Di sore menjelang petang yang gerimis,Lee sedang berdiri di balkon kamarnya sambil merentangkan sebelah tangan ke depan hingga tetes tetes air dari langit itu berjatuhan di telapaknya. Laki laki tampan itu memejamkan mata sambil menghirup dalam dalam aroma segar dan wangi khas hujan yang membuatnya rileks,ia membuka matanya kembali saat mendengar suara mesin mobil yang berderu dan berhenti tepat di halamannya.
Lee tersenyum lembut saat sang pujaan turun dari mobil itu. "Langsung naik aja sini,bunda lagi keluar." Teriaknya. Tawan hanya membuat tanda OK dengan jarinya kemudian bergegas masuk ke rumah Lee.
"Kangen banget aku." Lee langsung menubruk tubuh Tay dan memeluknya erat,memang sudah hampir seminggu mereka tidak bertemu.
"Purim nge-wa si Anan." Tay bahkan tidak membalas ucapan rindu dari Lee tapi Lee dapat merasakan jika pelukan itu menjadi lebih erat lagi. Mereka terdiam dalam posisi itu cukup lama,hingga Lee yang melepaskan tautan tangannya dari badan Tay.
"Aku bilang juga apa..pasti ada sesuatu yang mau New omongin ke kamu.." Lee menuntun lengan Tay kemudian mendudukkan laki laki yang ia sayangi itu di atas ranjang lalu ia sendiri berlutut di depannya. "Mau cari tau bareng bareng sama aku??" Tanyanya dengan nada dan senyum selembut mungkin.
"Apa lagi yang mau di omongin? Kenapa baru sekarang Nat?? Kenapa setelah setahun saat aku hampir sepenuhnya ngelupain dia??" Tay mengusap wajahnya frustasi.
"Yo gak eroh..kan aku bukan New. Makanya cari tau." Lee menjawab sesantai mungkin,tidak ingin atmosfer sedih dari Tay bertahan lama lama.
"Tay....delok'en aku.." Lee mengangkat dagu laki laki di depannya saat ia tak kunjung mendapat jawaban,kemudian ia menangkupkan kedua tangannya di pipi milik Tay. "Aku jelas bakal patah hati kalo kamu balikan sama New..tapi aku bakal lebih sedih kalo kamu kayak gini terus. Kamu kayak nyiksa dirimu sendiri..Aku tau kamu sebenernya mau cari tau kan?? Jujur sama aku.." Jelas Lee panjang lebar dan tidak ada satupun dari kata katanya yang berisi kebohongan. Lee tidak pernah melarang jika akhirnya Tay kembali pada New asal Tay bahagia.
"Nat..aku nggak mau nyakitin kamu.." Tay meremas tangan Lee yang berada di pipi sambil menatapnya dengan mata yang berkaca kaca. Sebenarnya sudah sedikit terlambat jika Tay tidak ingin menyakiti Thanat,karena hubungan yang mereka berdua jalani sekarang mungkin saja sudah memberi luka di hatinya meski Thanat sendiri tidak pernah mengakui itu. Sungguh Thanat adalah orang yang pantas ia bahagiakan,dan jika Tay mulai mencari tahu lagi tentang New bukankah itu artinya ia akan menambah luka di hati Thanat?
"Aku juga nggak mau kamu nyakitin dirimu sendiri dengan berpura pura nggak mau cari tau padahal sebenernya kamu pengen tau.." Lee berdiri kemudian memeluk Tay lagi. Posisi Tay yang masih duduk di ranjang,membuat kepalanya tepat berada di ulu hati Thanat. "Nanti aku bantuin,Tay..setelah itu terserah kamu mau ngapain."
Tay akhirnya luluh,ia mengangguk pasrah dalam dekapan Thanat. Benar yang dikatakan Thanat,hanya mencari tahu saja dan sisanya terserah Tay mau bagaimana.
"Gitu dong.." Lee melepas dekapannya kemudian tersenyum lalu sedikit menunduk untuk bisa mengecup bibir milik Tay dan saat Lee hendak menjauhkan wajahnya giliran Tay yang menahan tengkuk milik Lee untuk memperdalam ciuman itu.
"Makasih banyak ya Nat..makasih karena selama ini kamu udah bertahan meski aku nggak pernah memperjelas status hubungan kita.." Ucap Tay sesaat setelah ciuman itu usai.
"Ya tapi aku jadi pengen kelon ini,gimana dong?" Jawab Thanat sembari kembali mendekatkan wajahnya ke wajah milik Tay.
"Jancok kon..." Umpat Tay kemudian,tapi tepat setelah itu justru ia yang mencium bibir Thanat dengan sangat rakus.
.
.
.
TBC
.
.
.
Yo gak eroh : Ya nggak tau
delok'en aku : Lihat aku

KAMU SEDANG MEMBACA
PANDAWA LIMA
FanfictionLima bersaudara yang isinya cogan semua. Tay Tawan. Joss Wayar. Yin Anan. Bright Vc. Ohm Pawat.