[24] Rencana?

28 8 14
                                    

Bel istirahat yang sejak tadi ditunggu oleh semua murid SMA Grestal akhirnya berbunyi juga, semua murid berhamburan menuju kantin untuk mengisi perutnya yang lapar.

"Alhamdulillah," Cahaya tiba-tiba berdiri dari kursinya, sontak semua murid yang ada dikelas XI IPA menoleh kearah Cahaya termasuk Bu Sari yang sedang menjelaskan materi pelajaran.

"Ngapain kamu teriak teriak gitu?" Bu Sari menatap Cahaya bingung, Cahaya mengedarkan pandangannya ternyata banyak sekali murid yang menatapnya aneh.

"Lo ngapain ege?" bisik Alika membuat Cahaya langsung menoleh kearahnya.

Cahaya terkekeh malu menggaruk dahinya yang tak gatal, "Hehe.. Maaf Bu Sariwangi," Cahaya langsung menutup mulutnya, ia merutuki dirinya sendiri bisa-bisanya meledek guru sendiri secara terang-terangan.

"HEH APA KAMU BILANG?!" Bu Sari menatap Cahaya tajam sambil berkacak pinggang.

"Bu kapan selesai nya sih? Cacing diperut saya udah ngeluh lapar nih!" sahut Angel mengalihkan pembicaraan agar Cahaya nggak kena omel Bu Sari, "Ya gak temen-temen?" Angel menoleh kearah murid yang lain.

"Iya nih Bu saya laper, tuh anak kelas lain aja udah pada bubar masa kita mau disini terus sampai lumutan?" salah satu murid menyetujui ucapan Angel, Memet. ia mengeluh sambil memegangi perutnya yang sudah berbunyi dari setengah jam yang lalu.

Bu Sari mengikuti arah pandang Memet keluar jendela, banyak murid-murid yang sudah berhamburan keluar kelas.

Bu Sari menghela nafasnya pelan, "Yaudah deh, kalian boleh istirahat," Bu Sari membereskan buku-bukunya.

"Untung si Memet yang bilang coba kalau Cahaya, ibu nggak akan percaya," Bu Sari menatap sinis Cahaya yang sedang menyeringai tidak jelas, Lalu ia melanjutkan langkahnya menuju ruang guru.

"HUUUUU NAJIS PILIH KASIH!" Cahaya menyoraki Bu Sari yang sudah menghilang.

"Lagian lo sih Cay, pake berdiri-berdiri!" Stevi menyenggol lengan Cahaya.

Cahaya terkekeh pelan, "Sorry-sorry abisnya gue nggak sabar nyuci mata dikantin."

"Nyuci mata kok dikantin? nyuci mata tuh di laundry," ledek Lala diakhiri kekehan pelan Cahaya hanya mendengus kesal.

Yang lain hanya tertawa melihat wajah kesal Cahaya, "Eh ayo, ini jadi nggak ke kantin?" Alika menyudahi acara tawa tersebut.

"YOK GASKEUN KAWAN!" Rara antusias ia melompat-lompat seperti anak kecil.

"Tumben lo hari ini seneng banget kayaknya."

Rara yang mendengar ucapan Mutiara hanya berdecak pelan, "Yee, kayak nggak demen aja lo, liat gue girang!" Rara mengusap ujung matanya sok dramatis.

"Mengapa semua menangis?" sahut Aghnia ikut menunduk sok dramatis.

"BIASALAH!" Euis tak mau kalah.

"Padahal ku selalu tersenyum," Angel memeluk Rara sok dramatis.

"IH NGGAK MAU, NGGAK SUKA GELAY!" Stevi mengikuti gaya jijik yang sedang trend itu.

"Salah server bodoh!" Cahaya menoyor dahi Stevi pelan.

"Drama mulu, jadi ke kantin nggak?" Lala berjalan keluar kelas mendahului teman-temannya.

"EH IKUT!!" seru Cahaya dan Stevi bersamaan, langsung berlari menyusul teman-teman mereka.

***

"Eh hari ini kita makan pake uang kas ya?" Yayas bangkit dari kursi panjang kantin itu.

Alika mengangguk setuju, "Eh lo sekalian mau pesen makan?" tanya Alika kepada Yayas.

REPUBLIK SATURNUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang