becky terlihat begitu kokoh menopang tubuh nya, membuat Becky terlihat semakin seksi dengan kulit eksotis nya.
Ariana pikir Becky bisa menang, melihat seperti nya Becky juga bukan gadis lemah.
"Udah yuk cukup pemanasan Becky." Ucap Becky membuyarkan lamunan Ariana.
Becky dan Ariana bergegas keluar locker room yang biasa di gunakan anak-anak eskul beladiri.
Sementara di tribun penonton begitu ramai oleh para siswa, para guru pun terlihat hadir mereka begitu antusias setelah sekian lama tak ada yang menantang Chen kali ini ada yang berani menantang nya lagi, bahkan itu seorang gadis.
Ketika Becky dan Ariana keluar dari locker room di sambut gemuruh penonton yang menyambut Becky, suporter Becky rata-rata para kaum Adam yang begitu mengangumi sosok itu.
Apalagi Becky kali ini terlihat berbeda rambut yang biasa nya dia gerai sekarang di ikat ekor kuda menampilkan leher jenjang nya.
Di salah satu sudut tribun Dewa yang melihat Becky tampil begitu seksi hanya menghela nafas berkali-kali hal itu tak luput dari perhatian tiga gadis yang mengikuti nya sedari tadi.
"Gila sahabat kak Ayu seksi bener apalagi itu otot-otot nya, Aca jadi iri."
"Maka nya Aca jangan ngemil Mulu kalau mau punya Abs."
"Biarin penting Aca tetap body goals." Ucap Aca dengan nada manja.
Semenjak kemarin Aca mengetahui fakta Ayu adalah kembaran nya, Aca terus nempel kemana pun Ayu pergi bahkan terus-menerus bergelayut manja dan memeluk Ayu.
"Dewa cemburu ya, Becky di liatin gitu?."
"E-h e-nggak kok Dewa biasa aja Intan."
"Halah ngaku aja?." Goda Intan.
"Terserah Intan aja deh."
Intan yang melihat itu hanya tersenyum, semoga dengan ada nya Becky, kamu bisa move on batin Intan mantap.
Kembali ke ring pertandingan. Arena pertandingan kali ini menggunakan Ring yang biasa di gunakan untuk pertandingan atau pun eskul Boxing, tentu saja Chen yang memintanya dan bagi Becky tak masalah mau bertanding di lapangan sepakbola pun ayo saja.
Becky naik ke atas ring dengan Ariana yang menunggu nya di sebelah ring, sudah seperti official saja sementara di seberang David dan Jessie pun melakukan hal yang sama.
Di atas Ring Becky nampak rileks dan santai bahkan dia masih sempat tiduran sembari menunggu wasit yang melihat jam.
Di seberang Chen nampak geram dengan kelakuan Becky seperti tak menganggap serius pertandingan ini.
"Fighter ke tengah!!." Instruksi wasit itu.
Chen dan Becky saling berhadapan, Chen menatap Becky penuh amarah sedangkan Becky terlihat santai seperti ini hanya main-main saja.
"Saya ingin permainan sportif, tidak ada kecurangan dan lindungi diri kalian setiap saat, TOS."
Setelah melakukan TOS Becky dan Chen kembali ke sudut masing-masing, Chen yang sudah siap dengan kuda-kuda dan Becky yang berdiri diam.
"Fighter ready?."
"Fight!!." Bersamaan dengan itu bel tanda babak pertama di mulai, tribun penonton tampak bertambah riuh.
Chen sudah bersiap menyerang tapi di mata nya Becky terlihat aneh.
Gadis itu hanya diam, membiarkan pertahanan nya terbuka dan seolah mengundang Chen untuk menyerang.
Bukan hanya itu, gadis itu tiba-tiba mengeluarkan aura yang mengerikan, bahkan kaki dan tangan Chen sampai bergetar keringat dingin di tiba-tiba membanjiri dirinya.
Aura Becky membuat Chen ingin segera lari dari ring ini dan bersembunyi di sebuah tempat yang jauh katakan lah dia lebay tapi memang ini yang di rasakan Chen, untuk pertama kalinya Chen merasa takut.
Bukan hanya Chen yang merasakan nya tapi semua penonton di tribun dan wasit yang memimpin, udara yang tadi nya panas mendadak dingin dan mencekam.
Wasit itu juga hanya diam tubuh nya terasa kaku, mulut nya juga terasa terkunci tak bisa memberikan instruksi apapun.
Mata Becky tetap dalam mode datar saat menatap Chen, hampir dua menit terjadi seperti itu.
"Chen lu kenapa sih? Ayo serang dia." Teriak David dari pinggir ring.
Chen mendengar apa yang di bilang David tapi kaki nya seperti mati rasa.
Ariana juga masih mencerna situasi yang tiba-tiba ini, tadi sebelum bel pertandingan di mulai, suasana masih biasa saja tapi saat ini dia melihat Becky yang berbeda, dia terlihat mengerikan.
"Kau hanya ingin diam di situ saja tak mau menyerang ku?." Becky yang sedari tadi diam akhirnya berbicara tapi nada berbicara nya berbeda seperti sang Iblis yang berbicara.
Chen mencoba menarik nafas berkali-kali untuk menetralkan rasa takut nya dan berhasil kaki bisa sedikit bergerak walau terasa masih lemas.
Dia ingin kabur tapi harga diri nya akan runtuh saat itu juga, tapi kalau mau menyerang dia membutuhkan keberanian lebih.
Chen mencoba berteriak untuk menetralkan rasa takut nya, dengan sisa keberanian nya dan sisa tenaga nya yang entah menguap kemana, Chen berlari dan kemudian melompat lalu melakukan tendangan ke arah wajah Becky.
Tapi serangan itu gagal tak kala Becky menangkap kaki yang di buat Chen menendang, seketika Chen terjatuh dengan kaki yang masih di pegang Becky.
Chen mencoba melepaskan kaki itu tapi gagal, yang ada dia malah melihat senyum yang begitu mengerikan senyum iblis yang baru pertama kali dia lihat.
Tiba-tiba Chen berteriak kesakitan Becky dengan paksa mematahkan pergelangan kaki Chen dengan memutar nya ke belakang, sehingga telapak kaki nya yang seharusnya mengarah ke depan berubah ke belakang.
Teriakan Chen begitu memilukan tak sampai di situ, Becky tiba-tiba menginjak tulang sendi lutut Chen dengan begitu keras, teriakan kali ini juga tak kalah memilukan.
Wasit yang sudah tersadar dari lamunannya segera memisah Becky.
Seperti nya tak ada pemenang tapi bagi Becky kali ini dia tersenyum puas karena melakukan apa yang sudah dia dari lama ingin lakukan.
Ketika turun dari ring Ariana menatap gadis ini lekat, aura mengerikan tadi juga sudah menghilang, hal lain yang membuat Ariana heran adalah dia mematahkan tulang-tulang Chen, dengan wajah datar tapi senyum itu, senyum yang begitu mengerikan yang bahkan Joker saja mungkin tak sanggup melihat senyum Becky ketika mematahkan kaki Chen.
Siapa dia sebenarnya?. Batin Ariana bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
RandomBalas dendam? aku pernah dengar orang bijak berkata. "sudah hentikan rencana balas dendam mu, karena dendam mu itu yang akan menghancurkan mu." Boleh aku tertawa sekeras mungkin mendengar kata-kata naif itu? bagi ku dendam tetap lah dendam, aku akan...