Kurang lebih sudah hampir seminggu Tay pusing menentukan konsep seperti apa yang cocok untuk kejutan yang akan ia berikan kepada Thanat. Tay bukan laki laki yang romantis,tapi kali ini ia bersumpah akan melakukan yang terbaik. Ia sepenuhnya sudah melupakan New,juga telah memantapkan hati dan siap merubah statusnya dengan Thanat dari sahabat menjadi pacar,bahkan calon pendamping hidup jika memang di perlukan. Apapun itu,intinya Tay akan membuat Thanat berada di sisinya selama sisa hidupnya.
Jadi sore ini Tay memutuskan untuk menjemput Thanat di klinik,lalu selanjutnya membawa Thanat ke restoran mewah yang telah ia booking untuk makan malam romantis. Ide yang sangat pasaran memang,tapi ini adalah hal terbaik yang telah di putuskan Tay setelah hampir seminggu ia berpikir. Oh,kalian belum tahu ya kalau Thanat adalah seorang dokter gigi? Sudah tampan,dokter pula. Kurang beruntung apa sih seorang Tay Tawan itu?
Klinik sudah lumayan sepi saat Tay memarkirkan mobilnya,tempat Thanat bekerja itu memang hanya buka praktek sampai pukul empat sore. Tay melangkahkan kaki sambil senyum senyum sendiri seperti ABG yang sudah tidak sabar untuk bertemu gebetannya. Di tangannya terdapat sebuket mawar merah segar berukuran sedang yang akan ia berikan untuk Thanat,kejutan pertama yang ia siapkan untuk sahabat yang sebentar lagi akan resmi menjadi pacarnya itu.
"Thanat masih di ruangannya kan mbak?" Tanya Tay dengan ramah saat ia sampai di meja resepsionis yang masih berpenghuni meski pemiliknya terlihat sedang berkemas dan bersiap siap untuk pulang.
"Oh iya,Pak. Dokter Lee masih di ruangannya." Jawab mbak mbak itu sambil tersenyum canggung seperti ada yang ingin di sampaikan tapi entah apa itu. Tay memang jarang datang ke Klinik,tapi sepertinya semua sudah tahu tentang hubungannya dengan Dokter Lee. Semua,kecuali seorang dokter cantik rekan kerja Thanat yang baru seminggu ini bergabung di klinik yang memiliki reputasi sangat baik di kalangan atas. Terbukti kebanyakan pasien yang datang kesana mulai dari pejabat daerah,bos bos kaya sampai artis ibu kota.
Tay hanya mengangguk sopan kemudian berlalu menuju ruangan Thanat masih dengan senyum sumringah nya. Tapi senyum itu seketika pudar bersamaan dengan buket mawar yang jatuh tergeletak begitu saja di lantai ketika Tay membuka pintu,dan mendapati pemandangan yang membuat hatinya seperti di pukul palu besar. Sakit sekaligus hancur. Tubuhnya seolah mematung menyaksikan Thanat yang sedang berciuman dengan seorang wanita cantik yang juga memakai jas dokter.
Thanat dan dokter cantik itu juga tampak sangat terkejut dengan kedatangan Tay yang tiba tiba. Dengan reflek yang cepat,Thanat menjauhkan tubuh sang dokter cantik kemudian mengumpat pelan saat Tay berlari meninggalkan ruangannya.
"TAY..TUNGGU..TAY..!!" Thanat memungut buket bunga itu kemudian ikut berlari sambil berteriak memanggil Tay yang seolah tuli. Meninggalkan dokter cantik itu dalam kebingungan yang teramat sangat.
"Itu tadi siapa mbak?" Tanya sang dokter kepada mbak mbak resepsionis yang sebenarnya sudah menduga akan terjadi hal semacam ini.
"Pacarnya Dokter Lee,Dok." Jawab resepsionis itu dengan wajah takut takut.
"HAH???!" Pekik dokter berjenis kelamin perempuan itu lalu menupuk jidatnya kemudian berlari panik mengejar pasangan yang terlibat salah paham berkat dirinya.
"Tay..dengerin aku dulu,plis..." Pinta Thanat saat ia berhasil menggapai lengan Tay dan menghentikan langkah mereka tepat di samping mobil milik kakak tertua dari Pandawa Lima itu.
