Chapter 1

2.3K 234 6
                                    

┏━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┓
Converge
┗━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┛

Hoaamm

Suara bising di luar membangunkan tidur nyenyak Lyane. Dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya, Lyane berjalan gontai menuju jendela, melihat apa alasan di balik suara bsing yang membangunkannya.

Lyane terbelalak saat melihat orang orang sedang menampilkan adat penyambutan untuk keluarga kerajaan, ia bergegas mandi dan berganti pakaian. Keluarga kerajaan Archenland pulang jauh lebih cepat dari yang Lyane duga.

Setelah Lyane mandi dan memastikan dirinya layak, Lyane keluar dengan senyum di wajahnya.

"Liaaaa!!!" Teriak sahabatnya, Pangeran Corin sembari merentangkan tangan.

"Coriinnn!!" Lyane membalas pelukan sahabatnya tersebut.

Mereka melakukan tos persahabatan mereka. Banyak wanita yang melihat iri ke arah Lyane. Kebanyakan dari mereka adalah wanita yang menyukai Corin dan mengira Lyane dan Corin lebih dari sekedar sahabat.

"Bagaimana kunjungannya?" Tanya Lyane.

"Seru! Kau tak akan percaya dengan apa yang terjadi saat aku di Tashbaan." Jawab Corin.

"Awas saja kalau kau tak cerita!"

Perbincangan singkat mereka terhenti saat Raja Lune datang bersama tiga orang yang Lyane tak kenal sama sekali.

"Yang mulia" Lyane menunduk.

"Lyane, bagaimana kabarmu nak?" Tanya sang Raja.

"Baik, yang mulia."

Raja Lune menangkap gelagat Lyane yang bingung dengan kedatangan tiga orang yang tidak dikenali Lyane, segera ia mengenalkan Lyane pada ketiga orang tersebut.

"Lyane, ini Raja Agung Peter, Ratu Susan, dan Ratu Lucy dari Narnia."

Lyane menatap heran, 'mereka terhitung muda untuk menjadi raja dan ratu' pikirnya. Sadar perbuatannya kurang sopan, Lyane segera menunduk hormat, "Your highness."

"Hai" sapa Ratu Lucy, menyodorkan tangannya.

Dengan ragu, Lyane menyambut sodoran tangan Ratu Lucy, Lyane merasa aneh karena jarang sekali keluarga kerajaan yang menjabat tangan rakyatnya.

"Aku Lucy, nama mu?" Tanya Ratu Lucy dengan senyum sumringah.

"Lyane, yang mulia, Lyane Rosemarine." Jawab Lyane.

"Senang bertemu denganmu, Lyane." Kata Ratu Lucy, masih dengan senyum sumringahnya.
Mereka -kecuali Lyane dan Corin- pun beranjak memasuki kastil.

"Kunjungannya lebih cepat dari dugaanku." Mulai Lyane.

"Yah, setelah melihat Pangeran Rabadash yang sebenarnya, Ratu Susan membatalkan pertunangannya, jadi kita terpaksa kembali dengan sembunyi sembunyi." Jelas Corin.
Lyane hanya termangut-mangut mendengarnya.

"Ayo masuk." Ajak Corin kemudian.

"Kau duluan saja, aku masih ingin menonton penutupan adatnya." Corin mengangguk lalu pergi memasuki kastil.

Tak lama kemudian datang seorang pria. Wajahnya terlihat letih dan bercucuran keringat, napasnya pun terengah-engah.

"Nih, taruh kudaku ke istal." Ujar pria itu tiba-tiba.

"Kau bicara padaku?" Tanya Lyane sambil menunjuk dirinya.

"Iya lah, siapa lagi bodoh?" Jawab pria itu dengan alis bertaut.

"heh! Pria tak tahu diri! Tangan mu lengkap, kaki mu juga, tak bisa kah kau menaruh nya sendiri?! Lagi pula siapa kau menuyuruh-nyuruh orang seenaknya?!." Semprot Lyane kesal.

Mendengar nada bicara Lyane, kerutan di kening pria itu semakin dalam. "Hey! Jaga sikapmu, aku ini-"

"Edmund!" Panggil Raja Peter, memotong ucapan pria itu.

Lyane merasa heran, mereka terlihat akrab, apakah mungkin pria ini tangan kanan Raja Peter? Pikir Lyane.

Pria yang bernama Edmund memberi Lyane tatapan tajam, seperti mengatakan 'urusan kita belum selesai' lalu pergi menghampiri Raja Peter.

Seorang pelayan istana datang dan menangani kuda Edmund. Dengan darah masih mendidih, Lyane berjalan masuk ke kastil sambil misuh betapa kesal nya ia dengan pria tak tahu diri bernama Edmund itu.

Corin yang baru mau memanggil Lyane untuk masuk, keheranan. "Ada apa denganmu?" Tanyanya.

"Huft, ada pria arogan yang sangat menybalkan. Apakah kau percaya? Dia mengataiku bodoh!" Luap Lyane.

"Yang mana orangnya?" Tanya Corin.

"It-" saat mau menunjuk, Lyane baru ingat pria itu dipanggil Raja Peter.

"Sudah tak disini orangnya, tadi dia dipanggil Raja Peter." Jelas Lyane.

"Oohh... yasudah, ayo, makan siang sebentar lagi dihidangkan." Ajak Corin.

Corin menahan lengan Lyane ketika Lyane berniat pulang. "E-e-eh Mau kemana?" Tanyanya.

"Pulang" jawab Lyane.

"Ayah mengundangmu makan siang di kastil." Belum sempat menjawab apa-apa, Lyane sudah ditarik masuk oleh Corin.

┏━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┓
To be continue...
┗━━━━━✦❘༻༺❘✦━━━━━┛











{a/n}
Cerita baruu~
Ini baru awal pertemuan, semoga kalian betah dan enjoy sama ceritanya.
Kasih tau ya kalau ada yang kurang jelas/typo. Vote nya juga jangan lupa ;)
—mvffinx

𝐀𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐧𝐭 -𝘌𝘥𝘮𝘶𝘯𝘥 𝘗𝘦𝘷𝘦𝘯𝘴𝘪𝘦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang