- 19.00 -
Tok.. Tok..
"Dek.." Tay masuk ke kamar Pawat setelah mengetuk pintu.
"Dalem" Sahut si bungsu yang sedang tengkurap di ranjang tanpa repot repot menoleh ke arah Mas Tawan. Sepertinya sedang bermain game. "Cuk..kalah." Umpatnya kemudian. Tuh benar kan ia sedang bermain game.
"Heh..mulutnya." Tegur Mas Tawan sambil mendekat ke arah ranjang.
"Hehe.." Pawat hanya tersenyum tanpa dosa,lalu bangun dari posisi berbaring. Tay meresponnya dengan gelengan kepala kemudian duduk di tepian ranjang sang adik.
"Age belio tahu walik sama sempol" Ucap Mas Tawan sambil merogoh saku celana pendeknya kemudian mengangsurkan selembar uang kertas merah bergambar soetta.
"Tahu bunda??" Tanya Pawat menyebutkan tempat jajan tahu walik favorit mereka yang letaknya tidak jauh dari komplek perumahan.
"Sip."
"Ya udah tapi susuknya tak ambil yo,Mas." Pawat meraih uang itu dengan sumringah lalu bangkit dari ranjang. Ia berjalan ke arah meja belajar kemudian menyambar jaket yang tersampir di kursinya.
"Iya. Kurang ta??" Tawar Mas Tawan sambil mengekor di belakang adik bungsunya.
"Mau tuk tuk sekalian gak?? Kalo sama tuk tuk ya gak kurang tapi nanti gak onok susuk'e." Pawat bertanya balik. Tuk tuk memang minuman yang terkenal di kalangan Pandawa Lima.
"Boleh. Nih." Mas Tawan kembali mengangsurkan selembar uang yang sama seperti sebelumnya.
"Assiaaaap. Susuk akeh kalo gini. Eh iya Mas,Bang Joss sama Kak Anan apa wes pulang??" Tanya Pawat lagi sambil berjalan keluar kamar beriringan dengan Mas Tawan.
"Belum. Tapi ya belikno ae,paling habis ini juga dateng."
"Sip markisip." Pawat mengacungkan dua jempolnya kemudian segera melesat untuk melaksanakan perintah sang Kakak.
*****
Joss baru saja memarkirkan mobilnya ketika Nmax hitam yang di kendarai Pawat tiba.
"Wih..njajan arek'e" ucap Joss ketika turun dari mobil dan melihat dua kresek putih yang tergantung di motor. Joss mendekat dan otomatis membantu adiknya untuk membawa bungkusan itu lalu masuk ke dalam rumah secara bersamaan.
"Pesanan telah tibaaaa" Teriak Pawat dari pintu masuk. Mas Tawan yang memang sedang menunggu di kursi ruang tamu langsung berlari ke arah dapur untuk mengambil piring. Sementara Kak Bright sudah duduk manis di ruang keluarga sambil genjrang genjreng gitar kesayangannya kemudian berseru dengan riuh "Wiih tahu walek kesukaan akuuuu."
"Cuci tangan dulu kalian." Ucap Mas Tawan yang baru saja balik dari dapur lalu mengambil alih kresek dari tangan Joss. Yang disuruh tentu saja langsung menurut.
"Dek,kamu utang cerita ke Mas soal Nanon." Todong Mas Tawan langsung sekembalinya Pawat dan Joss setelah selesai mencuci tangan bahkan sebelum si bungsu mengambil posisi duduk.
"Untung Kak Anan belom dateng. Tak ceritain versi lengkap nya yo." Pawat dengan sumringah duduk di antara Mas Tawan dan Kak Bright,Bang Joss sendiri mengambil posisi duduk yang berseberangan dengan mereka bertiga.
"Jadi awalnya tu gara gara Kak Anan 'nananana' sama Bang War." Pawat mengawali cerita dan ketiga Kakaknya sudah bersiap menyimak. Mas Tawan menyimak sambil menguyah sempol ayam. Bang Joss sedang menyedot minumannya dan Kak Bright baru saja menghabiskan tahu walik nya yang ketiga.
"Nananana opo??" Tanya Bang Joss bingung yang kemudian di setujui oleh Mas Tawan dengan anggukan antusias seolah ikut bertanya.
"Ngewe. Kelon. Kayak Bang Joss sama Toptap kemaren." Bright menjawab dengan muka watadosnya.
"UHUK" Joss langsung tersedak tuk tuk rasa taro. Mas Tawan yang terkejut saat ini sedang menutup mulutnya dengan ekspresi yang sangat epik,sementara Pawat sudah melotot dengan mulut menganga.
"Bright ember bocor." Bang Joss memasang tampang galak kepada Bright sambil menepuk nepuk pelan dadanya.
"Wah nek kayak gini,ceritanya adek mendadak kurang menarik. Bang Joss aja yang cerita ya Mas??" Pawat berkata sambil menyenggol bahu sang kakak pertama. Bright hanya menaik turunkan kedua alisnya tanpa sedikitpun merasa terintimidasi dengan tatapan membunuh dari Joss.
"Adek belajar bahasa kayak gitu dari mana??" Tanya Joss balik,siapa tahu topik ini bisa mengalihkan pembicaraan.
"Cerita dulu lah." Sayangnya gagal karena ucapan dari Mas Tawan barusan. Bahkan suara mobil yang menderu dan kehadiran Yin Anan sama sekali tidak membantu.
"Cerita apa??" Tanya Yin yang langsung ikut duduk di sebelah Joss lalu mencomot sebuah tahu walik dari piring.
"Ceritain Bang Joss ngewe sama Kak Toptap." Si bungsu yang menjawab.
"Dek--" Joss ingin menyela tapi..
"WHATT???" Yin sudah memekik kaget terlebih dulu.
"Gak usah kaget,habis ini giliran kamu yang cerita kok bisa gituan juga sama War padahal ada Pawat sama Nanon." Kali ini suara Mas Tawan yang terdengar.
"Hehehe..." Yang di maksud hanya tertawa kikuk sambil menggaruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal.
"Ok sekarang untuk Bang Joss dulu,waktu dan tempat di persilahkan." Bright lagi lagi memasang wajah tanpa dosa,membuat gestur menunjuk Joss dengan ibu jari sambil sedikit membungkukkan kepala seolah olah ia adalah seorang abdi ndalem yang mempersilahkan tuannya untuk melakukan sesuatu.
Joss tentu saja speechless. Ia kemudian mengacak rambutnya sendiri dengan gemas. Lalu semuanya tertawa.
Malam itu mereka kembali saling bertukar cerita tanpa ada sedikitpun yang terlewatkan.
.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
.
Ini visualisasi sempol dan tahu walek nya. Bodo amat meskipun kalian udah pada tau wkwkwk
Ini serius enak. Apalagi tahu walek mandar. Beuhh gak ada obat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDAWA LIMA
FanfictionLima bersaudara yang isinya cogan semua. Tay Tawan. Joss Wayar. Yin Anan. Bright Vc. Ohm Pawat.