Manchester, England 11.00 p.m
Kota Manchester, salah satu kota paling sibuk Negri ratu Elizabeth, kota Industri besar di Negri itu.
Jalanan kota itu tak pernah sepi, mobil berlalu lalang, orang-orang sipil memenuhi trotoar jalan, ada yang berpakaian rapi layak nya orang kantoran atau mereka para wisatawan yang menghabiskan siang ini dengan berjalan-jalan.
Sore nanti kota Manchester akan semakin ramai, pertandingan sepakbola antara dua klub besar satu kota Si Setan Merah dan Si Biru Langit akan bertemu bisa di pastikan jalanan menuju Teater of Dreams akan sangat ramai.
Kepolisian Manchester tampak lebih sibuk dari biasa nya, sedari tadi mobil patroli dan mobil berlapis baja terlihat wara-wiri di jalanan, terlalu sibuk hanya untuk mengamankan sebuah pertandingan yang tak mungkin akan berakhir bentrok dua suporter.
"Agen A lapor."
Seorang pria keturunan India yang tengah bersantai di sebuah kedai tampak memegang telinga nya.
"Semua aman, sir."
"Agen B lapor."
"Aman, sir."
"Lanjutkan, awasi semua sudut semua orang mereka bisa menjadi apa saja."
"Copy that, sir."
Siang berganti sore, dua suporter dengan baju merah dan baju biru langit nampak memenuhi jalanan kota Manchester.
Pengamanan stadion lebih ketat dari biasa nya, seperti akan ada serangan teroris saja.
Polisi bersenjata lengkap dan beberapa Tentara nampak menjaga stadion itu dengan ketat.
Stadion mulai penuh dan berisik, saling balas Yel-yel antar dua suporter tak terlelakkan.
Sementara tim khusus kepolisian Inggris nampak menyusuri setiap sudut stadion, setiap pengunjung yang masuk di check lebih ketat dari biasa nya.
"Lelucon apa ini pak? Kau mengecek ku seolah aku tahanan?." Tanya seorang pemuda ber syal merah sembari terkekeh.
"Ini hanya protokol keamanan Nak, ikuti saja atau kau akan bermalam di kantor."
Pemuda itu mendengus sebal, kemudian berlalu memasuki stadion dengan mulut terus mengumpat.
Ketika di tangga menuju tribun pemuda itu menatap sekitar, pria-pria berbaju rapi menggunakan jas tampak sangat sibuk berlarian ke sana kemari, beberapa tampak mengecek setiap sudut, beberapa lagi tampak waspada dengan sekitar.
Pemuda itu ingin berkeliling sebentar menghiraukan stadion yang semakin riuh, seperti nya pertandingan akan di mulai sebentar lagi.
Dahi pemuda itu mengernyit heran, ada apa sebenarnya? Ini hanya sebuah pertandingan sepakbola, bukan pengamanan Ratu atau keluarga kerajaan, jelas ada yang tak beres ada di sini.
"Aku harus cari tau." Pemuda itu berniat mencari tau, beberapa kali dia menguping para polisi, beberapa kali juga dia menguping pria-pria ber- jas itu yang dia tau mereka ada Intelijen tapi pemuda itu belum menemukan jawaban nya, semua masih ambigu.
Sementara itu, di dalam stadion pertandingan sudah di mulai riuh yel-yel yang saling mengejek serta menyemangati tim masing-masing, mendengar itu pemuda itu akhirnya memutuskan untuk ke tribun bergabung dengan yang suporter lain nya, karena menurutnya ini terlalu membuat nya pusing.
Sementara itu di luar stadion dan lobby stadion aparat itu semakin sibuk.
"Tinggal berapa menit lagi?."
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
RandomBalas dendam? aku pernah dengar orang bijak berkata. "sudah hentikan rencana balas dendam mu, karena dendam mu itu yang akan menghancurkan mu." Boleh aku tertawa sekeras mungkin mendengar kata-kata naif itu? bagi ku dendam tetap lah dendam, aku akan...