Bell pulang sekolah berbunyi, suasana koridor yang tadi nya sepi menjadi begitu ramai dengan siswa yang terburu-buru untuk pulang tapi ada juga yang masih ngobrol santai dengan teman-teman nya.
"Becky, Intan pulang dulu ya soal nya habis ini mau kerja, Becky hati-hati di jalan."
Becky hanya mengangguk singkat kemudian menatap Dewa sebentar dan berjalan menuju parkiran.
"Intan ngerasa gak kalau tatapan Becky ke Dewa beda?." Tanya Ayu sembari berfikir sejenak.
"Gak tau juga Yu, tapi Intan berharap kalau Dewa bisa jadian sama Becky yyyeee."
Dewa yang mendengar perkataan Intan diam sedikit salting juga."udah gak usah aneh-aneh kalian, gak mungkin Becky suka sama aku, jangan ngada-ngada deh."
"Gak ada yang gak mungkin, bukti nya dulu."
"Ya ya terserah, udah ayo cepetan kita harus kerja jangan ngobrol Mulu."
"Dewa gak bisa santai, telat pun kak Ari gak akan marahin kita." Ucap Intan dengan nada menggerutu sebal.
Mereka bertiga bergegas memasuki angkutan yang lewat, sebenarnya Becky tadi sudah menawari tumpangan tapi Dewa menolak karena merasa tidak enak dan dia sedikit tak nyaman dengan tatapan Becky.
Angkutan itu berhenti di depan Cafe yang terlihat sudah ramai, mereka bertiga bergegas ke ruang ganti karena mereka tau para pelayan mulai kewalahan.
Tepat pukul 10 malam cafe itu mulai berbenah dan tutup tapi dari tadi ada sesuatu yang bagi Dewa terasa aneh.
"Kalian sadar gak sih, dari tadi kita datang kak Ari gak muncul biasanya kalau ramai, dia ikut bantu tapi ini gak." Ucap Dewa sembari mengelap meja-meja itu.
"Iya juga ya, Ayu juga baru sadar, ah atau jangan-jangan. ."
"Kita ke ruangan kak Ari." Ucapan Ayu terpotong oleh Intan yang tiba-tiba berteriak kemudian bergegas ke ruangan Ariana.
Pintu ruangan Ariana tertutup rapat, benar dugaan mereka.
"Kak, Kak Ari ini Dewa kak." Ucap Dewa dengan khawatir, pasal nya beberapa kali dia ketok tak ada jawaban.
"Udah dobrak aja deh." Usul Intan.
"Ngawur kamu ntar kalau rusak suruh ganti."
"Gak bakal Ayu, percaya sama Intan, udah paksa buka aja."
Dewa mencoba membuka handel pintu itu dan Ceklek.
"Kenapa gak dari tadi, menyebalkan." Gerutu Dewa tak percaya.
Mereka bertiga memasuki ruangan Ariana, ruangan itu biasanya sudah terang jam segini tapi semua nya masih gelap pencahayaan hanya dari cahaya bulan yang masuk melalui jendela.
"Ini kak Ari kemana coba, kursi, meja sama Laptop nya masih dingin berarti dari tadi dia gak duduk di sini." Ujar Dewa sembari meneliti sekitar.
"Kita ke kamar kak Ari aja yuk." Ujar Ayu memberi usul.
"Tapi nanti kalau kak Ari marah."
"Iihh Dewa kalau kak Ari marah itu urusan nanti, yang terpenting kita temuin dulu kak Ari nya." Ucap Intan dengan nada kesal karena Dewa terlalu banyak berfikir.
Dengan cepat Intan menuju pintu kamar Ariana tapi sayang terkunci dari dalam.
"Aduuhh Ayu, Dewa gimana ini terkunci lagi."
"Sabar Intan, Dewa mau coba dobrak." Dewa bersiap-siap mengambil ancang-ancang kemudian, brak brak brak. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
RandomBalas dendam? aku pernah dengar orang bijak berkata. "sudah hentikan rencana balas dendam mu, karena dendam mu itu yang akan menghancurkan mu." Boleh aku tertawa sekeras mungkin mendengar kata-kata naif itu? bagi ku dendam tetap lah dendam, aku akan...