"TUNGGU..!!" Teriak dokter cewek itu tidak jauh dari posisi Tay-Lee berdiri. Ia susah payah mengatur nafasnya kembali setelah berlari lari dari depan meja resepsionis ke parkiran.
"Dokter Tata ngapain ikut kesini??" Tanya Thanat heran,sementara Tay sudah tertawa tidak percaya sambil membuang muka.
Dokter Tata mendekat. "Maaf..saya nggak tau kalo Dokter Lee udah punya pacar--" Ucapnya saat ia sudah berada tepat di depan Tay-Lee. "--Cowok.." Lanjut Dokter Tata dengan suara yang lebih pelan.
"Tuh denger gak??" Tanya Thanat sambil meraup kedua pipi Tay dengan tangannya,meski ia sedikit kesulitan karena satu tangannya masih memegang buket mawar yang bentuknya sudah setengah berantakan.
Tay menghempas pelan tangan Lee. "Udah kan? Kalo gitu ayo pulang." Ucapnya kemudian dengan nada bicara yang sedikit sinis. "Permisi,Dok." Pamit Tay pada dokter cantik yang masih menunjukkan wajah bersalahnya.
Tidak ada yang membuka percakapan di dalam mobil selama perjalanan. Tay berusaha fokus dengan kemudinya meski sebenarnya ia sudah gatal untuk bertanya ini itu kepada Thanat. Sementara Thanat duduk manis di kursi penumpang,ia sebenarnya ingin tertawa melihat muka sebal milik Tay Tawan,tapi biar saja lah. Tidak ada salahnya membuat Tay cemburu. Toh ini juga tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan pengorbanan Thanat selama ini. Bukan,bukan. Bukannya Thanat ingin balas dendam. Ia hanya ingin tahu seberapa besar kesabaran Tay menghadapi masalah semacam ini. Lagi pula tadi Dokter Tata yang nyosor duluan,bukan dirinya.
Tapi tiba tiba Thanat menghembuskan nafas sedikit kasar,membuat Tay menoleh ke arahnya sambil menaikkan sebelah alis.
"Kenapa??" Tanya Tay singkat padat dan jelas.
"Tas,hape sama dompet semua ketinggalan di klinik." Jawab Thanat yang membuat Tay kemudian menepikan mobilnya pelan pelan. Diam diam Tay merasa sedikit bersalah ketika sadar Thanat bahkan masih mengenakan jas dokter nya.
"Mau balik??" Tanya Tay lagi,kali ini nada bicaranya sedikit melunak.
"Nggak usah. Itu buat aku??" Tanya Thanat sambil menunjuk buket mawar yang tergeletak di dashboard.
"Ya iya lah. Nggak mungkin kan buat mbak mbak resepsionis yang tadi??" Tay menjawab sewot yang justru membuat Thanat tidak sanggup lagi untuk menahan tawa. "Lucu ya??" Tanyanya lagi ketika Thanat tidak berhenti tertawa.
Tay merogoh saku jas yang ia kenakan,lalu melemparkan kotak beludru berwarna navy ke pangkuan Thanat. "Tadinya mau ngasih kamu kejutan. Tapi malah aku yang di kagetin." Ucapnya yang sukses membuat tawa Thanat terhenti seketika.
Thanat membuka kotak itu,ekspresinya sangat dramatis saat ia melihat cincin berwarna perak tanpa ornamen apapun tapi tetap terlihat elegan dan mahal. Thanat melepas cincin itu dari tempatnya,dan mendapati namanya terukir di sisi dalam cincin tersebut.
"Tay..." Matanya semakin berkaca kaca ketika ia baru sadar ada cincin yang serupa di jari manis milik Tay.
"Jadi kamu mau pacaran dulu apa langsung nikah,Nat??" Tanya Tay pasrah mengingat semua rencana yang sudah ia susun sedemikian rupa kini telah berantakan.
.
.
.
TBC
.
.
.
Nanti pada dateng ya rek ke nikahannya Tay-Lee.. wkwkwkwk
Ini yang namanya Dokter Tata. Bayangin aja itu dia lagi pakek jas dokter sama hotpants ya. Oke. Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDAWA LIMA
FanfictionLima bersaudara yang isinya cogan semua. Tay Tawan. Joss Wayar. Yin Anan. Bright Vc. Ohm Pawat.