12. Sandera Untuk Tahta

965 91 0
                                    

Nih guys...
Selamat menikmati💖💖😉

(Emangnya ni cerita trang bulan, dasar author...😐😐)

Disuatu tempat yang gelap dan miskin udara terdapat sebuah kursi kayu yang diduduki oleh seorang gadis yang terkikat dan mulut yang ditutup kain, ya...itu adalah Yon Soo yang masih belum sadarkan diri akibatpukulan pria tadi. Kondisinya sangat menyedihkan, keringat bercucuran disekujur tubuhnya, darah membuat lukisan dipakaiannya, lehernya terluka dan masih mengeluarkan darah begitu juga lengannya, wajahnya juga sangat pucat dan rambutnya sedikit acak-acakan.
Sungguh tak dapat dipercaya seorang dewi kecantikan seketika dapat berubah menjadi orang yang sangat menyedihkan tetapi meskipun begitu, kecantikannya tetap terpancar dari wajah pucatnya. Disetiap sudut ada orang yang menjaganya dan jumlahnya ada 4 penjaga disana. Tiba-tiba pintu terbuka membuat cahaya berbondong-bondong masuk mengiringi seorang pria dengan dua orang penjaga dibelakangnya yang berjalan kearah Yon Soo. Namun kekecewaan menimpa sang cahaya karena mereka tak diizinkan untuk masuk terlalu lama, ya...setelah pria tersebut masuk pintu kembali ditutup dengan rapat.
"Bagaimana?" tany pria tersebut dengan dingin.
"Menjawab Yang Mulia, saat ini pasukan kedua kerajaan tengah kembali keistana dan bersiap untuk membawa bala bantuan untuk mencari Putri Yoon Bi" jawab salah seorang penjaga yang ada disudut kanan.
"Hahaha....ahhahahahahahahahahaha....bagus-bagus, kirimkan surat ancamannya!" seketika tawa pria tersebut menggelegar memenuhi ruangan.
"Emmh...mm....hmh..hmmmmmhhh....hmhmhmmm..." Yon Soo terbangun dan menatap sekitar lalu berteriak dibalik kain yang menutup mulutnya.
"Diam!!" bentak pria itu yang kini tepat berada dihadapan Yon Soo.
"Buka kain penutupnya!" titahnya yang langsung dikerjakan oleh penjaga yang ada dibelakang pria itu.
"Emmhaaaaa...aakkhhh...hah..hah..hah....siapa kau?!" setelah penutup mulutnya terbuka Yon Soo meringis kesakitan dengan nafas yang terengah lalu dia bertanya kepada pria didepannya dengan nada tinggi.
"Ahahahah...aku? heh, aku adalah penerus Kekaisaran Li. Dan kau! Akan menjadi Permaisuriku, sebentar lagi kita akan menguasai negeri ini bersama-sama..ahahaha" jawab pria tersebut dengan nada yang menusuk dan tawa yang kejam.
"Cih...kita hah? Mungkin hanya kau dan mimpimu saja yang akan menguasai negeri ini. Asal kau tau saja, orang yang akan meneruskan Kekaisaran ini hanyalah kakak ku seorang dan apakah kau tau? Dia akan kemari untuk menyelamatkanku dan dia akan membunuhmu!!" balas Yon Soo penuh penekanan.
"Hey!! Jangan sia-siakan kecantikanmu ini untuk mengeluarkan kata-kata tak berguna. Tak akan ada siapapun yang bisa menemukanmu dan aku tak akan mati ditangan orang yang payah..." sarkas pria itu sambil memegang dagu Yon Soo dan melepaskannya dengan kasar.
Yon Soo memicingkan matanya, mengingat ruangan ini sangat minim cahaya dan udara jadi Yon Soo tak bisa melihat wajah pria didepannya ini. Yon Soo hanya bisa melihat mulutnya saja, dan apa...pria itu tersenyum miring lalu tanpa diduga dia maju 1 langkah dan nampaklah wajah pria tersebut.
Wajah tampan, dengan mata yang tajam dan indah, hidung mancung dan beralis tajam, rahang yang kekar dengan senyuman mengerikan dari mulutnya. Namun sayang dibalik ketampanannya terdapat hati yang yang lebih keras dari batu, kelicikan yang mutlak, kekejaman, dan juga haus akan kekuasaan. Rambut sepinggang berwarna putih yang terlihat seperti warna silver dan terlihat gemerlap saat cahaya matahari menyinari rambutnya. Menurut spekulasi Yon Soo pria didepannya ini 3 tahun lebih tua darinya atau sama dengan satu tahun lebih muda dari kakaknya.
"Cih...kau bilang jangan sia-siakan kecantikanku dengan mengeluarkan kata-kata tak berguna? Aha..ahahahahahah...lalu bagaimana denganmu hah? Kau juga telah menyia-nyiakan ketampananmu dengan melakukan hal yang tak berguna itu artinya kau lebih buruk daripada aku...ahahaha" ucap Yon Soo sambil diselingi dengan tawa yang bergetar.
"Dan lihatlah..ahahahaha....apakah kau tidak pernah bercermin, rambutmu itu sama seperti seorang kakek tua ahaahahaha sangat lucu. Masih muda tetapi rambutnya sudah berubah menjadi uban hahahaha...."
Pria tersebut menautkan alis tajamnya dan matanya menatap Yon Soo lekat-lekat dengan tatapan yang menusuk. Wajahnya memasang aura yang membunuh dan tangannya terkepal kuat, urat-urat dilehernya menegang dan wajahnya mulai memerah menahan amarah.
Bruk..
"Aaaakkhh....hiks hiks.." rintih Yon Soo saat tubuhnya terjatuh kelantai bersama kursi yang mengikatnya.
Ya...pria tersebut lengan Yon Soo yang terluka dan membuatnya terjatuh menghantam lantai yang memang sangat keras. Yon Soo merintih kesakitan, badannya terasa remuk dan siapapun yang melihatnya pasti akan sangat terharu melihat keadaan Yon Soo yang begitu menyedihkan. Pria tersebut kemuadian berjongkok dan berbicara dengan suara yang penuh kekejaman.
"Jangan pernah bermain-main denganku!.." ucap pria tersebut lalu kembali bangkit.
"Tidak boleh ada yang memberinya makanan ataupun air minum dalam 3 hari kedepan!!" lanjutnya lalu berlalu pergi sampai punggungnya tak nampak dibalik pintu.
Dua orang penjaga mengembalikan Yon Soo pada posisi duduknya dan kembali mengikat mulutnya menggunakan kain.
Lengkap sudah penderitaan Yon Soo, tubuh lemas tanpa energi, keringat mengucur dengan deras, ruangannya sangat gelap dan hampa udara membuatnya merasa sangat sesak terlebih lagi mulutnya kini ditutup menggunakan kain pengikat, luka dileher dan lengannya membuat rasa perih dan sakit yang luar biasa menjalar disekitarnya, ngilu dan sakit dikakinya membuatnya semakin menderita ditambah tali dilengan dan kakinya yang mengikatnya pada kursi yang tengah ia duduki.
Tidak diberi makan selama 2 hari itu bukan masalah besar baginya karena dizamannyapun saat dia sedang menjalankan misi dia pernah beberapa kali tidak makan selama 3 hari bahkan lebih. Tetapi minum? Dia tidak bisa menahan haus karena memang dia selalu membawa air yang terikat dipinggangnya kemanapun dan kapanpun misinya dijalani. Dia juga tidak mau jika tubuhnya harus terkena dehidrasi itu akan berakibat buruk bagi dirinya, dan sekarang setelah pertarungan dan banyak luka yang ia alami dia tidak diberi minum selama 3 hari...bena-benar kejam!.
'tak apa Yon Soo, keluarga kerajaan pasti akan menemukanmu sebelum tiga hari. Tenanglah kau pasti akan selamat..' batin Yon Soo menyemangati dirinya sendiri.
Disisi lain...
"Apakah keadaannya sudah aman Yang Mulia?" tanya Permaisuri Min Young kepada Kaisar Li.
"Aku tidak yakin, sampai kapan kita akan bersembunyi disini? Seharusnya aku tidak memebiarkan Yoon Bi ikut bertarung...bagaimana jika terjadi sesuatu terjadi kepadanya?!" jawab Kaisar Li penuh kehawatiran.
Saat ini mereka tengah bersembunyi didalam sebuah gua yang cukup luas, keadaannya sedikit gelap namun setiap pasang mata dapat melihat sekitarnya.
"Tenanglah Yang Mulia, pasti tak akan terjadi hal buruk kepada Tuan Putri Yoon Bi dan yang lainnya. Aku sangat yakin dengan itu..." timpal Raja Hyu berusaha menenangkan temannya.
"Hmmhh...semoga mereka semua cepat kembali kemari" balas Kaisar Li.
Lalu terdengar suara banyak langkah kaki yang membuat mereka mulai was-was dan memasang posisi pertahanan.
"Putra Mahkota?!" tanya Putri Ming Shi yang lebih seperti pernyataan.
"Putraku!...apkakah kau baik-baik saja? Dimana Yoon Bi?" tanya Kaisar Li antusias.
"Yoon Bi...dia..Yoon Bi dia" jawab Wang Min dengan air mata yang mulai menetes.
"Dia diculik dan dijadikan sandera.." potong Jun Suk cepat dengan nada yang datar dan dingin.
Semua orang terkejut kecuali para musang yang justru tersenyum tipis.
"Apa!! Bagaimana bisa dia diculik, kenapa kalian tidak ada yang menghentikan orang-orang itu menculiknya? Katakan pada Kaisar ini kenapa kalian tidak menghentikannya hah?!!" teriak Kaisar Li sambil mengguncangkan kedua pundak Wang Min.
"Mereka mengancam akan membunuh Yoon Bi ayah..hiks aku tidak bisa membiarkan itu terjadi. Mereka mengunci leher Yon Soo dengan pedang mana mungkin aku membiarkan Yoon Bi mati..." jawab Wang Min sedikit berteriak.
Sangat memalukan. Seorang Putra Mahkota yang gagah dan berani tengah menangis meratapi nasib adiknya. Mungkin jika masyarakat melihatnya dia akan dicap sebagai Putra Mahkota yang payah dan pengecut.
"Kenapa ini harus terjadi kepada putriku..heh..heh...sekarang apa yang harus kita lakukan dan sebenarnya siapa orang-orang itu? Seharusnya aku ada disana untuk melindunginya dalam pertarungan tetapi aku malah lari dan bersembunyi..." ucap Kaisar Li yang langsung terduduk lemas.
"Tenanglah Yang Mulia, kita pasti akan menemukan Putri Yoon Bi. Pertama kita harus mengetahui dulu siapa dalang dibalik semua ini" sahut Raja Hyu sambil berjongkok dan memegang pundak Kaisar Li.
"Kau benar, tapi bagaiaman kita bisa mengetahui siapa dalang dibalik semua ini?" balas Kaisar Li berusaha untuk tetap tenang.
"Yang Mulia, aku menemukan ini. Siapa tau bisa menjadi petunjuk.." ucap Min Wang sambil memberikan sebuah liontin berbentuk bulat dengan pola yang sedikit rumit berwarna silver dan ditengahnya terdapat kata 'Su'.
"Dimana kau menemukan ini putraku?" tanya Permaisuri Riul sambil ikut memperhatikan liontin yang sekarang tengah dipegang oleh Kaisar Li.
"Setiap prajurit berbaju merah itu memakainya..." jawab Jun Suk cepat.
"Ini...Gu Hong Su!!!!" sahut Kaisar Li yang langsung berteriak saat menyebutkan nama tersebut.
"Yang Mulia, maaf menyela...tetapi sepertinya aku pernah melihat orang yang mengenakan liontin ini..." sahut Ming Shi dengan ekspresi berfikir.
'Huh, dasar ayah, ibu, dan anak sama saja. Kenapa disini harus ada keluarga Kerajaan Hyu dan kenapa mereka harus memiliki simpati kepada seorang yang sampah, jika begini maka sampah sialan itu akan kembali ditemukan!!' batin Shin Yoo sambil mengepalkan tangannya.
Permaisuri Min Young yang melihat kekesalan putrinya pun mendekat dan memegang pundaknya lalu berkedip pelan sambil tersenyum kecil.
"Ah...Tuan Putri, apakah kau yakin? Mungkin kau salah lihat saja.." ucap Permaisuri Min Young tersenyum sopan.
"Tidak, aku benar-benar yakin. Orang itu mengenakan liontin ini, ada 3 orang yang mengenakannya jadi mana mungkin aku salah.." jawab Ming Shi berusaha meyakinkan.
"Putriku, dimana kau melihatnya?" kini Raja Hyu bersuara.
"Saat itu..."
Flash back on...
"Aku ingin membeli beberapa aksesoris di toko Gul Dae.." ucap Ming Shi sambil berjalan ditengah pasar yang dipenuhi oleh masyarakat.
"Tentu Putri...." jawab keempat pelayannya secara bersamaan.
Ming Shi berjalan sambil terus menengok kesana kemari dan akhirnya disampai didepan toko Gul Dae tempat penjual aksesoris yang biasa didatangi para bangsawan. Baru saja Ming Shi akan masuk, 3 orang pria keluar dari toko tersebut.
Dua orang pria mengenakan pakaian serba merah dan topeng burung yang menutupi sebagian wajah mereka, mereka juga mengenakan liontin silver dengan pola rumitdan ditengahnya terdapat sebuah sebuah kata namun Ming Shi tak melihatnya dengan jelas.
Sedangkan 1 orang lagi berjalan mendahului dua pria tadi dengan perawakan gagah berpakaian serba hitam dengan corak emas berbentuk phoenix dan rambut putih yang mencapai pinggang ditambah topeng burung berwarna hitam yang membuatnya terlihat semakin misterius, namun bedanya liontin silver yang ia kenakan sedikit lebih besar dan pola berwarna emas yang lebih rumit.
Ming Shi hanya berpapasan sebentar dengan ketiga pria itu, dia juga menghiraukannya karena dia tidak mau memikirkan hal-hal yang tidak jelas. Lalu Ming Shi memasuki toko itu dan betapa terkejutnya ketika dia melihat seluruh isi toko porak poranda, perhiasan dan aksesoris berserakan dimana-mana bahkan ada yang rusak parah.
"Astaga! Tuan Dae, apa yang terjadi?" tanya Ming Shi kepada pemilik toko yang tengah duduk lemas dengan air mata yang membasahi pipinya.
"Hiks...tiga orang pria yang baru saja keluar hiks..hiks...mereka yang melakukannya" jawab tuan Dae sambil diiringi isak tangis yang menyedihkan.
"Kenapa mereka melakukannya?" tanya Ming Shi sambil membantu tuan Dae untuk berdiri.
"5 hari yang lalu, mereka memintaku membuatkan 1000 buah liontin. Namun liontinnya kurang satu dan hiks...mereka ung menghancurkan tokoku tanpa membayar liontin yang sudah kubuat...hiks hiks" jelas tuan Dae.
"Astaga...mereka sangat kejam, padahal hanya kurang satu tetapi mereka melakukan ini tidak membayar pula. Emm..sudahlah tuan Dae, pihak istana akan memberikan modal baru dan mengganti kerugian yang kau alami aku juga akan meminta para pelayanku untuk membantumembereskan kekacauan ini" ucap Ming Shi yang langsung dibalas beribu ucapan terimakasih dari tuan Dae.
"Terimakasih Tuan Putri...anda sangat baik, terimakasih..." ucap Tuan Dae.
Flash back off...
"Begitu ceritanya ayah...tetapi sebenarnya siapa itu Gu..Gu Hong.."ucap Ming Shi mengakhiri ceritanya dan kesulitan menyebutkan nama itu.
"Gu Hong Su...dia adalah seorang raja yang berkuasa di Kerajaan bagian timur, dia salah satu penguasa kerajaan terbesar di Kekaisaran ini. Dia sangat haus akan kekuasaan dan sudah menaklukan banyak Kerajaan besar. Dan sekarang dia tengah mengincar kekuasaan di Kekaisaran Li..." potong Kaisar Li menjelaskan.
"Baiklah kalau begitu mari kita kembali Keistana dan untuk sementara kalian bisa tinggal di Kekaisaran Li untuk menjaga keamanan kalian. Bagaimana Raja Hyu?" lanjut Kaisar Li.
"Tentu saja Yang Mulia, sebuah kehormatan bagi kami...." jawab Raja Hyu.
Mereka semua mulai bergerak dengan cepat dan was-was, oh ya lalu Dang Bi? Jangan ditanyakan lagi. Sejak tadi Dang Bi, Eun Hi, dan Yoo Rae sudah menangis histeris dan terduduk lemas dan sampai sekarang mereka masih menanis tanpa suara untuk pulang ke Istana. Kerah pakaian mereka sudah basah dengan air mata dan dengan berat hati mereka harus pulang tanpa adanya tuan kesayangan mereka.
Siang berganti sore dan sore berganti malam hinga akhirnya rombongan kedua kerajaan sampai di Istana Kekaisaran Li. Mereka langsung beristirahat dan menyusun rencana pencarian Yon Soo untuk esok hari. Dang Bi dan kedua temannya hanya merenung dikediaman Yon Soo hingga akhirnya merekapun terlelap tidur.
Di tempat lain...
"Hmmh...mmmhh.." Yon Soo teru berusaha membuka ikatan tangannya.
Sejak tadi Yon Soo terus berusaha membuka ikatan tangan dan kakinya dengan menggosokan ikatannya pada sudur kursi namun nihil, itu tak membuahkan hasil karena sudut kursinya tumpul seperti sengaja sudah ditumpulkan seakan tau bahwa Yon Soo akan melakukan hal ini.
'Bagaimana aku bisa bebass dari sini...mengambil belati yang ada dikakiku akan sangat sulit. Oh ibu....bagaimana ini, putrimu sangat kesulitan tolong bantu aku huhu~' batin Yon Soo pasrah.
Setelah terdiam dan merenung cukup lama akhirnya Yon Soo mempunyai ide. Dia bisa menghpnotis orang dengan nada-nada yang keluar dari mulut manisnya.
"Hmmm..hmhmhmm...hmmm..hm.....hmmm..hmhmhmm...hmmm..hm....." Yon Soo mengalunkan nadanya dan keempat penjaga yang ada disana langsung terpaku.
Yon Soo berkedip kepada salah seorang penjaga, penjaga itu langsung menghampiri Yon Soo dengan tatapan kosong. Setelah penjaga itu berada dihadapan Yon Soo dia mengangguk dan membuka ikatan mulut Yon Soo.
"Heh, anak pintar. Buka ikatan kaki dan lenganku!" titah Yon Soo yang sudah bisa berbicara dengan bebas.
"Baaiik..." penjaga itu menjawab dengan nada yang lamban.
Setelah ikatan dilengan dan kakinya terbuka Yon Soo berusaha untuk berdiri sekuat tenaga. Dia mengambil air minum yang terikat di pinggang penjaga tersebut lalu menghela nafas lega.
"Apakah disini ada jalan keluar rahasia selain pintu keluar itu?" tanya Yon Soo sambil menengok kearah pintu.
"Aadaa...diisaanaa, aakaan kuubuukaakaan.." jawab penjaga tersebut lalu berjalan kesalah satu sisi ruangan.
Penjaga itu menekan sebuah batu berbentuk kotak yang jika tidak dilihat dengan mata elang maka akan terlihat seperti tembok biasa dan permukaannya juga rata seperti tembok yang lain. Sebuah pintu rahasia yang ada disamping batu tersebut terbuka dan menampilkan lorong panjang yang gelap dengan pencahayaan dari dua buah obor api dikedua sisi lorong.
"Dengarkan aku, kalian berempat akan sadar kembali besok pagi dan tidak akan ingat apapun...hmmm..hmhmhmm...hmmm..hm....." ucap Yon Soo dan kembali menyanyikan nada hipnotisnya seketika para penjaga langsung menutup mata mereka seolah tertidur namun tetap berdiri.
Yon Soo mempelajari nada hipnotis ini 3 tahun yang lalu dari bosnya. Yon Soo sangat jarang menggunakannya dan hanya akan bersenandung saat keadaan darurat saja. Kembali pada rencana melarikan dirinya.
Yon Soo menelusuri lorong gelap itu dengan satu obor ditangannya yang ia ambil dari salah satu sisi lorong tadi kemudian yang satunya dia padamkan untuk menghilangkan jejak. Kakinya yang patah membuatnya harus berjalan dengan sangat lamban dan terpincang-pincang. Setelah berjalan cukup lama, Yon Soo menemukan ujung lorong yang tertutup rapat lalu dia menaruh obornya disebuah akar pohon yang menonjol keluar dan membentuk cagak didinding lorong, dan dengan itu dia mengetahui bahwa saat ini dia dikurung diruangan bawah tanah.
Yon Soo meraba-raba dinding lorong dan menemukan sebuah batu yang menonjol diapun menekannya dan seketika pintu terbuka menampilkan pemandangan yang membuta siapapun akan memilih kembali keruangan tadi. Saat pintu terbuka, bukannya alam bebas tetapi masih sebuah lorong namun tidak dengan jalan yang mulus seperti tadi. Melainkan jalan yang dipenuhi dengan dengan bebatuan runcing, lalu didinding tembok ada akar berduri yang beracun shingga akan sangat sulit untuk dilewati.
Tetapi bukan Yon Soo namanya jika tidak bisa melewatinya, dia hanya membutuhkan kain. Lalu Yon Soo menyobek pakaian bagian bawahnya sampai pendek selutut. Lalu membaginya menjadi dua dan membalutkannya dikedua tangannya.Yon Soo memadamkan obor yang tadi dia bawa. Yon Soo melangkah perlahan melalui sela-sela kecil dari batu bau berduri itu, tangannya berpegangan kepada akar berduri itulah sebabnya tadi dia membalut seluruh tangannya menggunakan kain bajunya. Bajunya yang pendek selutut lebih memudahkannya lagi untuk bergerak bebas.
"Astaga!...sampai kapan aku harus berjalan seperti ini?!! Kakiku sudah mati rasa...dan aaaakh..." gumam Yon Soo yang tiba-tiba terhenti digantikan oleh teriakannya yang melengkik pelan.
Ternyata ujung jari manis Yon Soo yang tidak terbungkus kain tergores akar berduri itu, meskipun hanya sedikit tetapi mematikan dan rasa perihnya langsung menjalar keseluruh tangannya.
"Sial!!... aku harus cepat-cepat keluar dari sini.." lanjut Yon Soo dan mulai berjalan lagi.
Sekitar 3 menit Yon Soo berjalan melewati bebatuan runcing dan akar berduri akhirnya tibalah Yon Soo didepan sebuah pintu berwarna putih dengan knopnya yang berwarna merah menyala. Tentunya bukan hanya sekedar warna tetapi memang benar-benar menyala.
"Ternyata dizaman ini sudah ada pintu kayu seperti ini...kukira hanya ada pintu kertas dizaman ini" gumam Yon Soo memperhatikan pintu yang ada didepannya.
"Aaakhh...astaga, kepalaku terasa sangat sakit. Hah..hah...hah artinya racunnya sudah menyebar" lanjutnya dengan nafas terengah menahan sakit dikepalanya.
"Ha hammp..." Yon Soo terkejut sambil menutup mulutnya tak percaya.
Knop pintu yang dia pegang langsung membuat gulungan kain yang ada ditangan Yon Soo hangus, dan itu artinya knop pintu itu menyala bukan tanpa sebab melainkan disisi lain knop pintu ini sudah dipasangi batu bara panas dan itulah sebabnya knopnya ikut menyala.
"Pintar sekali kakek muda itu, memasang jebakan berkali-kali lipat. Tetapi tak apa...hal ini masih standard dibawah jebakan yang ada dizaman modern.."
Yon Soo menyatukan kain yang ada ditangan kirinya untuk membalut lagi tangan kanannya lalu membuka pintu itu dengan gerakan cepat. Akhirnya pintu itu terbuka dan langsung menampakan cahaya yang begitu terang, diapun berusaha menyesuaikan matanya yang berusaha diterobos masuk oleh sekumpulan cahaya. Setelah matanya dapat menyesuaikan dengan keadaan sekitar, bukannya senang karena Yon Soo lagi-lagi dibuat menganga melihat pemandangan didepannya.
Ditempat lain....
"Kau cari kesana, sedangkan aku mencari kearah sini..!!" ucap tegas Wang Min memerintahkan kelompok Min Wang dan Huong Nam untuk mencari kearah yang berbeda.
"Baik.." ucap mereka serempak.
Mereka saat ini sedang berada dikedalaman hutan yang mereka yakini sebagai tempat pelarian orang yang menculik Yon Soo. Disana ada 6 kelompok yang masing-masing memiliki 20 orang prajurit dan dipimpin oleh Wang Min, Huong Nam, Jun Suk, Min Wang, Jin Sik, dan Hyu Jin yang satu kelompok dengan jendral Go (jendral kerajaan Hyu).
Pencarian berlangsung dengan khidmat dan teliti, semua orang mencari diseluruh penjuru hutan tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Setelah lama mencari dan tidak membuahkan hasil mereka akhirnya memutuskan untuk kembali kecuali satu orang, yaitu Jun Suk. Entah kemana dia pergi saat ini dirinyapun tidak tahu, dia hanya mengikuti insting dan perasaannya.
"Apakah kalian menemukan sesuatu?" tanya Wang Min yang sudah kembali berkumpul bersama kelompok yang lainnya ditempat awal.
"Tidak, kami tidak menemukan apapun. Semua tempat dibagian kami sudah kami telisik tapi tak membuahkan hasil..." jawab Jin Sik.
Kelompok yang lainnyapun menjawab dengan inti yang tak jauh berbeda dari yang dikatan Jin Sik.
"Apakah orang yang menculik Yoon Bi hanya memancing kita?" tanya Wang Min kepada dirinya sendiri.
"Jadi maksud kakak sebenarnya orang itu tidak kemari melainkan hanya menggunakan jalan kemari saja, begitukah?" tanya Huong Nam berusaha menebak yang langsung diangguki oleh Wang Min.
"Tapi bisa juga ada tempat rahasia disekitar sini namun sangat rahasia sampai-sampai kita tidak bisa menemukan petunjuk apapun dan Tuan Putri Yoon Bi disembunyikan disana.." sahut jendral Go.
"Kau benar, itu bisa saja terjadi. Tetapi seharusnya jika memang Hong Su menjadikan Putri ke-2 sebagai sandera maka akan ada surat ancaman, tetapi kenapa tidak ada? Dan lagi...jika memang ada tempat rahasia disini maka seharusnya akan ada kejanggalan baik itu pada pohon, semak, ataupun batu dan yang lainnya. Tetapi kita benar-benar tidak melihat sedikitpun kejanggalan dihutan ini" timpal Hyu Jin merasa yakin yang diangguki oleh semua kelompok termasuk Wang Min.
Asal kalian tau, meskipun Hyu Jin itu seorang pangeran muda berumur 14 tahun dan masih rentan dalam hal pertarungan tetapi otaknya sangatlah cerdas, dan dizaman kuno kecerdasan yang dimilikinya dianggap sebagai tingkat dewa. Dia pandai membuat strategi dan menyusun rencana rahasia, pandai bertindak saat keadaan mendesak, dan ide-ide yang dikeluarkannya sangatlah cemerlang. Masih muda, pintar, cerdas, dan tampan namun masih kurang berbakat dalam bertarung ya..itulah Hyu Jin.
"Kau benar adik...aku setuju dengan pendapatmu. Tapi, ngomong-ngomong dimana kakak pertama?" balas Jin Sik mencari Jun Suk.
Disisi lain hutan...
"Sebenarnya kita akan kemana Yang Mulia?" tanya salah seorang prajurit kepada Jun Suk.
"Entahlah..." jawab Jun Suk masih dengan nada datar nan dinginnya.
Jun Suk mengangkat tangannya dan semua prajurit langsung berhenti.
"Jembatan?" tanya Jun Suk kepada dirinya sendiri.
Jun Suk turun dari kudanya dan berjalan kearah jembatan yang tertutup dengan kabut tebal. Ya...dia saat sini berada disisi tebing yang curam, disana ada jembatan kayu tua yang diikat dengan tali yang sudah sedikit rapuh. Kemungkinan diujung sana juga ada tebing yang disambungkan menggunakan jembatan ini, tetapi entahlah...Jun Suk juga tidak tau karena jembatannya tertutup kabut yang sangat tebal entah sepanjang apa jembatan ini.
"Yang Mulia, siapa yang memasang jembatan ditempat tak terjamah seperti ini? Bukankah sangat aneh?" tanya seorang prajurit yang berada dibelakangnya.
"Kalian tunggu disini, aku akan menyebrang.." bukannya menjawa Jun Suk malah memberi perintah.
"Tetapi yang mulia...tebing ini sangat dalam dan jembatannya juga sudah tua. Itu tidak akan aman untuk dipijak.." jawab prajurit tersebut merasa khawatir akan keselamatan tuan mereka.
Jun Suk sempat terdiam memperhatikan jembatan didepannya.
Ditempat Yon Soo berada...
"Astaga...berapa banyak lagi rintangan yang harus kulewati??" gumam Yon Soo sambil memegangi kepalanya.
Yon Soo sangat terkejut dan hampir putus asa ketika bukan jalan kebebasan yang dia lihat tetapi jembatan kayu yang sudah tua dan rapuh dan dia berada diujung tebing yang curam tanpa jalan kesmping atau kemanapun, hanya satu jalan yaitu jempatan rapuh didepannya.
Ternyata tanpa Yon Soo sadari sejak tadi setiap rintangan yang dirinya lewati merupakan sebuah jalan yang menanjak sehingga saat ini dia keluar dari dalam lorong bawah tanah kepermukaan tanah.
"Aaaauuww...." Yon Soo memindahkan tangan yang berada dikepalanya kedada kirinya.
"Sakit sekali...ra-racunnya sudah mencapai jantungku, ba..gaimana ini hah..hah..hah..." lirih Yon Soo sambil terus meemas dadanya.
"Ukhuk..ukhuk....." Yon Soo terbatuk dan memuntahkan seteguk darah yang menghitam.
Yon Soo mulai berjalan sedikit demi sedikit, langkahnya sangat rapuh, tangannya mencoba menggapai tali pegangan pada jembatan itu dengan gemetar menahan rasa sakit yang luar biasa disekujur tubuhnya terutama pada dadanya. Nafasnya terengah, keringat yang sejak tadi bercucuran kini mengguyur tubuh Yon Soo 2 kali lipat.
Yon Soo mulai menginjakan kakiknya pada kayu dijembatan itu, suara kayu tua yang seperti akan patah membuat siapa saja yag mendengaarnya merasa ngilu. Jantungnya berdetak tak karuan mmembuat nafasnya terasa semakin sesak.
Diantara situasi Jun Suk dan Yon Soo sudah dapat ditebak bahwa mereka berada distempat yang sama namun dikedua ujung yang berbeda. Jun Suk yang masih memperhatikan jembatan didepannya mengerenyit ketika melihat jembatan itu bergoyang padahal tak ada angin sama sekali.
"Ada orang yang tengah menuju kemari.." ucap Jun Suk dengan dingin.
"Hati-hati Yang Mulia, bisa saja itu musuh..." balas seorang prajurit yang menghentikan aksi Jun Suk untuk menginjakan kakinya dijembatan itu.
Jun Suk hanya diam sbentar lalu setelah itu melanjutkan langkahnya, perlahan-lahan dia berjalan sambil menelisik kebalik kabut yang tebal untuk mengetahui siapa yang tengah berjalan kearahnya.
"Se..dikit laghii..." ucap Yon Soo lirih.
Pikirnya jembatan ini sangat pendek namun nyatanya jembatan ini sepanjang 50 meter dan jarak antara dirinya dan Jun Suk masih 30 meter ditambah tertutup oleh kabut tebal yang membuat jarak mereka terasa semakin jauh.
Spraatt...
Jembatan itu bergoyang dan miring kesamping kanan, ternyata salah satu tali pengikat dibelakang Yon Soo putus membuat jembatan itu semakin sulit dilalui. Nafas Yon Soo semakin terngah rasanya pasokan udara yang ada disekitarnya semakin berkurang. Jun Suk berusaha menstabilkan posisinya dan berpegang erat pada kedua tali yang ada disampingnya.
15 meter...
13 meter...
9 meter...
5 meter....
Jun Suk memicingkan mata tajamnya dan nampaklah seorang wanita rapuh yang tengah berusaha berjalan sambil berpegang kuat pada tali pegangan disampingnya. Jun Suk membulatkan matanya tak percaya, diapun mempercepat langkahnya dan sampailah didepan Yon Soo yang hampir terjatuh karena semakin lemas. Dengan siigap kedua tangannya melepaskan pegangan lalu menangkap Yon Soo dan memeluknya dengan kuat.
"Ukhuk...ukhuk" Yon Soo kembali memuntahkan darah yang warnanya lebih gelap dari sebelumnya.
Darahnya mengenai pakaian Jun Suk yang berwarna biru donker dengan sulaman naga emas yang kini ternoda dengan darah yang dimuntahkan Yon Soo. Tanpa berpikir panjang Jun Suk langsung menggendong tubuh ringan Yon Soo didalam pelukannya. Dan membawanya menuju ujung jembatan dimana para prajuritnya tengah menunggunya dengan khawatir.
"Ju-jun Suk hah..hah....kau kah i-itu hah...?" ucap Yon Soo yang lebih mirip seperti sebuah bisikan dengan nafas yang terengah-engah.
"Jangan banyak bicara!" tegas Jun Suk membuat senyuman lemah terukir diwajah Yon Soo.
Spraatt....
Satu tali yang tersisa kini putus membuat jembatan itu tumbang menggantung diujung sisi lain tebing . Jun Suk berlari sekencang mungkin namun belum sempat dia mennggapai ujung tebing jembatan yang dia pijak sudah lebih dulu meninggalkan kakinya.
"Pegangi ujung talinya!!!" teriak salah satu prajurit dan langsung memegang tali jembatan dengan kuat agar tak ikut terputus dibantu oleh temannya yang lain.
Jun Suk ikut menggantung bersama jembatan itu, sebelah tangannya berpegang kuat pada tali jembatan sedangkan tangan lainnya memeluk Yon Soo dengan erat yang tengah mencengkram pakaian Jun Suk agar tidak terjatuh. Sebenarnya jika dia tidak mencengkram pakaian Jun Suk pun tak akan terjatuh karena tertahan oleh pelukan yang Jun Suk berikan, namun dengan mencengkram pakaiannya bisa mengurangi beban tubuhnya meskipun hanya sedikit.
Yon Soo semakin lemas dan pegangannyapun semakin terurai.
"Bertahanlah! Jangan tertidur...kau harus tetap tersadar!!" tegas Jun Suk semakin mengencangkan pelukannya.
"Aku...tak bisa men..nahannya" balas lirih Yon Soo.
"Cepat tarik!!! Ayo tarik terus jembatannya!!" teriak para prajurit seraya menarik terus jembatannya.
Mereka tau bahwa tuan mereka pasti masih berada dijembatan ini jadi dengan sekuat tenaga mereka menariknya dan sedikit demi sedikit tubuh tuan mereka muncul dari balik kabut tebal. Akhirnya Jun Suk berhasil naik kepermukaan tebing, dan menaruh Yon Soo diatas tanah sambil terus menepuk-nepuk pipi halusnya.
"Bangunlah...jangan tertidur! Kau akan selamat!!"
Jun Suk yang terus menyuruh Yon Soo agar tetap tersadar agar bisa tau akan keadaannya dengan cepat. Jika Yon Soo tak sadarkan diri maka akan sulit mengetahui antara Yon Soo hanya pingsan atau....tiada.
Diruangan bawah tanah....
Hong Su memasuki ruangan tempat Yon Soo disekap tadi. Saat dia masuk dia membulatkan matanya dan alis tajamnya bertaut menjadi satu, mata elangnya mengedar keseluruh penjuru ruangan. 3 orang prajurit masih berdiri ditempat masing-masing dengan tatapan kosong sedangkan satu orang prajurit yang tadi membantu Yon Soo berdiri didepan kursi yang kini benar-benar hanya tinggal kursinya saja dengan tatapan yang sama-sama kosong.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN??!!!!" bentak Hong Suk dengan suara yang sangat kencang dan aura membunuh yang menyeruak keseluruh ruangan.
Hening....tak ada jawaban dari para prajurit itu, Hong Su semakin marah namun saat dia mendekat dan melihat tatapan kosong salah satu prajurit menghentikan aksinya untuk memenggal kepala prajurit itu.
Dia melambai-lambaikan tangannya tepat didepan mata prajurit itu namun tak ada respon sama sekali. Lalu tangannya menepuk pundak prajurit itu dengan keras seketika prajurit itu langsung jatuh tak sadarkan diri. Hong Su membulatkan matanya lalu melakukan hal yang sama kepada ketiga prajurit yang lainnya dan hal yang samapun terjadi kepada mereka.
"Aaaaarrrgghhhh!!!! Yoon Bisialan!!Awassaja kau, kau sudah berani menghiraukanku...dasar tak tau diri!! Aargghh.." teriak Hong Su sambil menendang kursi yang tadi menjadi tempat duduk Yon Soo.
"Hahahaahaha....tapi tak apa, aku tau kau pergi kemana dan kau pasti masih ada disana tengah menangis menatap jalanan yang sulit dilewati..ahahahaha" tiba-tiba Hong Su tertawa dan menuju pintu rahasia ruangan itu lalu berjalan menelusuri lorongnya yang gelap.
Hong Su terus berjalan hingga akhirnya dia sampai dijebakan pertama namun lagi-lagi dia menggeram marah karena Yon Soo sudah tidak ada disana. Diapun menekan sebuah batu tersembunyi dan seketika semua batu runcing dan akar berduri itu masuk kedalam tanah dan dinding lorong digantikan dengan jalanan batu yang rata dan aman.
Ternyata jebakan itu dapat dihilangkan dengan hanya menekan sebuah batu, jika saja Yon Soo mengetahuinya mungkin dia tidak akan bersusah payah melewati jebakan itu dan dia juga tak akan terkena racun dari akar berdurinya. Hong Su berjalan secepat mungkin, saat sampai didepan pintu dengan knop pintu yang panas dia mengambil sebuah pengait besi yang disembunyikan dibalik tumpukan akar didinding lorong lalu dengan mudah membuka pintunya.
Lagi-lagi Yon Soo dirugikan dengan jebakan yang sebenarnya ada solusinya. Hong Soo keluar dari lorong itu dn langsung mendapati jembatan yang sudah tak ada dihadapannya. Diapun tertawa terbahak-bahak merasa puas dengan apa yang dia pikirkan.
"Ahahahahaha...hahahaha...Yoon Bi yang malang, berhasil lolos dari jebakanku namun tak berhasil sampai keujung tebing. Ahahahahah....selamat tinggal, semoga kau menikmati bebatuan runcing dibawah sana..ahahahahahaha" ucap Hong Su sambil tertawa keras.
Matanya menerawang kebawah tebing yang tertutup kabut tebal lalu dia berbalik kembali melewati lorong tadi dengan perasaan yang berkecamuk antara marah karena gagal merebut kekuasaan di Kekaisaran Li, sedikit bersedih karena kehilangan wanita yang parasnya seperti dewi, dan senang karena orang yang menghiraukannya telah tiada.
Semua itu kini berada dipikirannya padahal sebenarnya Yon Soo masih hidup. Namun meski begini dia tetap bertekat kuat untuk mengambil alih kekuasaan diKekaisaran Li. Hong Su sebenarnya dulu adalah orang yang sangat baik, dia adalah putra kedua dari Raja Gu, namun dia harus menerima kenyataan yang begitu pahit bahwa seluruh keluarganya hanya memanfaatkan kcerdasannya. Mereka juga sengaja telah membunuh ibunya yaitu Selir Nam dengan tujuan agar mereka bisa dengan mudah menipu dan memperalat dirinya.
Karena tidak terima suatu hari dia membantai seluruh keluarganya, mulai dari Raja Gu, Permaisuri Hu, Selir 1, 2, dan 3, serta semua saudaranya. Akhirnya dia menjadi seorang raja dengan hati batu, sikap kejam, dan cerdas, dia menjadi seperti ini hanya satu penyebabnya yaitu dikhianati.
Tekat yang kuat untuk menguasai seluruh negri bahkan seluruh dinia sudah menjadi sumpah utamanya saat pertama kali dinobatkan menjadi raja, ada sekitar 7 kerajaan besar dan 20 kerajaan kecil yang sudah dia taklukan. Dan saat ini dia masih bertekat untuk menguasai Kekaisaran Li. Meskipun rencana pertamanya gagal namun dia sudah menyiapkan banyak rencana lain untuk bisa menaklukan Kekaisaran Li.
Semua yang dia inginkan harus selalu terpenuhi, itu sudah menjadi sifatnya sejak kecil. Dan rambut putihnya...itu adalah salah satu keistimewaannya. Tanpa rambut putihnya dia pasti sudah tak ada saat ini. Banyak keistimewaan dari rambut putihnya tersebut. Tersimpan banyak rahasia dibalik rambutnya, bahkan pengawal pribadi setianya yang sudah dianggap teman olehnyapun tak pernah diberi tau.
Kembali kepada Jun Suk...
"Kembali!!" teriak Jun Suk yang tengah berada diatas kudanya dengan Yon Soo yang berada dipelukannya.
Semua prajurit yang mendengar perintah dari tuannya langsung menjalankan kuda mereka mengikuti tuan mereka dari belakang. Sebenarnya merekaa cukup terkejut saat tuannya menggendong Yon Soo didalam pelukannya karena selama ini tuannya tidak pernah mau dekat dengan perempuan.
Jangankan berdekatan dengan seorang wanita, tanpa sengaja menatap mata seorang wanita saja tuan mereka akan langsung pergi menjauh. Sudah banyak wanita yang dijodohkan dengannya baik itu kaum bangsawan biasa atau seorang Putri sekalipun akan langsung dibatalkan oleh pihak wanita dengan alasan Jun Suk selalu bersikap dingin, berwajah datar, tidak romantis, selalu menjauh, dan sulit diajak bicara.



Dah lah gitu aja males nih authornya xixi..
Vote sama Comment mya jan dilewat lho..
By by...💖👋👋

The Time Travel of Yon SooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang