┏━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┓
Showtime {2}
┗━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┛"Bagaimana aku bisa mempercayaimu?" tanya Lasaraleen.
Lyane menghela napas, "baiklah, namaku Lyane Rosemarine, aku berasal dari Archenland. Benda berharga milik Archenland hilang setelah perang yang disebabkan oleh penyerangan Rabadash. Aku bukan ingin menuduh, namun aku hanya ingin memastikan, apakah benda itu ada di sini atau tidak. Aravis bilang kau mungkin bisa membantu," jelas Lyane.
"Biarkan aku membaca suratnya." Lasaraleen mengambil surat Aravis dari tangan Lyane lalu membukanya dengan perlahan.
Lyane memperhatikan ekspresi wajah Lasaraleen yang berubah-ubah saat membaca surat dari Aravis.
"Oh, Aravis sayang, syukurlah bila kabarnya baik-baik saja... baiklah, apa yang kau butuhkan?" Ujar Lasaraleen setelah selesai membaca surat dari Aravis.
"Aku perlu mengetahui tempat-tempat Rabadash menaruh barang berharga di Tashbaan, juga denahnya." Lyane berusaha untuk menjelaskannya dengan singkat namun tetap jelas.
"Sepertinya aku bisa memberimu salah satu salinan denah Tashbaan, suamiku menyimpan beberapa di sekitar sini." Lasaraleen bergegas mencari denah tersebut di laci-laci kamarnya. Lyane menunggu sambil meremas pakaian pinjamannya, memperhatikan Lasaraleen yang sibuk menggeledah kamarnya sendiri.
"omong-omong, ada apa sehingga jalanan menuju kemari sangatlah padat dan ramai?" Tanya Lyane, mencairkan suasana.
"kami sedang membagi-bagikan bahan pokok pada rakyat, itu sudah menjadi tradisi setiap kali kami akan melakuakan pesta, agar rakyat berhenti memprotes dan berkata bahwa kami hanyalah orang-orang kalangan atas yang tidak bertanggung jawab dan senang berfoya-foya." jelas Lasaraleen, masih sambil menggeledah kamarnya.
"memangnya ada pesta dalam rangka apa?" Lyane kembali mengulik informasi.
Lasaraleen berhenti sejenak. "entahlah, para Tarkaan ingin merayakan sesuatu yang tidak ku mengerti."
'mungkin saja merayakan bahwa mereka berhasil mendapatkan diadem Ratu Helen' pikir Lyane.
"pukul berapa pestanya dimulai?" tanya Lyane.
"sepertinya sekitar pukul tujuh malam, semua Tarkaan dari kota-kota besar di Calormen akan diundang" Lasaraleen kembali menggeledah.
"ini!" seru Lasaraleen ketika berhasil mendapatkan gulungan kertas dari laci di dalam lemarinya. Ia membuka gulungan kertas tersebut untuk memastikan itu adalah salinan denah yang ia maksud.
"ya, ini adalah salah satu salinan denah Tashbaan terbaru milik suamiku." Lasaraleen menyodorkan gulungan tersebut pada Lyane.
Lyane membuka gulungan itu, memastikan untuk sekali lagi. Setelah yakin bahwa itu adalah denah yang ia butuhkan, ia segera menggulungnya lalu penyellipkan gulungan denah tersebut ke dalam saku pinggang yang ia sembunyikan di bawah rok pelayaan.
"Terimakasih banyak Lasaraleen, kebaikanmu akan selalu kami ingat." Lyane menjabat tangan Lasaraleen.
"tentu saja, akan ku lakukan apa saja demi Aravis ku sayang." Lasaraleem membalas jabatan tangan Lyane.
Lyane berjalan ke arah balkon kamar Lasaraleen, lalu memeriksa keadaan. Senyum lega terbit di bibirnys ketika melihat Edmund sudah berjaga di bawah balkon kamar Lasaraleen. Selembar daun diturunkan, Lyane mengirim pesan pada Edmund untuk mengetahui apakah situasi benar-benar aman. Edmund menengok ke atas, setelah ia melihat Lyane, ia mengetuk tongkat besi dari seragam penjaganya ke dinding batu dengan pelan, namun cukup keras untuk sampai ke telinga Lyane.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐧𝐭 -𝘌𝘥𝘮𝘶𝘯𝘥 𝘗𝘦𝘷𝘦𝘯𝘴𝘪𝘦
Fanfiction𝗮𝗿·𝗿𝗼·𝗴𝗮𝗻𝘁 /ˈ𝘦𝘳əɡə𝘯𝘵/ 𝘢𝘥𝘫𝘦𝘤𝘵𝘪𝘷𝘦 having or revealing an exaggerated sense of one's own importance or abilities. ⊱ ────── {⋆❉⋆} ────── ⊰ Kesan pertama adalah hal yang paling penting saat bertemu...