Kring kring
Bunyi bel tanda istirahat telah berbunyi, suasana koridor sekolah yang tadi nya senyap tiba-tiba ramai dengan para siswa yang rata-rata ke kantin untuk mengisi perut, walau ada sebagian yang memilih untuk ke perpustakaan atau diam di kelas mengobrol dengan teman nya.
"Gimana keadaan Chen, sorry gue belum bisa jenguk, keluarga gue juga lagi ada masalah ca." Ucap David dengan nada menyesal.
Di sekolah ini, Frank High School sekolah bertaraf Internasional terbaik di negri ini, rata-rata yang bersekolah di sini adalah mereka yang bisa di sebut golongan konglomerat, atau paling tidak orang tua nya publik figur, pejabat pemerintahan tapi ada beberapa juga golongan orang biasa yang bisa bersekolah di negri ini dengan mengandalkan beasiswa.
Di Frank High School ada satu geng yang benar-benar di segani mereka adalah David Bradley Jhonson berserta adik tirinya Jessie Kanaya Jhonson, lalu dua sahabat nya Chou Chen Lee, serta Bianca Maria Shandi, tiga keluarga konglomerat penguasa dunia bisnis, sebenernya bukan hanya bisnis tiga keluarga itu Jhonson, Lee dan Shandi sangat berpengaruh dalam berbagai hal di negri ini.
"Chen koma Vid, kepalanya sempet bocor dan beberapa serpihan kaca beling sempat membuat dokter kesulitan." Ucap Aca dengan nada sedih nya.
"Kita harus bikin perhitungan sama gadis itu kak, dia sudah main-main dengan kita."
"Kamu benar Jess, kakak setuju." David benar-benar marah kali ini, gadis itu harus tau mencari masalah dengan mereka adalah sesuatu yang akan di sesali nya.
Mereka bertiga bergegas mencari gadis itu ke kantin, karena sesuai info yang di beritahu oleh Aca, gadis itu kemarin mentraktir makan trio cupu itu.
Mereka sampai di kantin yang begitu ramai, mata mereka mengedar mencari target mereka.
"Itu dia."
David berjalan ke meja paling pojok di mana ke empat orang itu akan beranjak pergi.
"Woy cewek bar-bar!!." Teriak David menghentikan langkah Becky yang sekarang menatap datar David.
"Jadi lu yang bikin temen gue koma!!." Ucap David sembari menunjuk-nunjuk muka Becky.
Becky masih diam, dengan tatapan datar dan dingin nya, sembari melipat kedua tangan nya di depan dada.
"Lu gak tau berhadapan dengan siapa-."
"Jhonson, Lee, dan Shandi, sampah."
"Jaga ucapan lu!!." David benar-benar sudah di kuasai emosi nya, tangannya sudah terangkat siap menampar Becky sebelum sebuah teriakan menghentikan aksinya.
"David stop!!."
David menggeram kesal karena Ariana menganggu nya.
"Gue udah bilang ke lu, buat gak bikin ke ributan di sini!!."
David mendecih geli. "Gue gak akan bikin keributan kalau dia!! Gak bikin sahabat gue koma dan dia sudah menghina keluarga kita."
"Tapi gak gini caranya."
"Terserah lu Ariana, lu emang gak pernah peduli sama keluarga dan lu,"" tunjuk David ke Becky. "Lihat aja lu akan sujud di kaki gue."
David pergi begitu saja di ikutin Jessie dan Aca yang sedari tadi diam.
"Lu bisa gak sih, gak bikin keributan, lu baru 2 hari sekolah di sini."
Becky tersenyum miring, kemudian berbisik ke telinga Ariana. "Itu bukan urusan kamu Ariana sayang."
Setelah mengucapkan itu Becky menarik pergi Dewa, Ayu serta Intan yang sedari tadi menunduk ketakutan.
Sementara Ariana masih diam memikirkan perkataan Becky, beberapa saat kemudian dia sadar.
"Astaga, gue ke sini mau nyeret dia ke BK." Ariana menggeram kesal kemudian pergi dari kantin mencari Becky.
***
"Regu 1 masuk terlebih dahulu, pastikan kalau mereka benar-benar melakukan transaksi dan tim under cover lakukan semua dengan cepat jangan biarkan mereka kabur.""Siap pak, siap."
Tim gabungan Kriminal khusus beserta Brimob sedang melakukan penggrebekan transaksi Narkoba yang di lakukan Mafia Plague Doctors.
1 kompi Brimob di kerahkan untuk mengepung sebuah gudang terbengkalai di pinggir kota.
Sedang di dalam gudang seorang lelaki berpakaian jas rapi dengan dua pengawal nya sedang mengecek keaslian kokain yang memenuhi isi tas koper tersebut.
"Ok ini asli, senang berbisnis dengan kalian."
Lelaki itu berlalu pergi dua bodyguard nya setelah menyerahkan sekoper berisi uang yang telah mereka sepakati.
"Hantam sekarang!!."
Tiba-tiba semua pintu gudang itu di kepung anggota kepolisian bersenjata kan lengkap.
Sementara dua orang anggota mafia itu masih diam tak melakukan apapun.
"Angkat tangan kalian letakkan di atas kepala dan berlutut!!." Perintah komandan penggrebekan itu, seorang polisi paruh baya yang sudah terlihat begitu buncit.
Dua orang anggota itu menuruti perkataan komandan itu kemudian melakukan sesuai perintah.
"Borgol dua orang itu dan buka topeng nya."
Beberapa anggota Brimob maju kemudian memborgol dua anggota Mafia itu lalu membuka topeng berbentuk burung itu secara perlahan.
"Apa-apaan ini!!." Teriak komandan itu murka karena merasa di permainkan, di dalam topeng itu bukan manusia melainkan robot yang menghasilkan bunyi detik jam.
"Sial!!." Komandan polisi buncit itu malah memukul dua robot di hadapan nya.
Tapi ada sesuatu yang aneh bunyi jam itu semakin cepat dan cepat saja.
"Coba cek apa itu." Perintah si komandan ke anak buah nya.
Salah satu anggota nya mengecek robot itu secara perlahan kemudian membelalak tak percaya.
"Tabung merkuri!! Robot ini akan meledak!!."
Mendengar teriakkan nya, sontak semua anggota kepolisian berlari keluar gedung.
Tapi tiba-tiba, boomm!!!
Suara bom yang di tanam di robot itu meledak beberapa polisi gagal menyelamatkan diri, beberapa polisi berhasil selamat meski terluka karena efek ledakan.
"Bajingan!! Mafia sialan!! Bastrad!!."
Komandan polisi itu berteriak frustasi, karena semua nya gagal.
"Orang-orang bodoh."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
RandomBalas dendam? aku pernah dengar orang bijak berkata. "sudah hentikan rencana balas dendam mu, karena dendam mu itu yang akan menghancurkan mu." Boleh aku tertawa sekeras mungkin mendengar kata-kata naif itu? bagi ku dendam tetap lah dendam, aku akan...