Chapter 7

1.1K 203 29
                                    

┏━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┓
Wound
┗━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┛

Edmund memejamkan mata, menunggu ajalnya menjemput. Namun setelah menutup mata sekitar satu menit lamanya, Edmund tidak merasakan apa-apa, 'mungkinkah aku sudah mati?' Batin Edmund.

Dengan perlahan, ia membuka kelopak matanya. Si Werewolf sudah tidak di hadapannya lagi, ia tergeletak dengan anak panah yang menusuk, menembus kepalanya. Edmund menoleh, melihat darimana anak panah itu berasal.

Dilihatnya Lyane, bersandar pada batang pohon dengan luka lebam di dahinya, masih memegang busur dan menatap Edmund. Dengan terengah ia bangkit dan berjalan ke arah Edmund.

"Sebaiknya kita pergi dari sini, sebelum komplotannya menyusul dan menemukan kita." Ujar Lyane sebelum berlalu.

Dengan terengah-engah, Lyane berjalan duluan menuju tempat dimana ia mengikat Snow. Saat sampai, Lyane segera memeriksa keadaan Snow, khawatir ia ikut diserang oleh Werewolf.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Lyane.

Snow seperti menampakkan raut bingung, ia mengangguk.

"Syukurlah, mari kita kembali ke kastil." Ajak Lyane sebelum naik, menunggangi Snow dan memulai perjalanan pulang.

"Lyane." Panggil sebuah suara di tengah perjalanan.
Saat menoleh, Lyane tidak menemukan siapapun.

"Ini aku, Snow yang berbicara." Lyane terlonjak.

"Snow?... kau bisa bicara?"

"Iya, maaf baru memberitahu mu... aku takut kau akan menjualku pada orang tak bertanggung jawab." Jelas Snow. Kuda bicara di Archenland memanglah jarang dan berharga mahal.

"Oh Snow... tentu saja aku tidak akan melakukan hal seperti itu, aku sangat senang mempunyai kuda bicara, itu artinya aku mempunyai teman curhat baru, yeayy!!" Lyane dan Snow pun terkekeh.

Tak terasa, mereka pun sampai di kastil anvard. Lyane manaruh Snow kembali pada kandangnya dan mengucapkan selamat malam sebelum masuk ke kastil. Niat Lyane untuk kembali ke kamarnya tertunda saat ada sebuah tangan yang menahannya.

"Kemana kau pikir kau akan pergi?" Tanya si empunya tangan yang ternyata adalah Edmund.

"Ke kamar lah, kemana lagi?" Jawab Lyane jengah.

"Obati dulu luka ku." Perintah Edmund.

"Obati saja sendiri, tanganmu lengkap, kakimu juga, manja sekali kau ini. Lagipula, aku bukan pembantumu," Tolak Lyane.

"Jika saja aku tau dimana letak ruang medis di kastil ini dan tau cara membuat racikan obat aku akan melakukannya sendiri, bodoh,"Sarkas Edmund.

"It looks like a 'you' problem," Ujar Lyane sebelum melenggang pergi.

"Oh, baiklah kalau begitu, akan ku beritahu Raja Lune apa yang kau dan Corin lakukan." Ancam Edmund.

"Kau tak ingat? No body no crime Ed, kau tak punya bukti." Jawab Lyane, masih berjalan tak peduli.

"Banyak pelayanan yang bisa ku jadikan saksi disini, dan... mungkin menambah-nambahkan ceritanya agar kau diberi hukuman." Ancam Edmund lagi, Lyane menoleh.

"Tapi itu sama saja dengan fitnah, kau tidak bisa melakukannya." Lyane mulai panik.

"Oh, ya? tentu saja aku bisa, kau lupa aku siapa?" Lyane menatap Edmund geram. Ia menghela napas sebelum berbalik dan berjalan ke arah Edmund lalu menyeretnya ke ruang medis kastil.

𝐀𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐧𝐭 -𝘌𝘥𝘮𝘶𝘯𝘥 𝘗𝘦𝘷𝘦𝘯𝘴𝘪𝘦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang