1

935 54 3
                                    

"lu tadi pagi liat berita itu gak?."

"Berita apaan?."

"Itu kakek nya David yang mati nya sadis?."

"Oh itu iya gue tau, gila sadis banget masak di kulitin udah itu di mutilasi lagi, apalagi itu kepala nya, kata nya sih di hancurin pake palu, sadis gila."

Gosip-gosip terdengar nyaring di pagi ini, hampir semua siswa membicarakan kematian dari kakek seorang siswa laki-laki paling populer di sekolah.

Bagaimana tidak populer, yang meninggal adalah anggota salah satu keluarga terpandang dan terpengaruh. Baik di bidang bisnis, politik atau pun bidang lain nya, kerajaan bisnis mereka bercabang hampir di seluruh belahan dunia.

"Nanti kita ke mansion nya David?." Tanya seorang cowok bermata sipit ke lawan bicara nya.

"Boleh, aku juga penasaran kok bisa jadi gini sih Chen?." Ucap cewek di depan nya, cewek berkulit putih berbadan seperti model.

"Gue gak heran sih ca, saingan bisnis keluarga mereka kan banyak tapi koq gini amat."

Brum Brum

Obrolan mereka berdua terhenti ketika sebuah mobil Ferrari LaFerrari berwarna hitam memasuki area parkir.

"Siapa tuh Chen? Baru lihat gue?."

"Gak tau Ca, anak baru kayak nya."

Dari mobil itu keluar gadis cantik berkulit eksotis, walau gadis itu berkulit eksotis tapi iris gadis itu berwarna biru terang layak nya orang Eropa.

Gadis itu menghampiri Chen dan Aca yang sedari tadi masih setia ngobrol di parkiran.

"Permisi, ruang kepala sekolah di mana?." Tanya gadis itu dengan wajah begitu datar.

Chen menilai gadis itu dari atas kebawah, baju agak ketat, rok di atas lutut sepatu berwarna biru serta beberapa helai rambut nya di cat biru.

"Tambah lagi pembuat onar." Batin Chen.

"Hello, am I talking to you?" Ucap gadis itu sekali lagi.

Chen yang tersadar segera menetralkan ekspresi wajah nya.

"Oh itu, lu masuk aja ke gedung utama yang paling Gedhe itu, dari gerbang itu lu ketemu perpustakaan, lurus aja belok kiri naik lift ke lantai tiga di situ cuma ada dua ruangan nah di situ dan btw nama gue Chen, lalu ini Aca?."

Gadis itu hanya menaikkan sebelah alis nya kemudian berlalu pergi tanpa sepatah kata pun.

"Cihh sombong banget tu orang." Ucap Aca dengan nada geram.

"Sabar ca, dia belum tau aja kita siapa, kalau kita sebutin marga kita di jamin sujud dia."

Dua orang itu kemudian tertawa lalu pergi menuju kelas nya.

***
Gadis bermata biru berjalan santai menuju ruang kepala sekolah, tatapan kagum dan memuja di berikan para siswa laki-laki sementara tatapan iri di perlihatkan secara terang-terangan oleh para siswi perempuan.

Tapi gadis itu seperti tak perduli, dia terus berjalan, menuju lift kemudian memencet angka tiga.

Sampai di lantai tiga, memang benar lantai itu hanya ada dua ruang, ruang wakil kepala sekolah dan ruang kepala sekolah.

Gadis itu mengetuk ruang kepala sekolah.

"Masuk."

Setelah mendengar instruksi dari dalam gadis itu memasuki ruang kepala sekolah, mata nya menatap seisi ruangan itu.

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang