[12] K-keano?

74 12 14
                                    

Tepat jam 12 tengah malam, Suara alarm berbunyi sangat keras. Sontak membuat siswa dan siswi SMA Grestal terbangun dari mimpi indahnya.

"Berisik banget sih!" protes Cahaya kesal sambil mengusap wajahnya gusar.

"Hoamm, Kenapa Cay?" tanya Stevi sambil menutup mulutnya yang terbuka akibat menguap.

"Bangke jam berapa ini, berisik banget!" seru Euis dari tenda sebelah, teriakannya terdengar sampai tenda milik Cahaya.

Tiba-tiba seseorang datang membuka resleting pintu depan tenda Cahaya, orang itu adalah Yayas.

"Tolong bangunin yang lain, Kita mau jurit malam Cay," pinta Yayas dengan suara pelan, lalu ia pergi meninggalkan tenda milik Cahaya.

"Bangsat, pake jurit malem segala gue masih ngantuk!" Cahaya memutar bola matanya malas, Ia memutar badannya, membangunkan Aghnia, Mutiara, dan Rara yang masih terlelap.

Sedangkan ditenda milik Euis, semuanya sudah siap dengan perlengkapan masing-masing kecuali Euis yang masih setengah mengantuk.

"Eh goblok jangan tidur lagi!" ucap Alika menggoyang-goyangkan tubuh Euis.

"EUIS AYO BANGUN!" seru Angel teriak cukup keras tepat ditelinga Euis, Sontak membuat sang empu terkejut setengah mati.

"Astagfirullah, kuping gue!" ringis Euis sambil mengusap-usap telinganya yang masih berdengung.

"Buruan bangun, nih senter lo," ujar Lala sambil memberikan senter kepada Euis, Euis menghela nafasnya gusar lalu menerima senter tersebut.

Mutiara membuka resleting tenda milik Alika, "Eh ada Muti," ucap Angel menoleh kearah Mutiara.

"Disuruh keluar sama Pak Suhendri, Cepet. GPL."

"GPL apaan?" tanya Euis sambil menggaruk kepalanya menggunakan ujung senter.

"Kudet lo," ledek Alika, "GPL itu Gak Pake Lama," sambungnya.

"Biasa lik, Temennya monyet mana ngerti," sahut Lala asal, Yang langsung disambut oleh gelak tawa dari Angel, Alika, dan Mutiara.

"Kampret lo!" umpat Euis.

Semua siswa dan siswi SMA Grestal yang masih mengantuk dipinta untuk berbaris dilapangan utama, dengan terpaksa mereka menuruti perintah Pak Suhendri.

"Gila, malem malem gini mau ngapain sih?" protes Galang matanya masih setengah tertutup.

"Jurit malam katanya," jawab Argi singkat.

"Gila males banget gue!" ucap Abraham sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.

Sandi merapikan rambut Abraham yang sedikit berantakan akibat ulahnya sendiri, "Ututu bebeb nya aku, gak boleh marah dong," ucap Sandi dengan nada alaynya, persis seperti perempuan.

"GELI GOBLOK," Abraham bergidik ngeri, rasanya ia ingin muntah saat ini juga.

"Gue ke toilet ya, mau cuci muka," izin Keano lalu pergi meninggalkan Alazkar yang sedang berbaris itu.

Keano melangkah kearah toilet dengan tenang, sesekali ia menatap langit yang masih dipenuhi bintang bintang.

"Hiks.. Hiks.."

Samar-samar Keano mendengar suara isak tangis dari toilet perempuan, Bulu kuduk nya merinding tapi pikirannya berusaha berpikir positif.

Keano memberanikan diri untuk mendekat, Rasa penasaran nya semakin membesar. dengan langkah hati-hati ia menuju toilet bertulisan Perempuan tersebut.

Isak tangis semakin terdengar jelas ditelinga Keano, Ia menghela nafasnya pelan. Keano mulai memberanikan diri untuk buka suara

"Halo? ada orang?" tanya Keano sedikit panik, sambil mengetuk-ngetuk pintu toilet tersebut.

REPUBLIK SATURNUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang