21

287 22 0
                                    

"Aca lepasin sakit, Aca." Rintih Ayu menahan sakit, karena tarikan yang cukup kencang, tapi Aca tak menggubris nya telinga nya seakan tuli akan hal itu.

Aca membawa Ayu ke taman belakang sekolah yang sepi, ketika sampai Aca hanya diam memandangi Ayu yang menunduk ketakutan.

"Gak usah takut, gue gak akan ngapa-ngapain lu." Ucap Aca dengan nada tenang.

"I-ya." Jawab Ayu dengan nada gugup masih tersirat ketakutan di dalam nya dan enggan mengangkat kepalanya.

Aca menghembuskan nafasnya kasar, sejahat ini kah diri nya?

Jujur saja melihat Ayu yang ketakutan pada nya membuat hati Aca terasa teriris, sakit tapi tak nampak.

"Hey?." Aca memegang dagu Ayu kemudian mengangkat nya agar bisa menatap wajah Ayu.

Oh God, dia menangis?. Batin Aca

Aca menghapus air mata Ayu dengan jempol tangan nya secara perlahan, entah kenapa perlakuan Aca kali ini membuat sesuatu yang di rasa Ayu hilang kembali lagi, sesuatu yang bertahun-tahun Ayu cari sekarang sudah menemukan nya.

"Please, jangan nangis." Ucap Aca dengan nada sendu.

Ayu hanya diam tak menjawab pernyataan Aca, tapi mata Ayu pelan-pelan menyusuri wajah Aca, entah kenapa dia seperti sudah sangat lama mengenal Aca.

"Aku mau minta maaf sama kamu."

Ayu membelalakkan matanya, apa tidak salah sang putri keluarga Shandi yang terkenal Arogan serta Angkuh meminta maaf kepada nya?.

"Tak ada yang salah, aku benar-benar minta maaf kepada mu."

Ayu masih diam tak menjawab kata-kata Aca.

Aca menghembus kan nafas nya pelan, kemudian kaki nya melangkah berdiri memunggungi Ayu.

"Aku melakukan itu semua hanya untuk menutupi rasa sedih ku, itu semua bukan sifat asli ku, aku hanya butuh pelampiasan Yu, pelampiasan atas rasa sedih ku kehilangan kakak kembar ku."

Apa jadi Aca punya seorang kembaran?

"Dia di culik tepat di hari kelahiran kami, Papah yang waktu itu kehilangan arah dan begitu terpuruk atas kematian mamah yang meninggal setelah melahirkan kita."

Ayu mengernyitkan dahi bingung."tunggu sebentar apa maksud kamu kita?."

Aca berbalik kemudian tersenyum." Aku tak tau ini benar atau tidak, tapi aku rasa kamu itu kembaran ku, sekaligus kakak perempuan ku."

Ayu tertawa geli. "Jangan aneh-aneh Aca, mana mungkin kita kembar lihat wajah dan penampilan kita aja beda." Ucap Ayu sadar diri, di lihat saja orang-orang tak akan percaya dengan Ayu yang bisa di bilang Kumal plus kucel di bandingkan dengan Aca yang cantik itu.

Aca membalikkan badannya kemudian memegang kedua tangan Ayu erat."kamu tau kan kalau ikatan batin anak kembar itu begitu kuat?."

Ayu mengangguk kepalanya saja."sekali lagi maaf kalau aku pernah jahat sama kamu, jujur ketika aku nge-bully kamu, ketika aku Jambak rambut kamu atau melakukan sesuatu yang menyakiti kamu entah perasaan atau fisik aku juga merasa kan sakit yang sama, kamu tau kenapa setelah melakukan itu sama kamu aku langsung pergi? Jujur aku sudah tak tahan dengan rasa sakit nya, dari situ aku ingat perkataan papah dan aku sekarang mau membuktikan nya, kalau ucapan papah itu benar."

Aca menyingkap seragam nya sebatas perut, menampilkan perut rata dan kencang nya.

Jari Aca menunjuk sebuah tanda lahir tepat di tulang rusuk nya dan itu membuat Ayu membelalakkan matanya. "Tanda lahir kita sama, papah yang bilang kalau kembaran aku juga mempunyai tanda lahir seperti ini di tempat yang sama dan mirip."

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang