41. Ayah?

5.5K 557 34
                                    

Senyum Brata tak henti-hentinya ia perlihatkan pada Leon yang kini sudah sadar. Pemuda itu telah membuka mata nya sejak Dua Jam yang lalu. Tapi lihat lah sekarang, Leon hanya murung, mungkin karena memikirkan kejadian siang tadi dengan Neneknya, ah sial pikir Brata Nenek nya itu bisa saja ia lenyap kan sekarang juga. Tapi dia tidak mau Leon membenci nya, Brata tidak mau mengotori tangannya buat menghabisi wanita sialan itu, ingat karma itu ada, biar saja karma yang menghukum Rina.

"Leon, makan dulu ya, Nak?" bujuk Brata.

Leon menggeleng. "Aku nggak mau makan Om!"

"Loh kenapa? Kamu mau sembuh kan?"

"Pokoknya aku ngambek sama Om!" kesal Leon, dirinya merengut tak suka sambil menatap sinis, Brata.

"Apa salah, Ayah?"

Leon kembali memberikan tatapan tak sukanya ketika mendengar Brata menyebut dirinya sebagai Ayahnya. Ayolah sejak kapan Brata menjadi Ayahnya, menghadapai Zein waktu dulu saja Leon kewalahan apalagi yang satu ini, meski Brata orang kaya, tapi Leon tahu pria itu tidak gila kerja sama seperti Papanya. Kalau Brata menjadikan Leon anaknya sudah pasti ia akan dikekang jauh lebih keras dari Zein.

"A-Ayah?" Leon sedikit bingung sekarang.

"Iya, mulai sekarang aku Ayahmu," balas Brata sambil mengelus kepala Leon.

"Sejak kapan Mamaku menikah dengan, Om? Jadi Jangan ngada-ngada deh, Om!" kesal Leon.

"Leon, apa kau tak kasihan dengan, Ayah? Ayah kesepian, Ayah ingin mengadopsimu menjadi anak Ayah."

"Tapi, Om. Aku masih punya, Papa. Dan aku mau pulang ke rumah, Papa," ucap Leon sendu.

Brata menyesal sekarang sudah mengungkit pasal adopsi itu sekarang dengan, Leon. Brata pikir Leon akan dengan senang hati menerima nya sebagai Ayah angkatnya tapi semua itu sirna begitu saja, Brata mendapatkan tolakan keras dari remaja itu, hal yang paling bagi Brata Leon menolaknya dengan beralasan ingin kembali ke Zein. Kurang apa dirinya? Dia bahkan lebih segalanya dari Zein, setidaknya ia tidak bodoh seperti Zein yang tega mengusir anak nya sendiri hanya karena tipu daya Ibunya.

"Ayah tanya sama kamu, sekarang Papa kamu, mau kamu pulang nggak?"

Leon menggeleng. "Dia sudah ngusir aku Om," jawab Leon lirih, cowok itu sudah menitihkan air matanya ketika mengingat peristiwa pengusiran dirinya yang dilakukan Zein.

"Nenek juga ngusir aku, dia juga injek foto Mama," isaknya lagi, melihat itu Brata lantas bangkit memeluk erat tubuh anak itu, sumpah demi apapun.

Tidak ada hal yang lebih menyakitkan lagi buat Brata ketika ia harus melihat mata orang yang begitu ia sayangi menitihkan air mata, mata Zara menurun pada Leon, mata mereka benar-benar mirip. Brata berjanji selama ia masih berada di samping Leon, dia tidak akan membuat anak itu menangis seperti yang Zein lakukan.

"Nah, maka dari itu ayo ikut sama Ayah, kita pergi jauh dari mereka dan hidup bahagia." Brata mengeratkan pelukannya, Leon juga demikian, entah kenapa ada rasa nyaman ketika ia berada di dekapan Brata. Dekapan berbeda dari Zein, yang ini lebih hangat dan begitu menyejukkan.

Leon masih menangis tapi setelah itu ia menggeleng keras, ia tidak mungkin meninggalkan Zein dan keluarga nya dan memilih ikut Brata. Rumah Zein adalah rumah nya, dan satu fakta yang sulit diubah sampai kapanpun dan itu tidak bisa ditolak oleh siapapun, sampai kapanpun Leon adalah anak kandung dari Zein bukan Brata.

"Nggak Om, Leon nggak bisa. Leon nggak bisa pergi sebelum mendapatkan maaf dari Nenek dan juga Papa."

"Dengar Leon, dengerin Om sekali ini aja. Kamu nggak salah, mereka lah yang pantas meminta maaf sama kamu. Kau tahu Mama mu meningal karena mereka, kalau saja Zein bisa tegas dan melindungi keluarga nya. Semua itu nggak akan pernah terjadi, sekarang Mama mu pasti masih hidup, apa kamu nggak benci pada Papa mu, hah?" Brata mencengkeram bahu Leon dengan keras guna menyadarkan anak itu, harusnya Leon benci. Harusnya Leon pergi saja dari hidup Zein, buat apa memperdulikan lelaki bernama Zein dan keluarga nya itu, Leon sudah cukup sakit dengan semua perlakuan mereka.

L E O N ZAKA DIJAYA (PROSES REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang