"Anggota lo ada yang baru pindah ke jalan soto ayam gak?" Lanjut Alika bertanya pada Galang.
"Gue," pemilik suara dingin itu kembali bersuara, Siapa lagi kalau bukan Argi Winaya.
"Gue, Argi,"
Ucapan itu membuat Mutiara kaget bukan main, Tuhkan bener ternyata dia batin Mutiara kembali bermonolog dengan dirinya sendiri
Galang menoleh kearah Argi dengan banyak tanda tanya yang sudah berkeliaran di dalam kepalanya.
Tumben-tumbenan Argi kayak gini, Biasanya dia cuma mau mendengarkan atau gak peduli sama sekali, dia baru mau ngomong kalau soal yang penting-penting saja itupun ngomongnya gak banyak banyak banget.
"Widih bebep aku kayaknya udah terbuka soal cewek nih," celetuk Sandi asal, sambil menoel pipi Argi gemas.
Argi sudah malas sekali menanggapi teman nya ini, Ia hanya memutar bola matanya jengah lalu balik kanan menuju sofa dan kembali bermain game di hp miliknya.
Galang menatap Argi sebentar lalu tatapan nya beralih pada Alika dan geng Saturnus yang masih menatap Argi dengan tatapan heran.
"Udah selesai kan urusan nanya nanya nya?" tanya Galang ketus sambil menarik kursi kayu yang tak jauh dari dirinya.
Sontak membuat tatapan geng Saturnus beralih ke Galang, "Udah kok," jawab Alika mewakili teman teman nya.
"Silahkan nona nona, Pintu keluarnya disebelah sana," sahut Zidan dengan suara yang sopan namun meledek, jari telunjuknya menunjuk pintu yang dimaksud.
"Bacot," umpat Angel dengan suara pelan, Kayaknya ia capek beradu bacot dengan Zidan yang gak ada habisnya.
"Ayo Mut, lagi pula siapa juga yang mau terus terusan disini, ewh," protes Euis sambil menarik tangan Mutiara untuk keluar.
Argi yang mendengar kata Mut, langsung menoleh ke sumber suara, "Stop," Argi bangkit dari duduknya lalu mendekati Euis dan Mutiara.
"Apa?" ucap Euis sinis.
"Gue gak ada urusan sama lo," jawab Argi to the point, Gitu ya cowok cool emang gak suka basa basi, "Lo Mutiara?" tanya Argi dengan suara dingin khas nya.
Mutiara yang kebetulan punya telinga dan telinga miliknya masih berfungsi dengan baik sontak langsung menoleh kearah Argi.
"I-iya kenapa?" ucap Mutiara sedikit gugup, bahkan Mutiara sampai menunduk malu ketika cowok itu menatapnya.
Tiba-tiba Argi langsung menarik tangan Mutiara keluar dari rooftop, Mutiara yang terkejut sontak ia meminta Argi untuk melepaskan tangan nya.
"Ikut gue sebentar, gue gak bakal macem-macem kok,"
Yang Mutiara bisa lakukan saat ini hanyalah, Pasrah.
Mutiara menoleh kearah teman-teman nya dengan tatapan yang jika diartikan Gue gak papa kok nanti gue kabarin lagi sambil mengacungkan jempolnya, berarti tanda nya ia baik baik saja.
"WOI GALANG TOLONGIN NAPA HEH ITU TEMEN LO MAU NYULIK MUTI," omel Euis sambil memukul pundak Galang histeris.
Galang yang jengah memutar bola matanya malas lalu menatap Euis dengan tatapan tajam, Euis yang sadar langsung menyeringai tak berdosa, "Canda ah elah, gak asik lo," protes Euis sambil berjalan menuju Tio.
"Lo kenapa sih mau temenan sama orang yang sok kegantengan kaya dia?" tanya Euis penasaran kepada Tio yang matanya masih fokus bermain game.
Tio hanya menggedikkan bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REPUBLIK SATURNUS
Novela Juvenil#ANTICOPASBRO!!! *** CINTA DAN SAHABAT!! Tiga kata penuh makna, berbeda bentuk, juga perincian. Jika seseorang bertanya dengan satu orang lain, mereka ingin memilih apa diantara cinta dan sahabat? tentu sulit, kecuali untuk orang yang main-main deng...