┏━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┓
Revel
┗━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┛Pesta besar diadakan pada malam itu di halaman istana, pesta terbuka yang memperbolehkan rakyat untuk ikut bergabung dan bersenang-senang. Lusinan lentera bersinar, membantu rembulan menerangi kelamnya malam. Kudapan-kudapan, mulai dari yang ter-ringan sampai yang terberat dihidangkan, anggur, dengan ataupun tanpa alkohol mengalir di air terjun kecil. Kisah-kisah diceritakan, berbagai lelucon dilontarkan, gelak tawa terdengar riuh, air mata bahagia bertetesan dari wajah-wajah sumringah para rakyat.
Namun semua itu terdengar kabur di telinga Lyane. Dengan gelas anggur tanpa alkohol di genggamannya dan punggung yang bersandar pada sebatang pohon —meskipun punggung Lyane bersentuhan langsung dengan pohon dikarenakan gaunnya yang backless, tapi dirinya tetap merasa nyaman. Lyane menyendiri, bersembunyi di balik bayangan. Corin terlihat asik berdansa ria dengan Ratu Lucy, gerakan dansa mereka tampak berantakan namun gembira, Cor dan Aravis sedang bersenda gurau bersama Raja Lune. Mata Lyane terhiasi oleh pemandangan indah nan bahagia, berbanding terbalik dengan apa yang dirasakannya. Gundah, bingung, marah dan rasa bersalah membuat dirinya tidak bergairah untuk berpesta.
"Apa yang kau lakukan disana?" Suara berat Edmund mengacaukan semua rancangan strategi dan skenario yang Lyane buat di kepalanya.
"Minding my own business," Decak Lyane.
"Not enjoying the revel, i see." Edmund ikut bersandar di sebelah Lyane.
Lyane tidak menghiraukan Edmund dan kembali melanjutkan rancangan strategi di kepalanya. Keheningan tercipta selama beberapa saat, ketika mulut Edmund terbuka, hendak memulai percakapan, alunan musik tiba-tiba berubah, fiddle mulai dimainkan, nada yang tadinya energetik dan ramai berubah menjadi lebih santai dan pelan. Edmund memilih untuk mengatupkan lagi mulutnya dan menelan kalimat yang akan ia lontarkan.
"Edmund!" Panggil Ratu Lucy, melirik kesana-kemari. Lucy tidak bisa melihat Edmund dan Lyane yang tenggelam oleh bayangan, tapi Lyane dan Edmund bisa melihat Lucy dengan jelas.
Edmund menyenggol bahu Lyane sebelum beranjak menuju Lucy, tapi setengah jalan dia berhenti dan berbalik lalu menarik tangan Lyane, menyeretnya ke arah Corin dan Lucy.
"Apa yang kau lakukan? Hey!" Protes Lyane.
"Kau dipanggil juga, bodoh," jawab Edmund singkat.
Entah memang Lyane yang terlalu larut dalam pikirannya atau Edmund yang berbohong, tapi Lyane sama sekali tidak mendengar namanya disebut.
"Disana kau rupanya! Dari mana saja?" Tanya Lucy setelah Lyane dan Edmund sampai di hadapannya.
Corin melirik Lyane sekilas sebelum tatapannya beralih turun ke tangan Edmund yang masih menggenggam pergelangan tangan Lyane, sadar akan arah pandang Corin, Lyane segera menepis tangan Edmund.
"Ah, benarkan tebakanku? Kalian berkencan!" Telepati Corin dengan senyum culasnya, bagai mengejek Lyane.
"Never. Even in your wildest dreams," Balas Lyane.
"Kalian tiba tepat waktu, dansa utama akan segera dimulai," ucap Lucy dengan gembira.
Dansa utama (slow dancing) memang sudah menjadi tradisi di Narnia dan Archenland, setiap pesta —entah itu pesta rakyat atau pejabat— pasti selalu diadakan dansa utama. Keluarga kerajaan wajib melakukan dansa utama kecuali ada keadaan tertentu yang membuat mereka tidak bisa berdansa, jika keluarga kerajaan tidak berdansa saat acara dansa utama mereka akan dianggap angkuh dan tidak sopan.
"Baiklah, aku akan kembali menonton di tempatku," ucap Lyane.
"Heh," Peringat Corin.
"Apa? Aku kan bukan keluarga kerajaan," bela Lyane.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐧𝐭 -𝘌𝘥𝘮𝘶𝘯𝘥 𝘗𝘦𝘷𝘦𝘯𝘴𝘪𝘦
Fanfiction𝗮𝗿·𝗿𝗼·𝗴𝗮𝗻𝘁 /ˈ𝘦𝘳əɡə𝘯𝘵/ 𝘢𝘥𝘫𝘦𝘤𝘵𝘪𝘷𝘦 having or revealing an exaggerated sense of one's own importance or abilities. ⊱ ────── {⋆❉⋆} ────── ⊰ Kesan pertama adalah hal yang paling penting saat bertemu...