Chapter 18

1.1K 149 45
                                    

┏━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┓
Scary Little Nightmare
┗━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┛

"Apa tidak ada kamar lain?" Tanya Lyane. Lyane sempat melihat sekilas ke baju Si Penjaga, ada bordiran di bagian bahu, bertuliskan Aisha, sepertinya itu namanya.

Aisha menggeleng, "tidak, kecuali kalian mau tidur dengan badai."

"Kamar lain sudah terisi, sisanya bocor, hanya ini yang tersedia." Aisha kembali menjelaskan maksudnya saat melihat wajah bingung kedua orang di depannya.

Lyane melirik Edmund, sekamar dengannya? Yang benar saja.

"We'll take the room," celetuk Edmund.

Sebelum Lyane sempat protes, Aisha sudah mengangguk lalu pergi meninggalkannya termangu di ambang pintu. Edmund masuk duluan, menyapu pandangan ke seluruh sudut ruangan.

Luasnya hanya sekitar dua belas meter persegi. Di tengah kamar terdapat single bed dengan dua bantal yang dilengkapi meja nakas di sisi kanannya. Di kirinya terdapat pintu kayu yang sudah melapuk di beberapa bagian. Lantai kamarnya merupakan kayu reyot, beberapa bagian mengeluarkan bunyi ketika diinjak. Ada sofa kecil beladus di sebelah kanan pintu masuk, di depannya ada meja kecil. Dinding bagian dalam merupakan kayu. Debu hasil karya rayap tersebar di sudut-sudut ruangan. Jendela di sebelah kanan kasur bergedebuk dihantam angin kencang.

Lyane menghela napas lalu menyusul Edmund memasuki kamar, menaruh barang bawaan di atas meja sebelum ikut mengidentifikasi tempat beristirahatnya untuk malam ini. Lyane menahan napas saat melihat noda darah di ujung selimut yang melapisi seprei kasur. Nodanya berwarna coklat muda, kontras dengan seprei yang putih ke-abu-an.

Apa yang terjadi? Kejahatan apa yang pernah terjadi disini? Berapa orang terbunuh di tempat ini? Pikir Lyane.

Lyane meneguk ludah.
"Tidak usah khawatir, mungkin itu hanya..." kalimat Edmund menggantung.

Hanya?

"Hanya darah orang sehabis bertengkar." Edmund menyelesaikan kalimatnya dengan satu tarikan napas.

Lyane mencoba kembali menetralkan napasnya, itu hanya tinggal noda, Aisha atau penjaga kamar lain mungkin sudah membersihkannya.

Lyane tersentak saat mendengar suara pintu terkunci.

"Kau tidak mau ada orang masuk lalu membunuhmu dan mengotori selimut itu dengan darahmu kan?" Kata Edmund setelah Lyane menatapnya tajam.

Tatapan Lyane semakin tajam, namun kali ini disertai tautan alis. Beberapa detik kemudian Lyane memutuskan untuk tidak menghiraukan Edmund dan menggeleng.

"Yah, setidaknya ada sofa... salah satu dari kita bisa tidur di sana." Lyane menunjuk sofa beladus yang terdapat robekan, di beberapa bagian busanya bahkan sudah mencuat keluar.

"I take the bed," ucap Edmund dan Lyane bersamaan.

"Aku kira kasur ini terlalu kumuh untuk seorang raja."

"Kasur itu jelas lebih baik dari pada sofa... hey, kenapa kita tidak berbagi saja? Kasurnya cukup besar untuk kita berdua." Edmund mengusulkan.

𝐀𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐧𝐭 -𝘌𝘥𝘮𝘶𝘯𝘥 𝘗𝘦𝘷𝘦𝘯𝘴𝘪𝘦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang