"Aku tunggu di mobil aja ya,Tay.." Ucap Lee sambil menggenggam tangan Tay yang belum juga turun dari mobil meski kendaraan roda empat milik Lee itu sudah terparkir di depan rumah Pluem nyaris lima menit yang lalu.
"Aku nggak tau harus ngomong apa ke New nanti." Tay menatap Lee dengan sendu. Hari ini adalah hari dimana ia akan mendapatkan jawaban dari New setelah minggu lalu Lee yang membantu menghubungi mantannya itu. "Temenin aku,Nat.." Tay memohon.
Thanat hanya mengangguk sekilas dan tersenyum,lalu ia melepaskan seatbeltnya dan milik Tay secara bergantian kemudian turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Tay.
"Yuk.." Ajak Lee sambil menggenggam jemari milik Tay Tawan.
Langkah Tay terhenti--yang otomatis membuat langkah Lee juga terhenti--ketika memasuki pekarangan rumah milik mantan calon adik iparnya itu. New sudah menunggunya disana. Tay mengeratkan genggamannya pada Lee,New yang menyadari kehadiran mereka berdua kemudian menoleh dan tersenyum meski sedikit canggung.
"Itu lho New udah nunggu.." Ucapan lembut dari bibir Thanat seolah menghipnotis Tay untuk melanjutkan langkah kakinya.
"H-Hai Lee.. Halo--Tay..." Sapa New saat mereka berdua sudah berdiri tidak jauh darinya.
"Tay..aku balik ke mobil ya..Nih New,titip bayi besar ku jangan dibikin mewek." Lee bahkan masih sempat bercanda dan New menanggapinya dengan tawa renyah,tapi saat Tay tetap menahannya untuk tidak pergi meski Lee berusaha melepaskan genggaman mereka,Lee tahu Tay benar benar butuh dirinya.
"Aku mau kamu tetep disini,Nat.." Tay menatap New dalam,seolah menegaskan bahwa Lee juga akan mendengarkan pembicaraan mereka.
"Tapi--" Lee membantah.
"Gapapa Nat. Senyamannya Tay aja." Tapi New lebih dulu menyelesaikan kalimatnya.
Ada hening yang cukup menyiksa sebelum suara New yang memecahkan sunyi di antara mereka bertiga.
"Aku mau nikah." New memulai ceritanya membuat Tay menoleh dengan raut muka yang sangat terkejut sementara Lee sudah kalut memikirkan tentang betapa hancur hati Tay Tawan saat ini.
Lalu tiba tiba pintu rumah terbuka,seorang gadis yang Tay kenali sebagai sepupu jauh New keluar dari sana dengan mendorong stroller bayi. Lalu ditengah segala keterkejutannya,Tay mulai memahami apa yang sedang terjadi.
"Seperti yang kalian lihat." New mengarahkan pandangannya kepada gadis itu.
"Maafin aku,Mas Tawan." Gadis itu menunduk penuh penyesalan. Tay masih belum bisa berkata kata dan semakin terpana ketika melihat wajah bayi perempuan--yang berusia kira kira empat bulan--itu terlalu mirip dengan New. Sedang Lee sudah sibuk memaki New dalam hati sambil memikirkan cara menghibur Tay Tawan setelah ini.
"Waktu aku tiba tiba mutusin kamu,aku baru tau kalo Cinta lagi hamil. Aku terlalu kalut,Tay.." New menjelaskan semua itu sambil menatap bayinya penuh kasih.
"Seandainya aku nggak mau tanggung jawab pun,Cinta tetep bakal pertahanin bayi yang dia kandung. Dan kita akhirnya sepakat untuk nggak mau bikin kesalahan kedua kalinya dengan cara aborsi."
"Aku nggak mau jadi perusak hubungan Kak New sama Mas Tawan." Kali ini suara Cinta terdengar lagi.
Tay tahu sejak awal bahwa New adalah seorang Bi,tapi sungguh Tay tidak paham bagaimana bisa New menghamili adik sepupunya sendiri.
"Kenapa kamu baru jelasin sekarang,New?? Harusnya kamu langsung jelasin waktu itu. Bukan malah nunggu setahun.." Suara Tay juga terdengar penuh penyesalan.
"Maaf.." New menunduk. Tapi kemudian kepalanya kembali tegak. "Aku nggak tau harus ngadepin kamu dengan cara apa. Aku terus ngulur ngulur waktu sampe Olivia lahir." Seolah mengerti namanya disebut,bayi itu langsung tertawa sambil menggerakkan tangannya di udara meminta untuk di gendong sang ayah. New mengerti,ia bangkit dari kursinya kemudian meraih Olivia dalam pelukannya. Melihat pemandangan itu,ada perasaan aneh yang hinggap di dada Tay. Seperti takjub sekaligus patah hati melihat New selues itu ketika menimang bayinya. Lee yang memang tidak berniat untuk bergabung dalam dialog itu masih diam sambil sesekali mengusap usap punggung Tay dengan lembut.
"Aku bahkan dengan brengseknya sengaja pergi menghindar waktu calon istriku udah mau ngelahirin..Tapi Tay,aku langsung jatuh cinta waktu pertama kali ketemu Olivia. Aku lupa semuanya. Aku lupa soal kamu,aku lupa soal kebingunganku. Rasanya duniaku cuman berpusat sama dia dan aku nyesel udah ninggalin Cinta berjuang sendirian di ruang bersalin.." New menghujani wajah Olivia dengan kecupan kecupannya membuat bayi itu tergelak riang. Kali ini Cinta yang tertegun mendengar pengakuan New untuk pertama kalinya,laki laki itu bahkan menyebutnya calon istri di depan Tay Tawan.
"Sekali lagi maafin aku,Tay..aku memang pengecut tapi gimanapun juga kamu berhak denger penjelasannya langsung dari aku. Aku tau aku salah,tapi anak ini bukan sebuah kesalahan dan Cinta ternyata bisa buktiin kalo dia adalah ibu yang baik." New menatap Tay dengan sungguh sungguh masih dengan Olivia dalam gendongannya.
"Jadi kapan kalian nikah??" Tay meraih undangan yang dari tadi tergeletak di atas meja lalu membukanya. "Ini undangan buat aku kan?" Tanyanya lagi berusaha mengalihkan pembicaraan. Sudah cukup penjelasan dari New,Tay tidak ingin mendengarkan apapun lagi dari mantan kekasihnya itu karena ia sudah tahu kesimpulannya. New sudah bahagia dengan apa yang ia pilih dan Tay bersumpah bahwa ia juga akan bahagia.
.
.
.
TBC
.
.
.
Kalo kalian membayangkan Cinta adalah Cinta yang ini kalian benar. Mamah muda cuuyyy... :D
New nikah sama Love. Udah punya anak lagi. Crack banget ya? Iya. Aku suka yang crack hahaha...
Btw dobel up loh aku. Sun dulu dong wkwkwkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDAWA LIMA
FanfictionLima bersaudara yang isinya cogan semua. Tay Tawan. Joss Wayar. Yin Anan. Bright Vc. Ohm Pawat.